6

4.5K 487 9
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


**

Terdengar suara pintu mobil yang ditutup membuat murid-murid di sekelilingnya menjadikan dirinya sebagai objek pencuci mata. Terlihat binar-binar kagum di kedua mata murid-murid itu, Iqbaal dengan pembawaannya yang dingin, tidak memperdulikan apapun di sekelilingnya hanya berjalan meninggalkan parkiran.

Iqbaal memasukkan kunci mobilnya ke dalam saku celananya kemudian melihat jam di pergelangan tangannya, masih pagi atau memang (Namakamu) yang belum juga datang? Iqbaal hendak kembali untuk memastikan (Namakamu) datang ke sekolah namun harus terhenti. Gadis itu telah hadir dengan senyum manis itu. Iqbaal pun ikut tersenyum manis saat melihat (Namakamu) tersenyum.

Entah mungkin karena rasa rindunya atau memang (Namakamu) selalu cantik, Iqbaal terpesona setiap kali (Namakamu) melepaskan rambut indahnya itu. Rambut itu seakan terbang dimainkan oleh angin-angin kecil itu. Iqbaal memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya, menatap gadis itu ditemani tatapan memuja murid perempuan di sekitarnya.

'Dia senyum untuk siapa sih?'

'Untuk gue,'

'Lah? Ngakak aja gue kepaksa!'

'Diem lu!'

'Dih!'

(Namakamu) yang akan berjalan menuju kelasnya, tiba-tiba terhenti saat melihat seseorang yang ingin sekali ia musnahkan dari muka bumi ini, Iqbaal. 'Anggap itu pot mangga yang belum di pindah kan,' batin (Namakamu) menyugesti dirinya. (Namakamu) hendak melanjutkan perjalanannya untuk menghindari Iqbaal namun nasib tinggal nasib, Iqbaal terlebih dahulu menghentikan perjalanannya.

Iqbaal tersenyum saat melihat wajah gadis di hadapanya yang mulai merengut dengan imutnya. "Pagi, cantik," sapa Iqbaal dengan lembutnya tepat di hadapan (Namakamu). (Namakamu) menaikkan satu alis matanya dengan angkuh.

"Lepas tangan gue, nggak usah ganggu, bisa ?" ucap (Namakamu) dengan berusaha melepaskan tangan Iqbaal yang memegang lengan (Namakamu). Iqbaal menaikkan kedua bahunya dengan santainya, " lo keras kepala, gue juga bisa keras kepala. Balas ucapan pagi gue atau cium gue, biar lebih ringan sih cium gue aja," balas Iqbaal dengan senyum manisnya yang belum lepas juga dari bibirnya.

(Namakamu) menghembuskan napasnya dengan kesal, Iqbaal sedikit memeringkan kepalanya untuk melihat wajah gadis cantik di hadapannya. "Gue rela kok nunggu lo di sini sampai pulang sekolah, sekalian lihat pemandangan indah, " bisik Iqbaal dengan lembut. (Namakamu) memukul pelan pipi Iqbaal, kepala Iqbaal pun menoleh ke kiri akibat pukulan pelan (Namakamu). " Kenapa harus gue sih, Baal? Masih banyak cewek lain yang bisa lo gombalin. Jangan gue!" protes (Namakamu) dengan kesal.

"Hati gue maunya lo," jawab Iqbaal dengan singkat.

Seketika teriakan murid perempuan di sekitar mereka terdengar melengking.

**

Sherly memperhatikan (Namakamu) dari kejauhan, ia terlihat ceria. Sherly mengakui bahwa (Namakamu) selalu ceria, tampak dari keribadiannya yang supel.

Mrs. Happy EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang