Chapter 22

12.9K 1.1K 86
                                    

Sorry for typo
😊

Sebelumnya...

Sakit kepalanya telah hilang. Tapi, tenaganya terkuras habis. Jungkook terkulai lemas diatas kasur. Nafasnya tersenggal-senggal. Keringat dingin membanjiri seluruh tubuhnya. Matanya terpejam. Seluruh tubuhnya lemas tak bertenaga. Jungkook memutuskan untuk memejamkan matanya. Membawanya pergi ke alam mimpi.

***

Pagi menjelang. Hari ini adalah hari libur, rencananya Jungkook akan mengerjakan tugas-tugas rumah yang terbengkalai. Belum lagi, ia harus mencari kamera tersembunyi yang tersebar di rumahnya. Jungkook mengedarkan pandangannya ke seluruh rumah. Sepi dan gelap. Itu yang ia dapatkan. Ini masih terlalu pagi untuk menjalankan aktifitas.

Jungkook melangkahkan kakinya menuju gudang. Ia ingin mengambil peralatan yang dibutuhkan untuk membersihkan rumah. Jungkook berjalan melewati dapur yang berada di samping tangga.

"Mau kemana?"

Seketika Jungkook menghentikan langkahnya. Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri. Mencari si pemilik suara. Hingga matanya melihat Yoongi yang kini bersender di kulkas.

"Hyung...". Tubuhnya menegang seketika. Matanya bergerak gelisah. Sejenak ia merutuki hyungnya, tidak biasanya hyung yang satu itu bangun pagi. Biasannya Yoongi akan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk berkencan bersama kasur.  Jungkook berusaha memutar akalnya mencari alasan yang bagus supaya ia bisa kabur dari hadapan Yoongi.

"Kenapa hyung bisa ada disini ?" Jungkook berusaha menetralkan jantungnya. Ia sangat gugup saat ini. Yoongi mengerutkan keningnya. Sejak awal Yoongi sudah bisa mencium gelagat aneh Jungkook. Yoongi diam tak menjawab pertanyaan Jungkook, ia melangkahkan kakinya mendekati Jungkook yang mematung. Dan tanpa Jungkook sadari ia menahan nafasnya. Yoongi menaikan sebelah alisnya merasa aneh dengan sikap sang adik.

"Memangnya kenapa jika aku disini?". Dengan perlahan Jungkook memundurkan langkahnya. Ia dapat merasakan aura kelam Yoongi. "Ku tanya sekali lagi. Mau kemana pagi-pagi begini?". Jungkook meneguk salivanya kasar. Kalau Yoongi sampai tahu niatnya hari ini, ia yakin akan dikurung di dalam kamar selama seharian penuh.

Yoongi menyadari sesuatu, dengan cepat ia melihat jam yang melingkar manis di tangan kanannya. "Ah... aku tahu apa yang ingin kau lakukan." Yoongi menyeringai. Jungkook mundur teratur. Ia sudah menyiapkan diri untuk berlari ke kamar. Tinggal beberapa langkah lagi Yoongi sampai ke tempat Jungkook. Jungkook langsung memutar balik tubuhnya dan berlari. Belum sempat ia lari, kerah bagian belakangnya di tarik keatas layaknya seekor kucing. "Ampun hyung... lepaskan aku...". Kini tangan Yoongi beralih menuju telinga Jungkook.

"Akh... hyung... appo... akh... lepaskan... hyung...". Jungkook meringis kesakitan saat Yoongi menarik telinganya. Yoongi tersenyum penuh kemenangan. Tak sia-sia ia bangun pagi. "Kau baru saja keluar dari rumah sakit. Dan sekarang kau ingin bersih-bersih. Tidak. Tidak. Aku tidak mengijinkannya". Yoongi menarik Jungkook kembali ke kamarnya.

**

Jungkook memajukan bibirnya kesal. Tangannya kini menutupi kedua telinganya. Saat ini ia duduk di pinggiran kasur sambil menatap Yoongi tajam. Yang di tatap terkekeh pelan. "Tetap lah disini jangan kemana-mana mengerti". Jungkook memalingkan wajahnya. Ia masih kesal dengan Yoongi. Mulutnya bergumam pelan, mengucapkan sumpah serapah untuk Yoongi.

"Ayolah hyung ijinkan aku ne... hanya sebentar saja". Jungkook mengayun-ayunkan tangan Yoongi. "Tidak. Aku akan meminta Min ahjumma untuk membersihkan rumah". Jungkook memajukan bibirnya. Membuat Yoongi gemas. Dengan cepat tangan putihnya mendarat di pipi Jungkook dan menariknya. "Akhh... appo... hyung..."

Hyung... Jebal! √Where stories live. Discover now