27. Mungkinkah

5.2K 809 177
                                    

A/N

Haeee Gaeeesss.......

Welcome back to my channel

Eh bukan yutub sih ini

Maap maap

Setelah lama gak ngotak-ngatik wattpad, paling cuma baca punya orang terus comment, akhirnya gue balik lanjut cerita ini

Karena gue mager buat peta skripsi, gue lanjut ngewattpad wkwkwkwk

Masih ada yang nunggu cerita ini gak sih?

Gue harap sih masih ada ya

Bentar lagi tamat kok

Udah gue bikin draft cuma belum gue rapihin aja

Anyway kalau kalian suka, please comment on this work

Gausah vote gapapa yang penting comment aja

Gue suka dicomment daripada divote hehehe

.
.
.
.
.

"Halo, Guanlin?"

"Halo Y/N? Kenapa?"

"Maaf Lin, kayanya aku gak bisa jemput Jun kaya biasanya. Aku harus nemuin dosen untuk minta tanda tangan sama urus administrasi wisuda. Kamu bisa kan jemput Jun?"

"Bisa kok. Kamu selesaiin dulu urusan kamu di kampus. Biar aku yang jemput Jun."

"Maaf ya, harusnya kan giliranku yang jemput Jun. Tapi malah harus ke kampus."

"Kamu tuh baiknya keterlaluan ya. Belum jadi maminya Jun kamu udah sayang banget sama dia. Jadi pengen cepet-cepet nikahin kamu kan."

"Ihh apaan sih Guanlin."

"Aku tebak pipi kamu sekarang lagi merah karena gombalan aku."

"Sok tau. Dasar..."

"Ganteng? Iya aku emang ganteng."

"Aduh, susah ya ngomong sama kamu. Udah deh aku ketemu profesor dulu. Nanti tolong kabari aku kalau kamu udah sama Jun."

"Iya Nyonya Lai. Siap laksanakan."

Kamu memutuskan sambungan teleponmu dan memasukkan ponselmu ke dalam tas. Kamu berjalan menuju laboratorium dimana profesormu sedang bertugas.

Di sisi lain, Guanlin segera mematikan laptopnya dan bergegas untuk menjemput Junhui di sekolahnya.

Sejak kalian berpacaran, kalian sudah memiliki jadwal untuk bergantian menjemput Junhui. Kamu di hari Senin, Rabu, dan Kamis sementara Guanlin di hari Selasa, Jumat, dan Sabtu. Tapi di hari Kamis ini kamu kebetulan ada janji dengan profesor terkait jurnalmu yang akan dipublikasikan akhir bulan ini sehingga kamu tak bisa menjemput pangeran kecilmu.

"Lin, mau kemana?" Tanya Renjun, rekan kerja Guanlin mendapati temannya sudah menenteng jaket dan kunci mobil.

"Jemput anak. Nanti aku balik kantor kok."

"Oh. Hati-hati, ya."

Guanlin mengangkat ibu jarinya lalu berjalan ke tempat ia memarkirkan mobilnya.

[✔] Papa ❌ Lai GuanlinWhere stories live. Discover now