New Home New Life

10.6K 610 2
                                    

Allecia menatap kamar miliknya sekali lagi dan menghembuskan nafasnya, menahan air matanya agar tidak jatuh dari tempatnya

"Bye..." Allecia bergumam

Allecia menuruni satu per satu anak tangga di rumahnya. Digenggamnya erat koper ditangannya dan juga ransel di punggungnya. Dia menghampiri bundanya yang kini ada di kamar Alexis

"Bunda, maafkan Al..." Pinta Allecia pada Agatha

Agatha membuang muka, Allecia tersenyum kecut

"Bunda, tak semua yang bunda dengar dan lihat itu benar adanya. Tapi, jika bunda menolak untuk memaafkan Al, Al pasrah. Al akan keluar dari rumah ini, maafkan Al bunda"

Allecia menarik kopernya, melangkah keluar dari kamar Alexis. Di ruang tamu Allecia bertemu dengan Varell. Allecia menarik nafasnya dalam-dalam dan berjalan mendekati Varell, sang ayah

"Ayah... Al, pamit. Maafkan Al" Allecia mencium tangan ayahnya

Varell menatap Allecia, terbesit perasaan tak tega saat Allecia meminta maaf padanya. Tapi Varell tetaplah Varell, dia memilih diam dari pada menahan anaknya untuk tetap tinggal dan meminta Agatha memaafkan Allecia

"Terimakasih karna ayah sudah mau membiayai Al sampai sekarang. Tolong sampaikan permintaan maaf Al untuk bunda dan Lexie"

Allecia berlalu begitu saja, dalam hati Allecia berharap ayahnya akan menahan dirinya. Tapi hal itu tak pernah terjadi, Varell tak menahannya. Jangankan menahan Allecia untuk tinggal, menatap Allecia saja tidak dilakukan oleh Varell

Allecia tersenyum kecut, berjalan perlahan menuju ke pintu utama. Para pembantu dan tukang kebun serta supir menatap Allecia iba. Bahkan bi Wati sudah menangis sejak tadi

"Non, biar mang Ujang antar non. Non mau kemana?" Tawar mang ujang

"Gak usah mang, terimakasih. Biar Al pergi sendiri. Ini masih sore juga kok Mang" Allecia tersenyum dan menolak tawaran Mang Ujang

Allecia melanjutkan kembali perjalanannya. Ia keluar dari rumah itu. Rumah keluarga Legiand, rumah tempat ia dibesarkan selama 12 tahun, rumah tempat ia bermain dengan sang kakak Alex

"Bahkan kak Alex tak bisa melindungi Al kak. Kakak bohong pada Al" gumam Allecia, satu tetes air matanya jatuh

Allecia segera menghapus air mata itu. Matanya terasa panas, dadanya sesak. Allecia telah diusir dari rumahnya sendiri untuk kesalahan yang tidak sepenuhnya salahnya. Allecia kembali berjalan tak tahu kemana arah kakinya membawanya

....

Tin...tin..

Suara klakson mobil membuat Allecia tersentak. Allecia mendongak dan mendapati mobil CR-V milik kakeknya kini ada di depannya. Sang supir keluar dari mobil itu dan membukakan pintu belakang mobil

"Opa..." Lirih Allecia saat melihat opa-nya turun dari mobil

"Al, kenapa kamu disini? Ini kamu kenapa bawa koper segala?" Gerrald bertanya pada cucunya

"Al..." Allecia tak tahu harus menjawab apa "Al, mau tinggal dengan opa dan oma. Al kabur dari rumah, boleh Al tinggal dengan opa dan oma?" Bohong Allecia

Gerrald tau cucunya berbohong tapi, Gerrald tidak memaksa Allecia untuk jujur. Gerrald mengangguk dan mempersilahkan Allecia masuk ke mobilnya. Tas koper milik Allecia di masukan sang supir ke bagasi mobil

"Opa, apa kak Alex sering menghubungi opa?"

"Tidak, Alex belakangan ini jarang menghubungi opa"

Allecia mengangguk, tak berkata banyak hanya menunduk memandangi sepatunya. Gerrald mengetahui jika Agatha menantunya murka pada Allecia

.....

"Oma..." Teriak Allecia saat sampai di rumah oma-nya

Tinggal di rumah besar Legiand membuat Allecia dapat mengendalikan ekspresi dan emosinya. Semua tertutup dengan rapinya, wajahnya selalu tersenyum meski hatinya menangis dan menjerit pilu

"Hai, Al" Lucy memeluk cucunya sayang

"Allecia tinggal disini ya oma"pinta Allecia

"Boleh, tapi sekolahmu bagaimana?"

"Al, pindah ke sekolah negeri saja. Sepertinya Al harus merepotkan opa dan oma untuk mengeluarkan Al dari sekolah Al sekarang"

"Tak apa, biar besok opa urus" ujar Gerrald

"Al, kamu rapikan barang-barangmu di kamar dulu sana. Pilih saja kamar yang kamu suka. Besok kamu temani oma ke mall, kita beli ponsel untuk kamu" Al mengangguk, mengiyakan apa yang di katakan Lucy

Allecia memasuki kamar barunya dan menata semua barang-barang miliknya. Setetes airmata kembali meluncur di pipi putihnya

"Jangan nangis Al, lo harus kuat!" Seru Allecia pada dirinya sendiri

....

Memulai hari baru di rumah omanya, makan bersama di meja makan tiap pagi, siang dan malam. Allecia sebenarnya senang karna ia bisa merasakan makan bersama keluarga. Perhatian yang diberikan oleh Gerrald dan Lucy, lebih dari cukup untuk membuat Allecia bahagia

Allecia akan memulai kehidupan sekolah yang baru. Kini dia bukan lagi putri keluarga kaya raya yang bersekolah di sekolah swasta yang mahal. Allecia hanya akan bersekolah di sekolah negeri yang murah

"Opa, oma.." Panggil Allecia

"Hai cantik, mari sini duduk dekat oma"

Allecia mengangguk, dia memilih tempat paling nyaman. Di antara opa dan oma-nya

"Jadi, apa kak Alex akan pulang saat libur nanti?"

"Iya. Alex bilang dia akan kembali saat malam natal"

"Yey... Aku bisa bertemu kakak"

"Tidurlah, Al. Besok kamu mulai sekolah kan?" Gerrald mencium pipi cucu tersayangnya

"Selamat malam opa, oma" Allecia mencium pipi kedua orang yang ia sayang itu dan pergi ke kamarnya

.....

"Yakin Al kamu tidak mau diantar supir saja?"

"Tidak oma, biar Al naik sepeda ini saja. Lagi pula jarak dari rumah ini kesana kan dekat oma"

Gerrald menggelengkan kepalanya melihat tingkah Allecia yang begitu keras kepala. Seperti ayahnya. Allecia memilih berangkat dan pulang sendiri daripada diantar oleh supir. Gerrald menepuk pelan pundak Lucy, dan mengangguk meyakinkan Lucy bahwa cucu mereka itu akan baik-baik saja

Gerrald mengirimkan beberapa penjaga untuk mengikuti cucunya tentu saja. Gerrald tidak ingin cucunya berada dalam bahaya, tapi juga tidak ingin mengekang Allecia. Gerrald tau jika Allecia yang sekarang sudah berubah derastis dibanding dengan Allecia yang mereka kenal dulu...

From Me To YouWhere stories live. Discover now