33. Yes, I will

5.3K 794 109
                                    

Hari ini kamu berencana untuk ke kampus karena harus mengurus beberapa dokumen terkait dengan keperluan wisuda. Tesis dan jurnal sudah kamu rampungkan jadi sekarang tinggal mengurus hal administrasinya saja.

"Harusnya Kakak gak usah nganterin. Aku bisa ngurus sendiri kok."

"Ya gak apa-apa. Lagian saya mau nanya-nanya juga tentang S2 di sini. Nanti antar saya ke fakultas ekonomi ya?"

"Iya."

Jangan kalian percaya pada apa yang baru saja dikatakan oleh Longguo. Berkunjung ke fakultas ekonomi hanyalah kedoknya untuk bisa lebih lama sama kamu.

Setelah selesai mengurus administrasi wisuda, kamu menuruti Longguo untuk pergi ke fakultas ekonomi. Longguo beneran tanya-tanya sih, tapi dalam hati sebenarnya dia gak ada niatan sama sekali untuk melanjutkan kuliahnya.

"Udah? Gitu doang? Astaga Kak, liat di website fakultas juga bisa kali."

"Ssttt... Gak enak kalau gak ketemu orangnya langsung. Makanya saya minta anterin kamu," Longguo beralasan. "Eh kamu laper gak? Saya laper nih. Makan dulu ya sebelum pulang?"

"Makan di cafe aja. Kan enak."

"Aduh saya bosan sama makanan cafe sendiri. Makan di tempat lain yuk?"

"Yaudah, mau kemana?"

"McD aja ya? Saya udah lama gak makan di sana. Yuk."

Longguo menggandeng tanganmu menuju tempat dimana ia memarkirkan mobilnya lalu segera meluncur ke McD.

Sesampainya mereka di restoran makanan cepat saji itu, Longguo segera memesan satu burger dan satu kentang goreng ukuran besar serta satu ice coffee jelly favoritnya.

"Kamu mau makan apa?" Tanya Longguo.

"Sama kaya Kakak aja, minumnya Cola."

"Okay."

Longguo segera memesan makanan dan minuman yang kamu inginkan. Selesai membayar dan makanannya sudah siap, kalian mencari tempat duduk yang ada di dekat jendela. Suasana di sana tidak terlalu ramai sehingga kalian bisa bebas memilih tempat yang kalian mau.

"Lain kali aku yang traktir ya, Kak?"

"Kenawha?" Tanya Longguo dengan mulut yang masih penuh dengan makanan.

"Sungkan ihh dari kemarin dibayarin terus. Udah cukup aku ngerepotin Kakak selama ini."

"Apaan sih? Aku gak keberatan juga. Gantinya jangan ditraktir balik. Kamu masakin nasi goreng aja buat aku terus bawain ke kantor."

"Yaudah, besok ya Kak? Harus habis pokoknya."

"Iya, bawel banget deh. Pantes ya Yebin itu curhat mulu ke saya katanya kamu itu cerewet. Dia rebahan di sofa kamu ngomel, dia gak cuci piring kamu ngomel, dia gak beresin kamar kamu ngomel."

"Ihh Kakak mau aja dibohongin. Dia itu kalau di apartemen joroknya minta ampun. Kalau gak dimarahin, nanti kebiasaan. Dia itu maleeeessss banget. Dia makan nasi gorengku aja itu di teflon sama pake centong nasi. Nyebelin."

Longguo ketawa liat kamu cerita sambil sebel sebel manja ke dia. Biasanya kamu itu terlihat lugu, pendiam, dan tentu terlihat dewasa. Tapi saat kalian semakin dekat, dia tahu bahwa kamu itu ternyata ceriwis, suka cerita dan bawel. Longguo makin gemes kan jadinya.

"Ihh malah ketawa. Kakak sih belum tau gimana kelakuannya dia waktu di apartemen. Kalau tau pasti Kakak ngelus dada."

"Gemes tau liat kamu marah itu."

Kamu cemberut karena kamu lagi marah tapi malah diketawain Longguo.

"Oh iya, hari Minggu kamu bisa ke rumah saya gak?"

"Ngapain Kak?"

"Sebenarnya... Saya ingin ngelain kamu sama orangtua saya."

"Uhuk... Uhuk..." Kamu terbatuk mendengar pernyataan Longguo. "Aku? Ngapain?"

"Y/N, saya serius sama kamu. Hari-hari yang sudah saya lewatkan sama kamu selama ini sudah cukup buat saya yakin kalau kamu itu adalah wanita yang telat untuk jadi pendamping hidup saya. Jadi... Kamu mau gak nikah sama saya?"

Kaget? Tentu kamu sangat kaget mendengar penuturan Longguo barusan. Kalian memang sudah beberapa bulan ini saling mendekatkan diri satu sama lain. Kamu memang nyaman saat berada di dekat Longguo, apalagi Longguo yang sudah terang-terangan menyatakan perasaannya padamu.

"Aku... Merasa gak pantes buat Kakak. Kakak terlalu sempurna buat aku."

"Kenapa?"

"Masa iya Kakak mau menikah sama aku? Aku kan cuma wanita biasa sementara Kakak..."

"Cinta gak mandang status sosial, Y/N. Kamu tau itu," sela Longguo.

"Aku memang nyaman sama Kakak, tapi aku gak yakin keluarga Kakak mau nerima aku."

"Kan belum ketemu, makanya minggu ini ketemu dulu biar kenal. Kalau sudah kenal, mereka pasti terima kamu. Mau ya?"

Kamu diam sesaat memikirkan jawaban apa yang akan kamu katakan. Sementara Longguo sangat berharap kamu mau menerima ajakannya untuk dikenalkan pada kedua orangtuanya.

"Iya, Kak. Minggu ini saya akan ke rumah Kakak."

.
.
.
.
.

TBC

A/N

Bentar gue mau kabur dulu sebelum dilempar wajan gosong sama readers

/Kabur bersama Donghan/

[✔] Papa ❌ Lai GuanlinWhere stories live. Discover now