열다섯

1.6K 322 103
                                    

Sama seperti minggu-minggu sebelumnya, Seonho tidak absen untuk menyambangi rumah sakit dan menjenguk Guanlin. Guanlin lebih tenang jika Seonho di sampingnya, bahkan ia selalu berusaha menahan sakit yang ia rasakan akibat kemoterapi yang pertama. Ia terus berpikir bahwa, untuk apa meringis kesakitan dan terlihat menyusahkan di hadapan orang lain ketika kesempatan melihat mereka mungkin hanya satu kali lagi?



Satu hari sebelum kemoterapi Guanlin yang kedua, Seonho tidak masuk sekolah. Ia mendapat kabar bahwa nafsu makan Guanlin kembali buruk, Guanlin semakin resah. Ia takut, esok hari adalah yang terakhir, bahkan sebelum ia dapat membahagiakan orang tuanya dan memerlakukan Seonho dengan baik.



"Makan, yuk, Kak," Seonho datang dengan nampan makanan Guanlin.



Guanlin menggeleng lemah, "Aku sudah tahu, itu bubur lagi."



"Kak Guanlin nggak mau makan karena bosan sama makanannya?" Seonho duduk di kursi samping ranjang Guanlin, "Kak Guanlin mau makan apa? Biar Seonho tanyakan dokter boleh atau nggak."



"Nggak usah berusaha terlalu keras lagi, Ho," Guanlin tersenyum, dipaksakan, "percuma."



"Kak Guanlin apa-apaan sih?" Seonho kesal, "aku sudah pernah bilang kalau aku nggak suka Kak Guanlin ngomong dan bahas kaya gitu lagi."



Guanlin diam.



"Kalau kakak cuma pengin Seonho pergi, oke. Tapi bukan kaya gini caranya."



"Bukan, Ho.."



"Aku pengin banget Kak Guanlin sembuh," Seonho menggenggam tangan Guanlin, "kakak sudah berjuang sampai di sini, aku harap kakak mau lanjut berjuang."



"Tapi Ho.."



"Apapun yang terjadi, Seonho dan yang lainnya tetap di sini. Jangan khawatir lagi."



"Seonho, sini."



"Hm?"



"Sini."



Seonho mendekat ke arah Guanlin dan...



Cup



Cigarette +guanhoWhere stories live. Discover now