ENAM. Gue peluk lo ya?

Mulai dari awal
                                    

"Amira. Bangun!" Althaf sedikit menggoncang tubuh Amira agar cewek itu terbangun.

Perlahan-lahan mata cewek itu terbuka.

"Kita udah sampai?" tanyanya dengan suara khas orang yang baru bangun tidur.

Althaf mengangguk cepat, sedangkan Amira masih mengerjapkan matanya, nyawanya belum terkumpul sepenuhnya. Oleh karena itu, Althaf keluar dari mobil lalu mengitarinya untuk membuka pintu sebelah Amira.

Kedatangan mereka di sambut hangat oleh Bi Inah dan Pak Wisnu—penjaga villa milik keluarga Althaf.

"Selamat datang, Nak Althaf." Bi Inah tersenyum pada cowok tampan itu yang langsung dibalas oleh Althaf.

Sedangkan Pak Wisnu menghampiri mobil Althaf untuk membawa masuk koper milik keduanya.

Bi Inah mengalihkan tatapannya pada cewek yang barusan keluar dari dalam mobil itu dengan mata yang masih terlihat mengantuk.

"Ih, cantik banget! Dia siapa, Nak Althaf?" tanya Bi Inah antusias kala melihat Amira.

Althaf menoleh, lalu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sejurus kemudian, kala Amira sudah berada di sebelahnya ia sontak merangkul cewek itu.

"Dia pacar saya, Bi." Althaf tersenyum lebar.

Amira mendelik, lalu menjauhkan tangan Althaf yang merangkulnya. "Bukan. Kami enggak pacaran."

"Jangan bohong sayang. Kamu malu gitu? Karena pacaran sama aku."

Darah Amira berdesir kala kata 'sayang' keluar dengan mudahnya dari mulut Althaf.

"Ih, neng cantik ngaku aja. Nak Althaf kan ganteng."

"Nama dia Amira, Bi."

"Oke, Nak Althaf. Masuk dulu gak enak bicaranya sambil berdiri." Bi Inah memasuki Villa mendahului Amira dan Althaf yang masih berada di luar.

"Apaan, sih, lo? Pakek ngaku-ngaku jadi pacar gue."

Amira memasang wajah cemberutnya. Suasana hatinya berubah kala berbalik ke belakang karena disuguhi dengan pemandangan yang sangat indah.

"Kan calon," ujar Althaf singkat. Akan tetapi, dua kata itu sukses berpengaruh besar pada Amira. Buktinya, saat ini wajah cewek itu mulai memerah layaknya kepiting rebus.

"Ih wajah lo kok merah?" goda Althaf.

Amira cepat-cepat berlari kecil memasuki Villa. Cowok itu tertawa lebar melihat tingkah cewek itu.

"Lucu banget tuh cewek. Rasanya pengen dijadikan pacar."

***

Setelah beristirahat sebentar, Amira dan Althaf bergegas ke desa di kaki gunung. Desa di mana mayoritas petani kebun teh itu tinggal.

Meskipun berjalan kaki melewati jalan setapak yang ada, mereka bahkan tidak merasa kelelahan yang berarti karena disuguhi pemandangan yang sangat indah. Amira berdecak kagum. Menikmati semilir angin yang menyapu lembut wajahnya.

Untuk hari ini mereka akan meriset terlebih dahulu dan juga akan mengunjungi salah satu rumah petani di sana. Amira mulai mencatat hal-hal yang menurutnya penting. Berbeda dengan Althaf yang sibuk mengambil gambar dengan kamera yang menggantung di lehernya.

Jam menunjukkan pukul 3.56PM. Setelah meriset selesai, mereka mulai melangkah kembali ke Villa. Di tengah berjalan, tepatnya di dekat kebun teh mereka berhenti sejenak untuk mengambil beberapa video daun-daun teh yang akan dijadikan transisi dalam film.

"Sudah, ayo!" Althaf melihat hasil videonya di kamera, lalu mengalihkan penglihatannya pada Amira yang berjalan bersisian dengannya.

Cewek itu terlihat lelah. "Lo masih sanggup jalan?"

Amira mengangguk sebagai tanda jika ia masih sanggup. "Villa udah dekat, percuma kalau gue bilang enggak sanggup. Lagian jarak yang kita tempuh juga enggak terlalu jauh."

Althaf berdecak. "Kirain lo udah capek. Padahal gue mau gendong elo."

"Kirain gue cari kesempatan dalam kesempitan gitu?" Amira menatap Althaf curiga. "Ataukah, lo yang kayak gitu?"

"Iyain deh. Biar Nona Amira senang," balas Althaf cepat sambil menyeringai. "Oh iya, nanti malam kita harus buat treatment film. Agar waktu syuting lebih gampang dan terarah."

"Oke."

"Gue tunggu di balkon, ya?"

"Oke."

"Lo ke balkon jam tujuh lewat, ya?"

"Oke."

"Gue peluk lo, ya?"

"Oke." Eh? Amira salah jawab. "Gak mau. Gak boleh."

Althaf mengerucutkan bibirnya. "Sial. Gak jadi. Padahal gue pengen."

***
See you next part.....
Maaf segala kekurangannya.😅

AMIRALTHAF [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang