#18 : Boy Meets Evil

117 15 10
                                    


"Baiklah, sekarang apa yang akan kita lakukan?" tanyaku pada seseorang bernama Park Jimin yang terus saja menunjukkan wajah tidak mengenakkannya.

"Entahlah..." Sahutnya tidak peduli.

"Kau yang menuruhku untuk datang ke sini hnaya untuk menemanimu yang sedang mengawasi pacarmu? Oh, kau sungguh tidak berguna, Jimin!"

"Kau saja yang tidak punya pacar! Kau tidak merasakan khawatir seorang pacar pada kekasihnya!"

J L E B ! Ya, untuk hal itu sungguh menyakitkan. Aku sama sekali tidak memiliki pacar selama ini. Padahal sudah sewajarnya anak seusiaku mulai berhubungan dengan lawan jenis.

Aish! Apa yang aku pikirkan!

"Sudahlah, aku akan ke tempat tinggalku dulu, aku ingin tahu bagaimana kabar mereka yang aku tinggalkan." Tanpa menunggu jawaban dari Jimin aku berdiri dan berjalan di dalam taman bermain yang tidak banyak berubah sedari aku meninggalkan tempat ini. Aku masih mengenal dengan baik tempat ini entah seberapa lama aku meninggalkannya.

"Orang-orang? Baiklah." Jimin hanya ikut berjalan di belakangku dan terlihat menikmati suasana di taman bermain.

Kini aku sudah tiba di bawah jembatan yang terlihat lebih bersih dari sebelumnya. Aku terus maju dan menoleh kanan dan kiri. Aku tidak menemukan siapapun.

"Ta—Taehyung?" suara itu mempu membuatku menoleh dan menemukan seorang laki-laki dalam pakaian orange dan sebuah sapu di tangan kanannya.

Aku mengenalinya... Kakakku... Kakakku yang selalu aku rindukan...

"Jun? Wen Junhui?" entah kenapa tubuhku tergerak dan berlari ke arahnya. Dia melakukan hal yang sama denganku dan kami berpelukan sesaat.

"Aku tidak mengira kau akan kembali ke mari. Apa yang membuatmu kemari?" tanyanya.

"Hanya ingin mengingat kenangan buruk."

"Ah, aku mengerti... lalu siapa dia?" dagunya terangkat kea rah Jimin.

"Oh, Jimin kemarilah!" aku memanggil laki-laki yang lebih pendek dariku itu untuk mendekat. "Dia adalah Park Jimin, teman satu kelasku. Jimin, dia adalah teman pertamaku di sini, Wen Junhui." Aku memperkenalkan mereka satu sama lain.

"Senang berkenalan denganmu, Jimin." Jun hyung menjabat tangan Jimin.

"Aku juga begitu, Jun." Jimin menyahutinya dengan sumringah.

"Kembali ke masalahmu lagi, Tae. Apa yang ingin kau dapat dengan datang ke tempat ini?" Jun bertanya padaku.

"Sebelum itu, ke mana yang lain?"

"Yang lain? Mereka sudah berganti profesi, semakin lama security di taman bermain ini bertambah dan penjagaannya menjadi ketat. Tentu saja akan mempersulit komplotan pencopet, kan? Aku menjadi tukang bersih-bersih di sini sejak tiga tahun yang lalu. Dan sejak tiga tahun yang lalu aku makan atas uang hasil kerjaku sendiri."

"Itu bagus, Jun! Apakah mereka mendapat pekerjaan yang layak juga?"

"Anehnya, mereka semua bekerja di taman bermain ini. Rupanya kepala security di sini sudah mengetahui adanya komplotan pencopet di sini selama beberapa tahun dan membiarkannya. Semakin banyak complain dan mereka menawarkan pekerjaan kepada kami ."

"Yang jelas ini jauh lebih baik daripada menjadi gelandangan kota." Aku tertawa bersama mereka. Kami bertiga berjalan menuju kedai es krim favorit kami dan makan di bawah pohon rindang. "Untuk jawaban pertanyaanmu tadi, hyung..."

Jimin tiba-tiba menyahut, "HYUNG!? Jadi Jun lebih tua dari kita!?"

Aku menoleh dan mengangguk. "Dia lahir bulan Juni ditahun yang sama dengan kita." Aku menjelaskannya.

Where's My WINGS [COMPLETED]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt