EPILOG

6.1K 605 42
                                    

"(NAMAKAMU)!" Iqbaal berteriak dengan sangat kuat. Dahinya berkeringat sangat banyak hingga membasahi bajunya. Napas Iqbaal begitu memburu seperti lari marathon.

Iqbaal mengusap airmatanya dengan kasar.

"Iqbaal, kenapa?"

Suara lembut itu menyadarkan Iqbaal dari kesedihannya, ia dengan cepat menarik gadis cantik itu ke dalam pelukannya. Ia memeluknya dengan erat, (Namakamu) dengan bingung membalas pelukan Iqbaal dengan kernyitan di dahinya.

"Aku mimpi kamu meninggal, kamu bunuh diri, dan..dan—"

"Sst.. itu hanya mimpi, Sayang. Berarti aku berumur panjang."

Iqbaal mengaminkan dalam hatinya sembari mengeratkan pelukannya. Ia benar-benar ketakutan.

"Itu terasa nyata, sangat nyata." Iqbaal berbisik dengan sangat pelan di pelukan (Namakamu).

(Namakamu) hanya mengusap punggung lebar suaminya ini. Suami? Tentu. Iqbaal dan dirinya telah menikah setahun yang lalu, ia begitu bahagia saat Iqbaal melamarnya setelah dirinya wisuda.

Iqbaal bahkan membawa Gilang untuk menjadi peresmi hubungannya. Hingga sekarang, ia bahagia untuk hari yang indah itu.

"Tidur lagi, ya? Kamu besok masuk kerjanya pagi, kan?"

Iqbaal mengangguk kan kepalanya dengan pelan, tetapi pelukan itu masih ia eratkan. Iqbaal mengecup sesekali bahu (Namakamu) yang terbuka itu, ia begitu mencintai istrinya ini. "Kesayangan Iqbaal, "bisik Iqbaal dengan suara beratnya.

(Namakamu) tersenyum sembari memainkan rambut Iqbaal, "kesayangan (Namakamu)."

Iqbaal tersenyum mendengar balasan itu. Ia melepaskan pelukannya dan mengecup lama dahi istrinya, ia begitu mencintai (Namakamu).

"Kita tidur lagi, ya? Kamu ngantuk, kan?" bisik Iqbaal tepat di hadapan (Namakamu), ia menempelkan dahinya dengan (Namakamu).

(Namakamu) merasakan usapan lembut di kedua pipinya, ia melihat Iqbaal memejamkan kedua matanya sembari tersenyum.

"Kamu juga, ya? Kamu baru beberapa jam tidurnya. Keringatnya banyak banget," ucap (Namakamu) sembari mengusap pipi Iqbaal dengan lembut.

Iqbaal membawa tangan (Namakamu) untuk ia kecup. Lalu membuka matanya melihat mata indah itu. "Sini peluk, Iqbaal."Iqbaal menarik (Namakamu) untuk tidur sembari ia peluk dengan erat.

(Namakamu) memejamkan matanya dengan pelukan hangat Iqbaal. Iqbaal mengusap rambut istrinya dengan sayangnya. "Good night, Mrs.Happy Ending."

**

Gilang memijit pelipisnya dengan tidak mengerti, istrinya yang tengah hamil muda ini tidak mau ia peluk, ia cium bahkan tidur bersamanya. Lihat lah sekarang, istrinya yang cantik itu bahkan tidur memeluk guling sialan itu.

Gilang memberantaki rambuntnya dengan kesal, ia ingin dipeluk.

"Sayang.. peluk suaminya dong. Gilang nggak bisa tidur kalau Sherly nggak peluk Gilang," bisik Gilang di telinga Sherly.

Sherly menggoyangkan bahunya agar Gilang melepaskan tangannya dari bahunya, Gilang menghembuskan napasnya dengan kasar. Ia dengan kesal membuka selimutnya, lalu mulai berjalan menuju sofa yang berada di dalam kamarnya.

Sherly yang merasa pegerakan di tempat tidurnya pun langsung terbangun sembari memeluk gulingnya.Gilang yang hendak tidur di sofa tiba-tiba langsung menghadap tempat tidurnya saat mendengar istrinya memanggil dirinya.

"Kamu mau pisah ranjang sama aku? Kamu jahat!" Sherly seketika menangis sembari melemparkan bantal gulingnya ke arah Gilang.

Gilang menangkapnya dengan tepat, ia terkejut." Sayang.. bu-bukan gitu, aku Cuma—"

Sherly menangis keras, Gilang seketika panik. Ia berlari cepat ke arah istrinya, memeluk Sherly yang menangis.

"Nggak, Gilang di sini kok. Udah, ya.. jangan nangis...," bisik Gilang dengan lembut.

Sherly yang menangis pun haanya bisa tertidur seketika di dalam pelukan Gilang. Gilang hanya bisa tersenyum melihat tingkah istrinya yang ajaib.

Terima kasih untuk sahabatnya, Iqbaal Janurio yang mampu merubah rasa cintanya kepada gadis di pelukannya saat ini.

Terima kasih juga untuk sahabatnya, Iqbaal yang berusaha untuk melepaskannya dari penderitaan akaan cintanya kepada adiknya, (Namakamu).

Sherly adalah perempuan yang ia cintai sekarang, besok, dan selamanya.

"Good night, My Happy Ending."

**

Terima kasih telah menjadikan aku ke dalam happy ending-mu.

**

THE END.

Terima kasih untuk kalian semua, readers2 ku. Kalian mengerti arti happy ending yang sebenarnya. Ya, kalian benar, happy ending itu tergantung dari setiap sudut pandang seseorang. Dan, happy ending-ku adalah di mana para pembacaku bisa tersenyum dengan cerita ini.

Tertanda

Minrik

Ost : Avril Lavigne – My Happy Ending-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mrs. Happy EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang