58. Masalah Pergi

83.9K 4.1K 92
                                    

Kila menangis didalam kamar hingga dia tertidur karna lelah. Tapi saat bangun tengah malam dia tidak mendapatkan kennan tidur disampingnya.

Dia bangun mencari kennan diluar dan menemukan kennan yang terlelap disofa ruang keluarga.

Kila menghembuskan nafas lelah. Kennan dan segala tuduhannya memang sangat menyakitkan kila. Segala ucapan kennan membuat kila merasa tidak pernah dipercaya oleh kennan. Sakit sudah pasti. Mana mungkin ada yang tidak sakit hati dituduh seperti itu.

Kila mendekati kennan yang meringkuk disofa. Beruntung sofa diruangan itu besar dan bisa menampung tubuhnya itu.

Kila diam memperhatikan kennan hingga matanya menuju tangan kennan yang terluka. Terlihat darah yang mulai mengering. Meski ada tetesannya dilantai.

Kila langsung mengambil baskom berisi air hangat dan p3k di dapur. Dia kembali ke kennan menatap kennan yang sangat nyenyak. Mungkin lelah setelah menghancurkan kamar tamu.

"kamu selalu seperti ini mas. Tanpa mencari bukti selalu menuduh yang bukan-bukan. Kapan kamu akan berpikir sebelum bertindak mas." gumam kila. Lalu berusaha untuk duduk meski sedikit sulit karna kandungannya itu. Kila bahkan meringis saat sudah bisa duduk di karpet tepat dihadapan kennan.

Dengan hati-hati dia membersihkan darah yang mengering dengan kain yang dicelupkan air hangat.

Setelah bersih baru dia mulai mengobati tangan kennan dengan serius. Bahkan tidak menyadari kennan yang bangun karna meringis menahan sakit itu.

Dia menatap kila dalam diam membiarkan kila mengobati lukannya itu. Kennan memejamkan matanya kembali.

"maaf...maaf." ucapnya dengan memejamkan mata. Air matanya bahkan mengalir. Kila yang mendengar ucapan kennan menatap suaminya itu. Dia terenyuh melihat kennan menangis.

Kila menghapus air mata kennan. Dan mengelus rambutnya. Mungkin kennan mengigau pikir kila.

"kamu tau mas sakit mas. Mendengar tuduhanmu itu. Kadang aku gak nyangka kamu masih sama. Mudah memilih emosi dibanding logika. Aku aku semurahan yang kamu pikir mas. Apa aku memang terlihat murahan. Aku gak nyangka mas kamu menuduh yang bukan-bukan. Seharusnya kamu perhatikan dulu fotonya agar tau kebenarannya."

"Editan difoto itu saja bahkan sangat terlihat dari ukuran kepalanya mas. Coba berubah sebelum kamu menyesal mas. Mungkin sekarang aku diam tapi ntah nanti jika aku tidak sanggup lagi. Bisa saja aku pergi dari hidup kamu. Jangan menyesal pada akhirnya mas. Apa lagi aku tengah mengandung. Aku tidak tau akan diberi kembali hidup atau tidak saat melahirkan nanti." Lirih kila air matanya bahkan sudah menetes.

"semoga kamu gak nyesel nantinya kalau aku pergi ntah itu sementara atau selamanya." ucap kila sebelum membereskan semuanya dan bangun meninggalkan kennan yang sudah kembali menangis.

"maaf sayang aku salah, akj mohon maafkan aku. Jangan pergi...jangan pernah pergi dariku." lirihnya dengan tetap memejamkan mata.

Pagi harinya Sisil dan sintia yang memang berada dirumah kila menatap heran abang dan kakaknya. Disatu sisi abangnya yang berusaha ingin bicara dan disisi lain kakaknya yang selalu menghindar.

"sin ada apa sama mereka berdua ya?"

"gak tau deh sil. Bukannya kemarin baik-baik aja yaa. Bahkan seinget aku semalem abang juga kawatir kak kila belum pulang." kata sintia.

Sisil menganggukan kepalanya membenarkan.

"kamu liat deh mata mereka bengkak gitu. Kayak nangis semaleman. Apa mereka bertengkar ya." seru sisil menatap kedua pasangan itu. Kennan yang tengah antara ingin menghampiri kila atau tidak.

My Baby Twins (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang