Chapter 15

1.5K 246 45
                                    


- Flashback -

"Aku membencimu! Aku benci seluruh Keluarga Kim!" Wanita cantik itu memekik lantang pada seorang pria bertubuh tegap yang masih mengenakan setelan jas formalnya.

Ini sudah tak aneh lagi. Keduanya sudah terlalu sering mengeluarkan kata-kata yang menyiratkan kebencian, tanpa menyadari pertikaian suami istri itu selalu didengar kedua putri mereka. Terutama si gadis kecil yang adalah putri bungsu mereka. Terlalu banyak menyimpan gambaran kedua orang tuanya yang saling membenci. sadar kedua gadis kecil itu bersembunyi mendengarkan kedua orangtuanya saling membenci. Meski ia menutup kedua telinganya dengan telapak kecilnya, tetap saja suara-suara itu menyelinap masuk.  Gadis yang berusia lebih tua darinya hanya bisa memeluk sang adik untuk lekas berhenti menangis.

"Aku akan pergi dari sini dan membawa anak-anak denganku!" gertak si istri masih belum menyadari kedua putrinya memperhatikan pertikaian mereka.

Tangan suaminya terentang, menghalangi istrinya untuk membawa pergi kedua putrinya. "Kau boleh pergi, tapi jangan berpikir untuk  pernah membawa anak-anakku. Atau aku tidak akan segan untuk menghancurkanmu," peringatnya dengan ancaman yang terselip di setiap kata. 

Tanpa mereka ketahui, kedua putri mereka—Ji Won dan Sohyun— terus menangis dalam persembunyian mereka. Menangis diam-diam sambil mengingat luka yang ditorehkan orangtua mereka. Ucapan kebencian yang terus berdengung di benak keduanya.

Akan tetapi, tidak satu pun dari ayah dan ibu mereka yang menyadari hal itu.

***

Sungjae terperanjat melihat kehadiran pria yang tidak dikehendakinya muncul tanpa diundang ke kantornya.

"Apa yang sedang kau lakukan disini?" Sungaje menghentikan kegiatannya. Ia ikut berdiri, lalu mendekati Taehyung yang mendatanginya dengan gusar.

"Di mana dia? Aku mencari Kim Sohyun!"

Alis Sungjae berjungkit.

Kenapa pria ini mencari keberadaan Sohyun? Terus, ada apa dengan raut khawatir itu? Apa dia tidak tahu kalau Sohyun sedang berlibur dengan ibunya saat ini?

Setidaknya itu yang dikatakan Park Chanyeol pada Sungjae tatkala ia juga kesulitan menemukan Sohyun. Begitu juga pesan yang ia kirimkan, sampai sekarang masih tidak berbalas. Walau merasa aneh, Sungjae terlanjur percaya pada sahabatnya. Chanyeol, dia tidak mungkin berbohong.

"Belajarlah sopan santun, Taehyung-ssi. Apa kau sadar saat ini sedang bertanya keberadaan tunanganku? Kau tidak  khawatir aku bisa saja salah paham mengartikan pertanyaanmu ini?" Sungjae mencoba lebih tenang menghadapi lelaki yang berdiri di hadapannya.

"Maafkan aku, tapi ini bukan saatnya untuk mengajariku tentang tata krama. Jujur saja, tunangan seperti apa yang bahkan tidak mengetahui di mana wanitanya saat ini? Aku kira aku sudah mencari ke tempat yang salah. Kalau begitu, aku permisi."

Taehyung meninggalkan Sungjae seketika ia yakin pria Yook itu tidak tahu apa-apa tentang Sohyun.

"Apa katanya?" Sungjae berdecak kesal. Lantas menarik kasar ponselnya dan menekan nomor Chanyeol. Ia butuh penjelasan dan penegasan, apa Chanyeol berbohong atau tidak.

***

Sungjae mendengkus kesal. Tangannya terkepal erat begitu mengetahui bahwa sahabatnya telah berbohong. Yang membuatnya marah karena ia mengetahui semua ini dari Taehyung, pria yang notabene adalah saingannya. Memalukan. Harga dirinya tercabik-cabik.

"Maafkan aku, Sungjae. Paman Kim yang menyuruhku untuk menutupi hal ini darimu," ucap Chanyeol memelas. Ia memang tidak ada  pilihan selain mengikuti perintah pamannya, Ayah Sohyun sendiri.

I Was Made For Loving You [END]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora