Chapter 16

1.5K 237 34
                                    

You broke her.
You taught her time and time again that nothing she does, ever good enough

- unknown -

***

- Flashback -

Pria berwajah tampan itu berdiri cemas. Bolak balik dengan gerakan yang terus berulang. Semakin gusar sesaat mendengar suara erangan sang istri yang tengah berjuang di kamar persalinan.

Lututnya melemah tatkala mendengar tangisan nyaring. Diikuti debaran di dadanya yang tak kunjung usai. Ia tahu bayinya sudah lahir.

Wajahnya yang tertutup telapak tangannya sendiri, berangsur terbuka saat merasakan sebuah sentuhan.

"Apa itu suara adek bayinya, Ayah?" Seorang putri kecil dengan kedua rambutnya yang terikat rapi bertanya polos pada Soo Hyun yang masih terduduk lemas.

Senyum bahagia dan sebuah anggukan menjadi jawaban pertanyaan putri pertamanya, Ji Won. Lantas ia memeluk erat tubuh putrinya.

Sembari menggenggam jemari putri sulungnya, pasangan ayah dan anak itu mendekati perawat yang berjalan keluar sambil menggendong sosok mungil yang terbalut kain.

"Selamat, Tuan Kim. Putri kedua Anda cantik sekali," ungkap si perawat dan menyerahkan putri kecilnya ke pelukan Soo Hyun yang hampir menangis.

Meski ini bukan pengalaman pertamanya, tapi tetap saja ia terharu. Tangannya bergetar meihat rapuhnya bayi dengan kulit merahnya yang tertidur tenang di buaiannya.

Soo Hyun memasuki kamar istrinya. Wanita itu terbaring dengan peluh yang masih bercucuran. Sebuah senyum simpul terulas di wajah pucat sang istri. Ia—Soo Hyun—tahu perjuangan istrinya tidak mudah di kehamilan keduanya. Pengalaman yang lebih menyiksa ketimbang kehamilan Ji Won. Sembilan bulan yang melelahkan, kini terbayar dengan kelahiran bayi cantik mereka.

"Ayah, aku juga mau melihatnya," pinta putri sulungnya sambil menarik celana panjang ayahnya.

Kim Soo Hyun menurunkan badannya lebih rendah, membiarkan sang putri menyapa adik perempuannya. Senyum bahagia bukan saja milik kedua orangtuanya, tapi juga milik sang kakak yang bahagia tidak akan bermain sendirian lagi.

"Annyeong, Adik Kecil. Mulai sekarang aku menjadi kakakmu. Aku akan meyayangimu dan menemanimu bermain," ucapnya polos.

Kedua orangtuanya tertawa. Kehadiran putri bungsunya melengkapi kebahagiaan yang tidak terbayarkan. Senyum terus merekah setiap ia memandangi wajah putri kecilnya yang tidak menangis didekapnya.

Keinginan yang sama untuk di masa depannya kelak.

***

Pria matang itu lagi-lagi membuang lembaran koran yang ditaruh di mejanya. Ia muak dengan tajuk pemberitaan yang menjadi sorotan utama. Masih saja membahas tegang pembatalan pertunangan putrinya dengan putra Keluarga Yook. Dan hampir semua headlines surat kabar terkemuka yang mengulas topik ini.

Padahal sudah dua hari sejak press release dikeluarkan dari Pihak Yook, tapi berita ini tidak meredup.

Para pemburu berita seolah tidak lelah mengejarnya hanya untuk menaikkan oplah penjualan surat kabar atau pun rating penayangan infotainment yang dirasa terlalu berlebihan.

I Was Made For Loving You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang