11

3.2K 487 11
                                    

Iqbaal menjatuhkan dirinya di tengah-tengah lapangan basket yang sepi, kotor, dan panas itu. Ia terlihat sangat berantak – bajunya yang kotor, celananya di bagian lutut yang terlihat robek, rambutnya yang acak-acakkan, dan matanya yang sembab. Ia begitu sangat berantakkan.

Ia seperti manusia yang tidak tahu lagi bagaimana caranya untuk menjalankan hidupnya, ia ingin mati.

' May i hope about dead ?'

"Iqbaal.... Lo- lo kenapa ?" Reza yang sejak tadi mencari Iqbaal, kini dengan paniknya mendekati Iqbaal yang sama sekali tidak meresponnya.

Iqbaal begitu berantakkan – sangat berantakkan.

Reza terdiam saat melihat senyum smrik di wajah Iqbaal. Iqbaal mengepalkan kedua tangannya dengan sangat kuat, senyum smrik itu pertanda sesuatu yang buruk.

"Baal..," panggil Reza dengan suaranya yang lirih, ia mencoba menyentuh bahu Iqbaal.

Iqbaal hanya melirik sekilas kemudian dia menundukkan kepalanya." Kalau karena cinta gue bisa seperti ini. Gue bakal tunjukkan ke setiap wanita bahwa cinta itu memang harus sesakit ini, biar mereka tahu arti sakit yang sebenarnya," ucap Iqbaal dengan penuh dendam.

Reza menggelengkan kepalanya dengan pelan, kini ia sudah terlambat untuk menghentikan bunga yang indah itu tercemar karena lebah yang ganas.

**

3 Tahun Kemudian...

"Lihat! Senior Iqbaal datang.."

"Astaga! Dia makin ganteng,ya.."

"Gilak! Dia bawa cewek lagi."

"Taruhan deh.. palingan Kak Iqbaal mutusin sekarang."

"Sok tahu lo!"

"Lihat saja.. dalam hitungan mundur dari 5..."

Iqbaal yang telah menutup kembali pintu mobilnya yang ia buka, 'kan untuk gadis yang tampaknya tersenyum bahagia setelah perlakuan romantis Iqbaal kepada dirinya. Gadis itu cantik bak dewi kecantikan, tipe idaman kaum adam.

Saat gadis cantik itu hendak merangkul tangan Iqbaal, Iqbaal terlebih dahulu menghindar – gadis itu mengernyit bingung. " Kena—"

Iqbaal menjaga jarak dari gadis cantik itu. " Sekarang jam berapa, sih ?" tanya Iqbaal dengan suara beratnya. Gadis cantik itu pun melihat jam di pergelangan tangannya kemudian menatap Iqbaal kembali, " jam 7 lewat 30 menit, kenapa sayang ?" tanya gadis cantik dengan dahinya yang masih mengernyit bingung.

Iqbaal berdehem sekilas, " Tepat pukul 7 lewat 30 menit, Iqbaal dan Aresta resmi putus di parkiran mobil. Tanggal 23 bulan 7 adalah tepatnya Iqbaal dan Aresta putus, sekian dan terima kasih." Iqbaal dengan entengnya melangkah pergi meninggalkan Aresta yang tampaknya terkejut mendengar ucapan Iqbaal.

"IQBAAL! MAKSUD KAMU APA ? AKU SAYANG SAMA KAMU! AKU CINTA SAMA KAMU! TAPI KENAPA KIT—"

Iqbaal membalikkan badannya menghadap Aresta yang menangis sangat sedih, " berisik, Sayang. Mau gimana lagi ? Gue udah bosan sama lo. Ya, kalau udah bosan nggak mungkin harus dipaksa, 'kan lagi 'kan ? So, now I get my happy ending. Bye-bye..," ucap Iqbaal dengan kedipan matanya yang mempesona.

Aresta menutup wajahnya, ia sangat-sangat terpukul dengan semua ini. Iqbaal adalah kekasih pertamanya yang membuatnya mengerti apa itu cinta, tapi sekarang? Iqbaal juga yang memberinya sebuah kesakitan yang amat dalam.

"Nah! Udah gue bilang apa pasti diputusin."

"Gilak! Gue nggak nyangka dia kejam.."

"Sama! Gue nggak nyangka, mentang-mentang ganteng."

Mrs. Happy EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang