Chapter 25

13.6K 1.1K 54
                                    

Sorry for typo
😊

Sebelumnya...

Ia senang karena akhirnya bisa melihat tingkah konyol Taehyung lagi. Tak ada lagi muka suram, tak ada lagi kesunyian. Kini Taehyung nya telah kembali menjadi Taehyung yang berisik, konyol dan lucu.

***

Jin terlihat sibuk di mejanya. Sedari tadi matanya tak lepas dari monitor dihadapannya. Jari-jarinya menari-nari diatas keyboard dengan lincah. Raut mukanya amat serius. Ia harus menyelesaikan pekerjaan ini secepatnya. Ia ingin ada di rumah sebelum pergi ke pernikahan Hyujin.

Pekerjaannya yang super padat ini membuatnya lelah. Ia ingin cepat-cepat pulang dan berkumpul bersama dongsaenya. Ia merasa khawatir dengan dongsaengnya karena kejadian buruk yang terus-menerus berdatangan.

Jin merenggangkan kedua tangannya sebelum tubuh tegap itu bersandar di kursi kebesarannya. Kepalanya menengadah menatap langit-langit. Pikirannya menerawang jauh ke depan. Kenangan-kenangan indah di masa lalu kini terputar jelas di otaknya. Jujur saja ia merindukan eomma dan appanya. Ia membutuhkan mereka.

Jin ingat, saat kelahiran Yoongi dulu ia sangat senang sampai-sampai ia menjadi sangat overprotectife terhadap Yoongi. Jin yang mengatur semua keperluan Yoongi. Eommanya saat itu gemas sendiri melihat tingkah laku anak sulungnya.

Jin menghela nafas pelan. Beberapa hari terakhir ini ia sangat sulit bertemu dengan Yoongi. Saat Jin pulang kerumah, Yoongi masih berada di rumah sakit. Saat Jin pergi ke kantor, Yoongi sudah ada di rumah sakit. Dan begitu seterusnya. Ia merasa sekarang Yoongi lebih sibuk dibanding dirinya.

Ia pernah mendapati wajah kusut Yoongi saat dirinya sedang mengambil minum di dapur. Jas dokter kebangaan Yoongi masih melekat ditubuh mungilnya. Dan tas hitam berada di gengamannya. Ia tidak menyadari keberadaan Jin dan melewatinya begitu saja. Jin hanya diam saja melihat keadaan memprihatinkan sang adik.

Jin jadi khawatir dengan kesehatan Yoongi akhir-akhir ini. Semakin hari wajahnya semakin pucat saja. Seharusnya ia saja yang menyiapakan makanan, mungkin ia juga bisa memaksa Yoongi untuk beristirahat dirumah. Ah, sifat protectife nya keluar lagi. Sudah lama ia tidak berbicara dengan Yoongi. Mereka hanya bertemu saat semuanya sedang berkumpul. Tapi tidak dengan hari libur. Yoongi lebih memilih menghabiskan waktu di kamar dari pada menghabiskan waktu bersama yang lainnya.

Tapi tidak dengan hari ini. Pagi-pagi sekali ia sudah melihat Yoongi duduk rapi dengan segelas kopi di depannya. Ia sempat mengeryitkan keningnya. Sekarang jelas-jelas hari libur. Tapi dengan ajaibnya Kim Yoongi terduduk rapi di tempatnya. Ia hanya menyapa Yoongi saat itu karena ia sedang terburu-buru. Tapi saat mendengar namanya dipanggil oleh Yoongi, Jin menghentikan langkahnya. Ia berbalik dan menemukan Yoongi berjalan ke arahnya sambil membawa sebuah kotak bekal.

"Jaga kesehatan mu." Katanya sambil menyerahkan kotak bekal itu dan pergi begitu saja sambil membawa tas hitamnya.

Jin melirik ke arah kotak bekal yang tadi Yoongi berikan. Hari sudah semakin sore dan ia belum menyentuh makanan itu sama sekali. Yoongi itu sama seperti dirinya. Ia akan marah saat salah satu dari mereka mengabaikan kesehatannya. Jin meringis pelan saat menyadari bahwa dirinya nanti akan mendengar ocehan panjang Yoongi yang tidak akan habis.

Jin memutuskan untuk memakan makanan itu. Belum sempat ia membuka kotak bekal itu ponsel di sampingnya berbunyi. Nomor asing tertera di ponselnya.

"Yeoboseyo, nugusijio? (Halo, siapa ini)

"Hyung, ini aku Minhyun."

"Ah... ada apa menelpon?"

Hyung... Jebal! √Where stories live. Discover now