Perfect

6.8K 311 2
                                    

Alvaro tersenyum simpul. Rumahnya menjadi cukup ramai malam ini. Rumah yang tidak terlalu besar milik Alvaro ini dipenuhi oleh keluarga mereka berdua. Baik keluarga Legiand atau pun Dimitra. Mereka semia berkumpul untuk memberikan selamat pada pasangan Al yang akan mempunyai bayi kembali

"Va! Ngapain lo bengong disana? Gue udah haus ini!" Teriak Alexander

Alvaro menggelengkan kepalanya, dia memberikan minuman kaleng di tangannya pada sahabat sekaligus kakak iparnya. Alexander merangkul pundak Alvaro dan terkekeh geli

"Selamat jadi bapak lagi" ujar Alexander

"Thanks"

"Hitungannya anak keberapa?"

Alvaro tertawa membuat Alexander dan keluarga mereka heran. Mereka semua menatap Alvaro yang masih belum berhenti tertawa. Allecia mendekati suaminya dan menepuk pelan lengan Alvaro

"Kamu kenapa?" Tanya Allecia

"Hah? Nggak...haha..." Alvaro berucap sambil tertawa

Alvaro mengulurkan tangannya dan menampakan kelima jarinya kepada Allecia, bermaksud menyuruhnya menunggu sejenak. Alvaro menarik napasnya dalam-dalam dan menghembuskannya guna meredakan tawanya

"Kakak kamu ini, nanya hal yang sama seperti yang aku tanyakan ke kamu tadi pagi. Gimana aku nggak ketawa coba"

Allecia tersenyum dan terkekeh kecil. Alexander jadi heran sendiri

"Emang pertanyaan gue salah?"

Allecia dan Alvaro menggeleng bersamaan

"Nggak salah kok kak. Cuma kita saja masih bingung"

"Oh... Gitu ternyata"

Pasangan Al itu terkekeh geli bila mengingat pertanyaan itu. Mereka bahkan sempat berniat bertanya ke dokter tentang hal itu. Akan tetapi, mereka urungkan karena takut ditertawakan oleh dokter

"Keempat sepertinya" ujar Alvaro tiba-tiba

"Hm?" Allecia dan Alexander mengernyit bingung

"Anak kita yang ini. Anak keempat. Kan yang pertama sampai ketiga ditempati sama si kembar" ujar Alvaro

"Oh iya ya..." Ujar Allecia

Alexander hanya tersenyum saja mendengarnya. Tak lama berselang Alexis datang bersama seorang perempuan. Alexander langsung terdiam kaku begitu melihat perempuan yang dibawa adiknya

"Nah loh. Pawangnya dateng. Langsung kicep deh" ledek Alvaro pada sahabatnya itu

"Hai kak" sapa Alexis pada Allecia sambil terkekeh geli

Alexander langsung menghampiri perempuan itu dan memeluknya sekilas. Allecia merasa sedikit aneh melihat itu. Jadi, dia menoleh ke arah suaminya dan meminta penjelasan

"Siapa itu?" Tanya Allecia

"Pawangnya kakakmu"

"Hah?"

"Pacar kakakmu maksud aku"

"Oh... Gitu"

Tak lama Alexander kembali ke tempat Allecia bersama perempuan itu dan mengenalkannya pada sang adik

"Kenalin, ini namanya Bianca" ujar Alexander pada Allecia

"Bianca, ini adik gue Allecia, kembarannya Lexie" ucap Alexander pada kekasihnya

"Alle"

"Bianca"

Allecia dan Bianca saling berjabat tangan. Menurut cerita dari sang kakak, Bianca adalah dokter di rumah sakit besar. Sebenarnya dia adalah anak pemilik rumah sakit tapi, Bianca lebih suka bekerja dari bawah bukan langsung ke atas

"Kak Bianca. Kalau nanti aku butuh bantuan, aku minta sama kakak ya" ujar Allecia membuat Alexander, Alvaro dan Bianca sendiri kaget

"Kenapa ngomong kayak gitu?" Tanya Alvaro tidak suka

"Loh? Memangnya kenapa? Kan kak Bianca dokter. Wajah dong kalau aku bilang begitu"

"Ya tapi kan Alle, Bianca ini dokter spesialis penyakit dalam. Masa kamu minta bantuan sama dia? Yang bener juga sama dokter kandungan sayang...."

"Gak pa-pa. Siapa tahu nanti butuh. Jadi, aku bilang dulu. Gak pa-pa, kan, kak Bianca?"

"Nggak apa-apa kok Alle"

Allecia tersenyum. Alvaro yang mendengar ucapan istrinya jadi merasakan sesuatu yang aneh dan tidak seharusnya disana. Alvaro menggelengkan kepalanya, mengenyahkan pikiran dan perasaan aneh itu. Dia melihat keluarganya sedang tertawa dan bahagia. Semuanya terlihat benar dan bahagia

"This is just perfectly perfect"

'Nothing's wrong. Everything just right in place. Nothing bad gonna happened, right?'

From Me To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang