Quarter Day With Prince Charming

9.1K 510 0
                                    

Allecia menatap heran pria di depannya saat ini. Entah bagaimana tapi, seingatnya dia sedang menonton dengan Alvaro lalu tertidur. Lantas, kenapa sekarang yang ada di hadapannya justru malah Alexander, kakaknya?

"Lah, kok?" Tanya Allecia heran

"Varo ke kantor ada urusan mendadak"

Allecia mencoba menghubungi Alvaro tapi berujung pada kotak suara. Allecia merasa kesal dan jengah. Allecia memutuskan untuk turun dari ranjang Alvaro

"Mau kemana dek?" Tanya Alexander

"Pulang"

"Hah?"

"Pulang ke apartemen maksudnya, bukan ke rumah kakak"

"Rumah kita Al"

"Your home. Our mom kicked me out from that house if you forget"

"Al"

"Sssttt... Sudah kak. Al sudah tak punya tenaga untuk berdebat dengan kakak, karna Al mau pulang sekarang"

"Tapi Al-"

Allecia tidak lagi berbalik karna dia sibuk memesan ojek online ke rumahnya. Alexander berusaha menyakinkan adiknya untuk tetap berada di rumah itu dan akhirnya, Alexander mengikuti Allecia hingga ke apartemennya

Ting tong...

Allecia melangkah ke pintu dan membuka pintu itu

"Mau apa kakak kesini? Sana pulang ntar adik kakak nyariin"

"Adik aku kan ada disini"

"Terserah"

Allecia masuk ke dalam Apartemennya diikuti oleh Alexander di belakangnya. Allecia mengambil pakaiannya dan segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badannya

"Dasar pembohong! Ngeselin!" Allecia mendumal tak karuan

....

"Dek udah dong marahnya. Kan Varo itu tiba-tiba ada meeting makanya, pergi"

Allecia tetap diam, dia memilih menutup matanya dan berusaha terlelap. Dia kesal pada Alvaro karna sudah melanggar janjinya.
Alexander mengusap rambut adiknya dengan lembut. Entah bagaimana tapi, dia merasa beruntung sang adik bisa bersama dengan Alvaro. Sebenarnya, ada sebuah rahasia yang selalu disimpan oleh Alexander sampai saat ini

'Apa gue kasih tahu aja ya?' Pikir Alexander

"De, kakak mau membocorkan sebuah rahasia. Kamu mau dengar gak?"

Allecia membalik badannya membelakangi kakaknya

"Rahasianya tentang Varo loh de"

Allecia langsung berbalik kembali. Kini dia menatap Alexander dengan tatapan yang sangat menggemaskan. Alexander tersenyum kecil melihat adiknya, dia mencubit gemas pipi Allecia

"Sakit kak!" Omel Allecia

"Maaf-maaf..."

"Ya udah cepetan"

"Cepetan apa?"

"Ish! Kakak mah!"

Alexander terkekeh geli, saat melihat adiknya menggembungkan pipi karna kesal. Alexander mengusap rambut adiknya. Benar, Alexander sangat merindukan adiknya ini

"Jadi, sebenarnya..."

Allecia menatap Alexander dengan serius

"Alvaro itu dulu naksir sama salah satu dari adik kakak"

"Siapa?"

"Emm, kalau kata dia sih yang paling cantik"

Allecia memutar bola matanya malas. Alexander tersenyum

"Yang paling pandai, yang suka mendapatkan piagam dan piala dari lomba yang ada di sekolah..."

Allecia mendengus

"Kak..."

"Hm?"

"Kakak tuh niat gak sih buat kasih tahu siapa orang yang kakak maksud?"

"Itu kan kakak lagi kasih tahu kamu"

"Ya-ya... Sekalian aja kakak bilang dia punya mata dua, hidung satu, telinga dua, sepasang kaki, sepasang tangan, punya rambut, bisa ngomong, bisa jalan, dan perempuan"

Alexander tertawa geli mendengar penuturan adiknya yang sedang kesal

"Iya deh iya, nih kakak kasih tahu yang terakhir, katanya adik kakak yang dia taksir itu yang paling suka pas jam belajar bukannya sibuk mencatat dan mendengar penjelasan guru tapi, malah sibuk bengong sambil ngeliatin kakaknya main basket"

"Hah?"

Seketika Allecia menyadari siapa yang dimaksud oleh Alexander, tapi, itu kan menurutnya. Dia sendiri saja tidak tahu apakah Alexis juga seperti itu atau tidak

"Lalu, kata dia, dia semakin yakin kalau dia menyukai adik kakak karena adiknya kakak orangnya special"

"Martabak telor mang Eko kali special pake telor bebek 6"

"Ish! Kamu mah de, orang serius juga. Malahan ngomongin martabak mang eko, kakak jadi pengen nih"

"Ya udah beli sana"

"Jauh de"

"Deket sih kak. Orang tinggal ke al*am*di yang ujung aspal doang noh, lewat kampung pulo indah juga nyampe"

"Eh, kok jadi ngomongin martabak mang Eko sih de..."

"Tahu kakak. Aku kan cuma kasih tahu doang"

Alexander menggelengkan kepalanya

"Lanjut gak nih?"

"Lanjutlah"

"Varo itu pernah bilang gini 'pokoknya Lex, gue janji bakal ngebahagiain adik lo. Makanya izinin gue jadi adik ipar lo' gitu katanya"

Allecia mengernyit. Sebenarnya dalam hatinya Allecia khawatir juga. Dia takut kalau sebenarnya orang yang disukai Alvaro adalah adiknya, Alexis

"Kenapa special?"

"Karna cuma dia doang yang pernah ngomelin Varo cuma gara-gara naek motor gak pake jaket"

"Oh...." Jawab Allecia santai

"Hah?!"

Alexander tertawa geli melihat keterkejutan adiknya

"Makanya, kakak kaget pas dia bilang dia naksir sama perempuan. Kakak pikir dia sudah melupakan kamu dan berubah pikiran. Eh, tahunya tetep sama kamu juga..."

From Me To YouWhere stories live. Discover now