4. sakit💕

5K 249 0
                                        

Author POV.

Ali menuruni tangga rumahnya dengan senyum yang mengembang. Ia berjalan menuju meja makan untuk sarapan bersama keluarganya.

"Pagi ma pa" sapa Ali pada orang tuanya.

"Pagi juga"balas mama papa Ali.

"Ali! Papa mau bicara sama kamu"kata papa Ali dengan suara yang terdengar serius.

"Bicara apa pa?"tanya Ali pada papanya.

"Nanti kita bicarakan setelah sarapan"kata papa Ali memberi pengertian. Ali mengangguk paham.

Mereka memakan sarapannya Tanpa ada suara.

🌸🌸🌸🌸🌸

Setelah selesai sarapan Ali berkumpul bersama mama dan papanya di ruang keluarga. Dari raut wajahnya papa Ali terlihat sangat Amat serius.

"Papa mau ngomong apa sama Ali?" Ali memecah keheningan di antara mereka.

"Gini Li jadi papa berniat menjodohkan kan mu dengan anak teman papa" kata papa Ali menjelaskan maksud dan tujuannya.

"Hahh?!? Papa apa - apaan sih? Ali gak mau" kata Ali menolak dengan terang²an.

"Ali papa belum selesai bicara"kata papa Ali tegas.

"Tapi Ali gak mau di jodohin pa. Ali cuman cinta sama Prilly doang"terang Ali mengenai perasaannya.

Papa Ali tersenyum manis mendengar perkataan putra semata wayangnya.

"Ali sayang. Denger dulu siapa yang mau di jodohin sama kamu" kata mama Ali menenangkan putranya.

"Emang Ali mau di jodohin sama siapa sih ma? Jangan bilang kalo ceweknya cupu, kacamata gede, dan kep---"

"Papa mau jodohin kamu sama anak om Farid si Prilly sahabatmu" omongan Ali terpotong oleh ucapan papanya. Ali menatap papanya dengan tatapan tidak percaya.

Sedangkan mama dan papa Ali menatap anaknya dengan senyum mengembang di wajahnya.

"Papa serius?" Tanya Ali berbinar. Papa Ali mengangguk mantap.

"Ahhh akhirnya "teriak Ali senang lantas berjoget-joget di depan orang tuanya.

Mama dan papa Ali terkekeh melihat binaran bahagia di wajah putranya. Mereka sudah menduga ini yang akan terjadi.

🌸🌸🌸🌸🌸

Ali POV.

Gue berjalan mendekat ke arah bangku yang ada di bawah rumah pohon. Gue lihat dia sudah duduk di sana. Sangat cantik dengan baju Sabrina dan Levis putihnya.

Gue tepuk baju bahu sebelah kanannya. Dia liat gue dengan senyumnya yang sangat manis. Setelah gue memberi dia kabar itu. Dia langsung ngajak gue ketemuan disini tempat favoritnya kita.

"Akhirnya Lo Dateng juga Li"katanya dengan suara yang sangat lembut.

"Iya. Maaf ya kalo lama"balas gue dengan senyum yang mengembang. Gue pun duduk disebelah dia. Dia terus natap gue, apa ada yang salah ya sama gue?

"Li yang Lo bilang itu seriusan?" Tanya dengan wajah yang berbinar.

"Iya. Prill gue juga gak nyangka" jawab gue.

"Tapi apa Lo mau Nerima gue?" Tanya gue ragu.

"Li bahkan gue bersyukur karena akan dijodohin sama sahabat gue sendiri"kata Prilly tersenyum. Kemudian meluk gue. Gue membalas pelukan hangatnya.

"Awwsss !" Tiba² dia meringis dan melepas pelukannya.

"Prill Lo kenapa?" Tanya gue kedia Dia menggelengkan kepalanya.

"Prill jangan bilang kalo sakit Lo kambuh lagi?"tanya gue khawatir.

Dia masih terus meringis kesakitan. Gue gak tega liatnya. Gue pun menggendong dia ala bridal style gue berjalan dengan terburu-buru ke mobil. Gue menatap wajah Prilly yang pucat dan berkeringat dingin.

"Li! Sakitttt" ringisnya.

"Sabarnya prill! Kita kerumah sakit sekarang" kata ku dengan panik.

🌸🌸🌸🌸🌸

Author POV.

Ali berjalan mondar mandir tidak karuan di depan ruang UGD. Dia tidak bisa tenang sekarang sebelum tau keadaan. Prilly.

"Ali!" Ali membalikan badannya yang memanggil namanya tadi.

Terlihat ada mami Ririn, Lia, dan Akmal berjalan ke arahnya. Ya tadi setelah sampai di rumah sakit Ali langsung menghubungi  Lia tentang Prilly.
"Gimana keadaan Prilly?"tanya mami Ririn khawatir.

"Ali juga belum tau mi. Dokternya belum keluar"jawabnya jujur.

CEKLEK

Pintu terbuka dan keluarlah sang dokter. Mami Ririn langsung menghampiri dokter tersebut.
"Dokter bagaiman keadaan putri saya?"tanya was was.

"Begini Bu. Jadi Putri ibu tidak apa² hanya saja dia banyak fikiran dan juga tekanan batin. Dan tetapi ginjal Putri ibu mulai mengalami penurunan fungsi apa dia telat meminum obatnya?"jelas dokter seraya bertanya.

"Kalo itu saya rasa ia dok tadi pagi ia belum meminum obatnya. Karna obatnya habis" jelas mami Ririn pada sang dokter.

"Baik lah kalau begitu saya permisi. Dan jangan lupa segera tebus obatnya lagi. Karna obat itu adalah penunjang hidupnya"kata sang dokter.

"Iya dok. Terimakasih kalau begitu"kata mami Ririn mengucap terimakasih pada sang dokter.

Sang dokter pun berlalu. Pintu terbuka bersama beberapa suster dan bankar Prilly yang di bawa luar.

"Sus dia mau dibawa kemana?" Tanya Ali pada sang suster yang mendorong bankar Prilly.

"Pasien akan kami pindah kan keruang perawatan" kata suster itu menjawab pertanyaan Ali.

Bankar Prilly pun dibawa oleh para suster untuk di pindahkan ke ruang rawat.

🌸🌸🌸🌸🌸

Prilly POV.

Aku mengerjapkan mata ku. Silau dan pusing itu lah yang ku rasakan.

Aku melihat sekeliling ku. Sudah tak heran aku berada disini bahkan aku sudah hafal dengan. Tempat ini. Karna sudah 2 tahun terakhir aku sering keluar masuk disini. Aku ingin mengakar tangan ku, tapi tunggu kenapa terasa berat. Ku lihat ada seseorang yang duduk tertidur menimpa tangan ku. Dia menggeliat mungkin karena merasa tangan ku yang bergerak.   Ia menegakkan badan nya dan merenggangkan tangan²nya. Mungkin ia pegal. Mataku bertemu dengan matanya. Begitu indah matanya hitam legam dan tajam. Dia tersenyum pada ku dan aku membalasnya.

"Gimana keadaan kamu Prilly?" Tanya padaku. Tunggu tadi dia bilang apa 'kamu' dia mengubah panggilannya menjadi aku dan kamu.

"Aku udah gpp kok" balas ku meyakinkan dia.

"Alhamdulillah deh kalau begitu"kata nya lega.

CEKLEK

Pintu terbuka menampakan mami Ririn Lia dan Akmal. Mereka menatap ku sumringah.
"Sayang kamu sudah bangun?" Tanya mami Ririn. Lantas menghampiri ku.

"Udah mi!"jawab ku pelan.

"Oh ya prill. Tadi om Farid telfon katanya mereka 3 hari lagi pulang sama papi. Buat bicarain perjodohan Lo dan Ali"kata Lia membuka suara.

"Baru kali ini mereka  perduli tentang gue"jawab ku lirih.

"Mereka bukan gak perduli sama lo prill. Gue yakin mereka juga sayang sama Lo sama seperti mereka sayang ke faira" kata Akmal menyangkal ucapan ku. Aku tersenyum kecut menanggapinya.

"Ya udah ga usah dibahas lagi. Mending sekarang kamu istirahat biar besok terlihat lebih segar"kata mami Ririn. Aku mengangguk dan memejamkan ke dua mataku.

¥¥¥¥¥¥¥¥¥

Jangan lupa vote and comment

MINE 💕(Completed)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon