Chapter 21

15.6K 1.2K 137
                                    

Sorry for typo
😊

Sebelumnya...

Tanpa Jungkook tahu, ada seorang laki-laki berbaju perawat masuk ke ruangan itu. Wajahnya tertutup oleh masker. Ia mengambil sebuah botol dari sakunya. Dan memasukannya ke dalam tas yang berisi barang-barang Jungkook. Setelah itu ia keluar keluar dari ruangan itu dengan hati-hati.

***

Yoongi mengambil nafas panjang sebelum memasuki ruangan direktur. Ia tau permasalahan apa yang sampai membawanya masuk keruangan itu. Saat masuk, dapat Yoongi lihat Minhyun berdiri disana sambil menundukan kepalanya.

"Kalian pasti sudah tahu alasan aku memanggil kalian berdua. Jadi, sekarang... jelaskan semuanya." Direktur Jung menatap Yoongi dan Minhyun bergantian. Tangannya di lipat di depan dada.

Yoongi mengatur nafasnya sesaat sebelum menjawab. Ia melirik kearah Minhyun yang masih menunduk. Ia yakin, Minhyun tidak akan berani menjawab pertanyaan itu. "Sample racun itu hilang. Dan kami tidak bisa menemukannya", ucap Yoongi.

BRAK

Direktur Jung menggebrak meja dengan kencang. Membuat Yoongi dan Minhyun tersentak kaget. Mukanya merah padam. Rahangnya mengeras. "Tentu saja kalian tidak menemukannya. MENCARINYA SAJA TIDAK.
MEMANGNYA AKU TIDAK TAU APA YANG KALIAN LAKUKAN HAH!"

Yoongi mengepalkan tangannya. Kesal. Direkturnya ini memang selalu bicara seenaknya. Ia tidak tau bahwa selama ini mereka mencarinya. Bahkan Yoongi pernah meninggalkan Jungkook seharian hanya untuk mencari sample itu. Tapi tetap hasilnya Nihil.

"Kalian selalu saja bermalas-malasan. Kenapa kalian tidak pernah berkerja dengan benar eoh? Aku tau apa saja yang kalian lakukan. Ini adalah rumah sakit. Kalian bekerja disini. Banyak orang yang membutuhkan kemampuan kalian sebagai dokter. Tapi apa, kalian malah bermalas-malasan..." Direktur Jung menjeda perkataannya. Matanya menatap Minhyun tajam. "Aku pernah melihat mu sedang duduk di rooftop rumah sakit." Direktur Jung menunjuk Minhyun. Ia berdecak kesal. Yoongi tahu apa yang Minhyun lakukan disana. Saat ada masalah Minhyun selalu datang ke rooftop untuk menenangkan dirinya.

"Dan kau-" jarinya kini menunjuk Yoongi. "- kau selalu menghilang. Sebenarnya apa yang kau lakukan. Kau ini seorang dokter dan senior untuk para junior mu. Seharusnya kau memberikan contoh yang baik bagi mereka. Bukannya malah bermalas-malasan". Yoongi menatap Direktur Jung datar. Sebenarnya amarahnya sudah memuncak sejak tadi. Tapi ia menahannya, ia tidak ingin membuat kekacauan dirumah sakit ini hanya karena meladeni omongan Direktur Jung.

"Ada urusan penting yang harus saya urus". Direktur Jung tertawa remeh mendengar jawaban Yoongi. "Urusan penting? Urusan apa yang kau maksud Yoon. Aku tau beberapa hal 'penting' yang kau maksud". Direktur Jung maju beberapa langlah mendekati Yoongi. "Urusan yang mana? Apakah tidur adalah urusan penting? Apapun urusan mu itu, bagiku itu sama sekali bukan hal yang penting"

Yoongi menatap tajam Direktur Jung. Habis sudah kesabaran Yoongi. Tangannya terkepal kuat. Ingin rasanya Yoongi memukul wajah Direktur Jung. Ia tak peduli lagi siapa orang yang berada di depannya ini. Secara tidak langsung, Direktur Jung mengatakan Jungkook sama sekali tidak penting.

Tangan Yoongi terangkat perlahan. Dengan cepat Minhyun menggengam tangan Yoongi. Ia tahu saat ini kesabaran Yoongi sudah habis. Dan siap menerkam siapa saja. "Maaf. Kami akan mencari sample itu lagi . Kami permisi." Minhyun menarik tangan Yoongi. Membawanya pergi dari ruangan itu. Sebelum pergi, Yoongi menatap Direktur Jung tajam.

Minhyun menarik Yoongi menuju taman rumah sakit. Sepanjang jalan, segala macam umpatan keluar dari mulut Yoongi. Seperti sekarang ini. Orang-orang memandang Yoongi aneh, karena mengumpat tidak jelas. "Dasar brengsek... tidur katanya... memangnya urusan penting ku hanya tidur. Memangnya dia tau apa tentang ku. Dasar minion jelek... sudah botak, pendek, menyebalkan lagi. Enak sekali bicaranya. Dia sama sekali tidak menghargai kita. Yang bisa dia lakukan hanyalah marah-marah tidak jelas. Aish... sial! Telinga ku panas mendengar ocehannya. Jika dia bukan Direktur, sudah ku cincang dia sejak tadi."

Hyung... Jebal! √Onde histórias criam vida. Descubra agora