30. if we were fated

2.2K 199 5
                                    

Pelan-pelan bacanya ya. Resapi..
Dengerin lagunya juga

'Aku tetap tidak dapat memberitahukannya padamu
Ketika aku melihatmu
Aku berpura-pura tidak ada yang salah

Seandainya aku tidak peduli
Nyatanya, aku seseorang
Yang menghabiskan banyak waktu menginginkanmu'

"Nay, naya" tegur Dimas yang melihat Naya melamun.

"Bang Dimas?" Bingung naya yang melihat Dimas dihadapannya.

"Kamu kenapa sih? Itu acaranya udah mau dimulai, ayo buruan kesana" dimas lalu menarik tangan naya yang masih mematung menuju pusat pesta. Dimana emily dana Gilang akan saling menyematkan cincin ditangan mereka.

Naya tersenyum miris menyadari hal yang terjadi padanya hanyalah khayalan bodohnya. Ya, si bodoh ini benar-benar sudah jatuh kedalam pesona Bagas Desviano. Ingin menangis? Tentu, Naya benar-benar ingin menangis saat ini melihat orang menjadi sumber kesakitannya berada tidak jauh dari dirinya. Tatapan mereka bertemu, hanya sekilas karena Naya buru-buru memalingkan wajahnya.

'Bahkan saat ini mereka dateng bareng' pikir Naya setelah melihat keberadaan Sena dan Bagas yang berdiri berdampingan diantara tamu yang lain.

***
Acara puncak pertukaran cincin antara Gilang dang Emily pun terlaksana dengan lancar tanpa adanya gangguan.

Kini adalah waktunya bagi para tamu termasuk keluarga memberi selamat kepada mereka berdua karena sudah resmi bertunangan.

"Mil, kalo bisa lo nikah setelah abang lo daniel nikah deh. Gak baik langkahin yang lebih tua" ucap dimas menyalami gilang dan emily.

Sontak tawa keluarga wijaya dan keluarga dari gilang memenuhi ballroom karena mendengar guyonan Dimas. Hanya Naya yang tak tertawa, mengukir senyumnya sedikit sudah cukup menurutnya. Emily yang menyadari itu merasa kasian kepada Naya. Sebelumnya naya tidak menjadi seperti ini jika sedang patah hati. Hanya dengan mendengar guyonan dari Dimas atau papa Angga, naya sudah bisa melupakan patah hatinya.

Emily selalu mengerti perasaan adik sepupunya itu.

"Kak emily" tegur seorang gadis tidak jauh dari posisi emily.

"Sena?" Emily yang tidak menyadari jika Sena sahabat Naya saat SMA menghadiri pestanya.

"Selamat ya kak emily" ucap sena memberi selamat kepada emily.

"Aku gak tau loh kalo kamu diundang" ucap emily karena sadar tidak pernah mengundang Sena.

"Oh iya kak, aku diajak Bagas kesini. Ya kan Gas?" Sena melirik kearah Bagas disampingnya.
Bagas hanya mengangguk pelan, lalu menatap Naya yang berada disamping Dimas. Naya tidak menyadari akan halnitu, karena terlalu sibuk dengan pikirannya.

Emily yang mendengar jawaban Sena hanya bisa mengulum senyum.

Melihat kecanggunan ditempat itu. Juna akhirnya mengambil alih mikropon yang dipegang pembawa acara.

"Tes tes oke. Hai semuanya" juna memulai pembicaraannya. Lalu menyapa beberapa tamu wanita yang berada tidak jauh dari panggung "oke, malam ini saya mau sumbangin lagu semoga berguna buat masa depan gilang dan emily" tutup juna dengan senyum cerahnya.

I'amour: Naya untuk Bagas (Completed) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang