Prolog

483 18 8
                                    

Prolog

(Has been edited on Saturday, August 4, 2018, by Xerali)



"Apa alasanmu untuk tetap bertarung?"

".... "

Mengetahui pertanyaannya diabaikan, pria dengan mata hijau kelamnya itu lalu merentangkan tangan kedepan. Kemudian, tanpa merapalkan mantra terlebih dahulu. Munculah sebuah rune atau lingkaran sihir berwarna biru terang dengan simbol pentagram di tengahnya. 

Perlahan-lahan, semakin terang rune tersebut menyala. Sebuah partikel-partikel sihir Alkimia mulai muncul dan membentuk suatu benda pada genggaman tangan pria itu.

Dari partikel-partikel sihir Alkimia tersebut, setelah dengan sempurna menyatu kini terbentuklah sebilah pedang yang memiliki bilah setipis helai daun dan seruncing taring Chimera.

Lalu, ia segera menggenggamnya erat dan mengarahkan ujung pedangnya kearah leher pemuda berambut putih yang terduduk tanpa asa di hadapannya.

"Sofedor!! Kumohon, jangan menyakitinya lagi! Akan aku lakukan apapun asalkan kau berhenti menyentuhnya!" teriak penuh keputusasaan seorang gadis berambut pirang yang menatap penuh melas kearah pemuda berambut putih itu.

"Apa, 'pun?" balas pria itu seraya melirik kesamping, lebih tepatnya kearah sumber suara penuh harap itu.

"Iya! Kau ingin mendapatkan Katalis Sihir milik keturunan keluarga asli Helvelina, 'kan? Kuberikan, akan kuberikan padamu! Oleh karena itu kumohon, berhentilah menyakitinya ...." sambungnya mulai terisak.

Sudah berapa kali harga dirinya ia rendahkan hingga sedalam ini? Pikir gadis tersebut dalam hati. Namun, dengan tegas ia akan menyanggupi apapun permintaan pria itu agar bisa menghentikan kegilaannya menyakiti pemuda berambut putih yang sangat ia cintai.

"Begitu, ya. Aku senang mendengarnya, " balasnya seraya kembali menatap lurus kebawah. "... namun, sebelum itu. Ijinkan aku mendengarkan jawaban Noellis atas pertanyaanku tadi."

"??"

"Kalau begitu, kan kuulangi sekali lagi. Apa alasanmu untuk tetap bertarung?"

Dari logatnya yang tetap menunduk tanpa hasrat, pemuda berambut putih itu sepertinya sama sekali tidak tertarik untuk menjawabnya. Tidak, ia tidak menjawab karena bukannya tidak tertarik. Namun, ia benar-benar kehabisan tenaga hanya untuk berbicara saat ini. Tiba-tiba ia mengepalkan erat kedua telapak tangannya yang penuh noda darah.

Pria itu lalu menghela napas pendek, kemudian ia kembali berucap, "Noellis. Aku sangat menyesal, karena kau tak kunjung menjawab pertanyaan-"

"Sudah jelas ... bukan," balasnya tiba-tiba seraya mengangkat kepala perlahan.

Bola mata hijau kelam milik pria itu lalu melirik lurus kebawah, lebih tepatnya kearah pemuda berambut putih yang menundukan kepala. Ia sedikit menaikan kedua alis tipisnya saat mendengar suara penuh keyakinan tersebut walaupun terdengar selembut angin.

"Ak-Aku bertarung, karena aku ingin melindungi ... orang-orang yang aku cintai!" sambungnya lemah seraya menatap tajam kearah pria itu.

Pria itu memicingkan kedua mata tanpa ekspresi, "Jadi, itu jawabanmu, Noellis?" Lalu melirikan kedua mata ke samping. "Gadis berambut pirang itu, apakah kau juga ingin melindunginya?"

Dengan napas yang terputus-putus, ia menjawab, "Kau tuli, ya? Sudah kubilang bukan jika aku-"

JLEBB!!

Re Build a New History Start from Zero (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang