Iqbaal tidak menurutinya, ia bahkan memutarkan tubuhnya lalu berlari kecil. (Namakamu) berteriak pusing di dalam gendongan Iqbaal.

Iqbaal dengan sayangnya mengecup dahi (Namakamu) lalu tersenyum melihat kedua pipi (Namakamu) yang memerah. " I love you, My Happy Ending." Iqbaal kembali memutar (Namakamu) di dalam pelukannya ditemani dengan teriakn kesal kekasihnya.

"IQBAAL!"

**

Iqbaal menggenggam tangan (Namakamu) saat ia mengajak (Namakamu) untuk makan malam. Lagi pula, sudah lama ia ingin mengajak (Namakamu) jalan-jalan. Iqbaal mengusa punggung tangan kekasihnya dengan lembut, (Namakamu) hanya dapat dengan lemas mengikuti Iqbaal.

"Baal.. , " panggil (Namakamu) dengan nada rengekkannya.

Iqbaal yang mendengar namanya dipanggil pun seketika melihat kekasihnya. "Kenapa, Sayang?".

(Namakamu) menyandarkan kepalanya di lengan Iqbaal, Iqbaal dengan lembut memeluk bahu (Namakamu) sembari mengusap bahunya. " Aku lapar, aku capek, aku mau istirahat, aku mau kenyang, aku mau duduk," keluh (Namakamu) dengan cepat.

Iqbaal mengecup dengan sayangnya pelipis kekasihnya, lalu kembali mengajak jalan (Namakamu) dengan usapan lembut di bahunya. " Iya, kita makan,ya. Mau makan apa?" tanya Iqbaal dengan lembut.

(Namakamu) menunjukkan restoran yang terlihat tidak ramai, namun ada beberapa pengunjung di sana, terlihat restoran yang menyediakan nasi. "Yaudah, kita ke sana." Iqbaal pun membawa (Namakamu) ke restoran yang ditunjuk (Namakamu).

Iqbaal pun akhirnya memesan makanan terlebih dahulu dan membiarkan (Namakamu) duduk terlebih dahulu. Setelah menunggu beberap menit, Iqbaal membawa makanannya dengan nampan cokelat itu.

(Namakamu) yang terlihat duduk di sofa khusus dengan malas sembari memainkan ponselnya sendiri. Kedua pipinya memang memerah jika terlihat lelah. Rambutnya ia jepit sembarang asal tidak mengganggu dirinya.

Iqbaal meletakkan makanan itu di dekat kekasihnya, ia mempersiapkan makanan untuk (Namakamu) dahulu. "Duduk yang baik, (Namakamu). Letakkan dulu hp-nya,"peringat Iqbaal sembari menyiapkan makanan (Namakamu).

(Namakamu) mendengar itupun langsung melaksanakan perintah Iqbaal, lalu berdoa sebelum makan, setelah itu mulai menyantapnya.

Iqbaal mempersiapkan minuman untuk kekasihnya agar tidak tersedak. "Kalau mau tambah, bilang ya ?" ucap Iqbaal dengan tangannya mengusap puncak rambut kekasihnya. (Namakamu) mengangkat jempolnya lalu kembali makan. Iqbaal pun tersenyum melihat (Namakamu) lahap makan.

Ketika Iqbaal akan memulai makanannya, ponselnya tiba-tiba bergetar tanda ada panggilan masuk. Iqbaal meletakkan sendoknya kemudian melihat layar ponselnya.

Gilang.

Iqbaal melirik ke arah (Namakamu) yang masih makan dengan tenang, getaran di ponselnya masih juga tetap ada. "Sayang, aku mau ke toilet dulu,ya. Kamu habiskan makanannya, nanti kalau mau tambah tinggal panggil aja ke pelayannya. Oke ?" ucap Iqbaal dengan lembut, tak lupa ia mengecup singkat pipi kekasihnya.

(Namakamu) menganggukkan kepalanya sembari mengunyah. Iqbaal pun tersenyum singkat sebelum ia berlari kecil menuju toilet.

Ponselnya masih menunjukkan nama Gilang yang tertera di sana, dengan cepat Iqbaal mengangkat panggilan itu dengan napasnya yang bergetar.

"Ha-halo." Iqbaal mengeluarkan suara beratnya untuk pertama kalinya.

"Akhirnya, lo bisa bersatu dengan adik gue."

"Gilang, lo di—"

"Gue lihat semua itu, Baal."

"Lo lihat kami ? Kenapa lo nggak muncul ? Kenapa lo nggak datangi kita ?"

Mrs. Happy EndingWhere stories live. Discover now