35. Bumil berulah

121K 5.1K 111
                                    

Kehamilan kila yang kini memasuki usia 8minggu. Setelah beberapa minggu dia dirumah sakit selain mengurus putranya zio. Juga mengurus mama nessa serta arin. Meskipun dibantu pula dengan yang lain. Kini semua sudah kembali normal.

Kembali melakukan aktifitas seperti biasa. Meski kila harus merasakan ke possessive yang ditunjukan kennan padanya. Tapi cukup menyenangkan. Maklum saja saat zio dan zia dia tidak didampingi kennan. Boro-boro ditemani bahkan orangnya dimana saja kila tidak tau bukan malah mungkin tidak ingin tau.

Karna ulah bumil itu. Berdampak besar pada keluarga. Dari sisil yang dipaksa untuk pindah kuliah dari london. Hingga salsa dan sintia yang dipaksa tinggal dirumahnya. Bukan tanpa alasan dia memaksa ketiga wanita itu.

Mereka akan dijadikan tempat kila saat ngidam. Aneh memang bukan meminta pada kennan dia malah memaksa ketiga wanita itu yang memenuhi keinginannya.

Seperti saat ini, kila ingin salsa mencarikannya mangga muda yang masih dari pohon. Dan harus salsa yang memanjatnya. Rasanya salsa ingin tenggelam saja. Manjat, mungkin dia bisa tapi turunnya itu loh. Dia gak bisa sama sekali turun.

"kil yang bener aja dong. Jangan manjat deh, yaaa." pintanya dengan memelas.

"no, manjat ih, aku udah kepengen banget nih mangga itu yang diujung." kila menunjukan mangga yang tempatnya lumayan menyeramkan. Paling atas dan sedikit ke pinggir.

Kalo anak kecil mungkin bisa. Tapi ini salsa loh badan berat gini.

"buruan deh kak sal manjat. Panas kali kita tegak ke gini." gerutu sintia gimana gak mereka cuma berdiri menatap mangga dari tadi tanpa ada yang berani manjat.

"gila lo sin. Lo aja yang ambil kalo berani. Gimana kalo kita suruh bang bram atau gak bang riyan deh mereka bisa manjat kan!" saran salsa dengan wajah memelas pada kila.

Kila menghela nafas pelan. "oke telpon mereka sekarang deh." ujar kila pasrah. Dengan sangat salsa langsung menghubungi kedua orang itu.

Sambil menunggu mereka duduk di halaman rumah. Cukup agar tidak terkena matahari.

Selang beberapa menit yang ditunggu datang. Malah sekarang yang datang. Bram, albriyan, nick dan kennan.

Paket lengkap sekalikan. Jika seperti ini mah kila bisa meminta apapun.

"sayang kamu kenapa hm? Kata salsa darurat kenapa. Kamu sakit! Dedeknya baik-baik aja kan!" tanya kennan dengan panik menatap istrinya itu.

"aku baik kok. Aku cuma minta abang bram manjat pohon aja kok." jawab kila dengan sok polos membuat salsa, sisil, dan sintia cekikikan.

"what! manjat, kamu waras kan dek! Abang mana bisa manjat dek!" seru bram membuat kila mengerucut bibir.

"pokoknya kalian harus manjat kalo perlu semuanya. Ambilin aku mangga itu. Titik gak pake koma apa lagi tanda seru." ujar kila dengan nada perintahnya.

Mereka membelalak mata. Menatap pohon juga kila bergantian.

"manjat sana gih kasian kali nanti ponakan abang ileran tau rasa loh." seru sintia membuat mereka mendelik.

"udah deh kalian manjat gih kasian anak gue." ujar kennan santai.

"ih maa juga manjat sana ambil yang banyak kalo perlu." seru kila membuat kennan membelalak mata.

"yang kok aku juga sih, aku gak bisa manjat loh. Kamu tega gitu nyuruh aku manjat yang." ujar kennan dramatis membuat kila memutar bola mata malas.

"ck ini anak kamu loh yang minta mas. Enak aja mau buat giliran aku ngidam gak mau nurutin. Sana manjat, bang ditto sama bang albri juga sana gih. Bang nick buat bumbu ya aku mau metis sama mereka." kila menunjuk sintia,salsa dan sisil.

My Baby Twins (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang