Bab 09 - Percaya

48 4 0
                                    

Bab 09


(27 Maret, Pukul 12.00, Kota Ruben, Hutan Alsell, Wilayah dalam)


Entah sejak kapan, aku mulai menyukainya..

Mungkin, ini lucu. Karena diam-diam aku menyukainya dan mengharap'kan suatu hubungan lebih dari seorang sahabat.

Namun, semakin ingin kuraih. Dia kian nampak bersinar, dan itu membuatku ragu. Apakah seorang sepertiku layak berjalan di sampingnya?

Walaupun demikian. Keinginanku untuk bertahan tetaplah utuh, lagipula tidak ada yang melarangku untuk berusaha, bukan?

Disertai rangkaian kata tersebut. Pikiran gadis itu melayang dan menembus masa lalu.

Masa di mana. Semua berawal, mulai dari hubungan yang terjalin hingga timbulnya rasa pada malam itu.

"..Noel, pada kunjunganku tahun depan. Jangan lupa ya, jemput aku di pangkalan kuda.."

"..Hmm? Kau minta aku menjemputmu, Nay?" balas Noel seraya berhenti memungut kayu bakar.

Nayla mengangguk pasti, menyebab 'kan rambutnya yang pendek itu bergerak-gerak lucu.

"..Iya, kau tidak mau ya?"

"..Tentu aku mau.."

Samar Nayla tersenyum, "..Begitu. Oh iya, kau masih ingat tempat ini?" tanya Nayla seraya mengamati sekitar.

Noel kemudian menegakan punggung. Lalu, matanya menyapu keseluruh tempat ini. Dari tempatnya berdiri, ia masih mampu mendengar aliran sungai Altair yang berada tepat di samping pinggiran hutan Alsell ini.

"..Umm. Di sini 'kan tempat kita pertamakali bertemu.." balas Noel sembari kembali memunguti batang pohon yang kering.

"..Jadi, apa lagi?" tanya Nayla kembali.

"..Kau menangis di bawah pohon itu, 'kan?" sambung Noel diiringi jari telunjuknya mengarah ke salah satu pohon.

Nayla wajahnya memerah dan menahan malu, "..Hei! Kenapa kau selalu bisa mengingat hal-hal yang memalukan, sih?"

"..Itu tidak memalukan, kok. Kau tampak lebih lucu saat menangis.."

"..E-Eh?! Lucu?"

"..Umm."

"..Benarkah?" tanya Nayla memastikan.

"..Iya, kau sangat lucu. Hingga membuatku ingin memakanmu."

Wajah Nayla menjadi antusias dan ia berlari mendekat kearah Noel.

"..Ka-kau ingin memakanku karena aku lucu?!"

Noel yang menyadari itu kemudian tersenyum dan mengesampingkan tubuhnya utuh kearah Nayla.

"..Tentu saja tidak, Nay. Aku hanya bercanda kok.."

"..Heee... jadi aku memang tidak lucu ya.." balas Nayla kecewa.

Kembali tersenyum kecil. Noel menepuk-nepuk kepala Nayla pelan.

"..Kau itu lucu, Nay. Dan itu membuatku ingin melindungimu.."

Nayla yang mendengar itu kemudian tersipu. Saat melihat wajah Noel dari dekat seperti saat ini, ditambah anak laki-laki itu baru saja mengatakan sesuatu yang keren. Sejujurnya membuat Nayla semakin terkagum.

Re Build a New History Start from Zero (Hiatus)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora