스물넷

1.4K 196 74
                                    

Seonho menyukai musim dingin. Entah kenapa rasanya lebih baik dibandingkan musim panas. Hanya saja, dingin yang Seonho sukai tidak berlaku jika itu adalah Guanlin. Ia benar-benar tidak suka kekasihnya itu bersikap acuh tak acuh, dingin. Seperti saat ini.

Woojin dan Hyungseob menyusun pertemuan Seonho dan Guanlin pagi ini sejak lusa. Mereka benar-benar menyiapkan ini semua dengan baik, sehingga Seonho pun perlu menyiapkan apa saja yang harus dikatakannya pada Guanlin saat ini sejak kemarin. Tapi sayang, semua kalimat yang tersusun dalam pikirannya lenyap setelah melihat Guanlin yang berbeda.

"Ada satu hal yang ingin aku tanya," Seonho memberanikan diri bicara, "bagaimana hubungan kita?"

"Kamu pikir kita masih ada hubungan?" Guanlin menjawab tanpa sedikitpun menatap Seonho.

"Aku- aku tidak tahu," hati Seonho sakit, "tapi aku berharap kita baik-baik saja, Kak."

"Aku nggak bakal bisa baik-baik sama kamu, kalau kamu juga main belakang."

"Oh, jadi apa yang dibilang Kak Woojin itu benar, ya? Kakak salah paham."

Guanlin diam.

"Yook Sungjae, dia kakak kelasku di La Guardia. Sama sekali nggak ada hubungan sama aku kecuali kak-"

"Sudah, deh, Ho. Kamu mau makan apa yang kamu pesan ini atau tetap bicara omong kosong?"

Seonho tersenyum, "Aku nggak bakal lepasin Kak Guanlin buat Kak Somi."

"Ngomong apa, sih?"

"Aku masih sayang Kak Guanlin dan aku yakin begitu sebaliknya. Jangan berpura-pura bahagia tanpaku!" Seonho tersulut emosi.

"Sebegitu besar rasa percaya dirimu, huh?" Guanlin tersenyum miring, "menyedihkan."

Seonho terdiam. Matanya memanas.

"Baik, maaf mengganggu waktu kakak."

Seonho tidak tahan lagi, ia pergi tanpa menunggu jawaban Guanlin.

"Maaf, Seonho."




-Cigarette-




Seonho menyeret koper abu-abunya. Berbeda dengan terakhir kali, kini Seonho tidak lagi ditemani Guanlin, mantan kekasihnya.

Terhitung sudah tiga kali ibunya menanyakan lelaki tinggi itu. Tiga kali pula Seonho memilih untuk tidak menjawab.

"Ah~ waktu berlalu cepat sekali."

Ia mengetik salam perpisahannya kepada Hyungseob dan Minhyun. Tentu saja, ia sangat ingin mengirimkannya pula kepada Guanlin. Tapi, ia tidak yakin apakah Guanlin masih mau membaca pesannya.

Setelah selesai mengirim pesan, ponselnya berdering. Sungjae meneleponnya.

"Halo?"

"Iya, Seonho. Apa sudah berangkat?"

"Aku baru akan pergi ke bandara, Kak."

"Kamu kurang tidur?"

"Tidak."

"Kenapa tidak semangat begitu?"

"Perasaan Kak Sungjae saja," Seonho tertawa dipaksakan.

"Baiklah. Sampailah dengan selamat dan bantu aku menyusun surprise untuk ulang tahun Joy!"

Cigarette +guanhoOnde histórias criam vida. Descubra agora