10 Gara-gara dia(?)

4.7K 292 4
                                    


"inikan.." Naya terkejut melihat benda dihadapan saat ini, sebuah handphone keluaran terbaru dan sebuah kartu ucapan.

"Sorry" bunyi tulisan tersebut saat Naya baca. Sedetik kemudian Naya sadar bahwa yang memberikan benda itu tidak lain adalah Bagas.

Sebuah senyum terukir dibibir Naya yang sedikit pucat, Naya tidak pernah menyangka jika Bagas akan meminta maaf dengan cara seperti itu.

Sebenarnya Naya tidak baegitu mengharapkan Bagas akan mengganti ponselnya, dan akhirnya Naya berniat mengembalikan ponsel dari yang Bagas berikan kepadanya secara tidak langsung.

***

Hari ini benar benar hari yang digunakan untuk beristrihat, Vivian memberikan libur 1 minggu untuk para staff termasuk 3 prince, jadi mereka bisa menggunakan waktu mereka untuk sekedar pulang kerumah bertemu dengan sanak keluarga. 

Naya sebenarnya ingin kembali kerumahnya, tapi merasa tubuhnya kurang sehat Naya mengurungkan niatnya untuk pulang. Dia takut jika dia pulang dengan keadaan kurang sehat, papanya pasti melarang Naya untuk kembali bekerja. 

Gilang, Ika, dan bu Beti sudah pulang kerumah mereka dikampung setelah sarapan pagi tadi. Mang Udin mengantar bu beti dan Ika ke kampungnya di Bandung. Hanya tinggal Juna, Bagas dan Naya di rumah itu sekarang karena madam Vi juga sudah pergi ke agency.

Kini Naya sudah berdiri didepan pintu kamar Bagas, Naya berniat mengembalikan ponsel keluaran baru yang baru di berikan Bagas untuknya.

Tok tok tok...

Tangan Naya sudah kembali mengetuk pintu kamar Bagas yang sedari tadi tidak dibuka oleh pemilik kamar itu. Tok tok tok, lagi lagi tidak ada jawaban. Akhirnya Naya mencoba lebih keras mengetuk pintu kamar milik Bagas, sampai akhirnya suara langkah kaki mulai mendekat kearah pintu. Dan pintu pun terbuka.

"ada apa sih" ucap Bagas kesal saat sudah membuka pintunya sempurna

"ehm ini cuma mau balikin ini" kini tangan kanan Naya sudah menjulur didepan Bagas bermaksud mengembalikan ponsel yang sudah dibelikan Bagas.Bagas melihat sekilas ponsel yang berda ditangan Naya, lalu melihat Naya dengan alis kanannya yang sedikit terangkat.

"kamu gak perlu ganti ponsel aku, kamu minta maaf aja udah syukur" lanjut Naya karena tidak mendapat jawaban apapun dari Bagas. "Nih ambil buruan, tangan aku pegel" tambah Naya lagi lalu mengambil tangan Bagas lalu meletakkan ponsel tersebut di tangan Bagas.

"Gue.."

"HUWAAAAAA.." ucapan Bagas terpotong begitu saja setelah mendengar teriakan Juna dari kamarnya.

Sontak Naya berlari ke sumber suara, setelah mendengar Juna yang berteriak dari kamarnya lalu berlari keluar kamarnya secara terburu-buru. Disusul dengan Bagas yang berjalan santai kekamar Juna.

"Kenapa Jun?" tanya Naya yang kini terlihat sedikit masih kaget karena teriakan Juna.

"itu.. ada anu.." ucap Juna terbata sambil menunjuk kedalam kamarnya yang kini sudah terlihat seperti kapal pecah dilihat dari pintu masuk.

"iya apa?" Naya memberanikan diri masuk kedalam kamar Juna mencoba mencari tahu penyebab Juna berteriak. Kakinya kini sudah melangkah secara perlahan mencari sesuatu yang belum jelas di ucapkan oleh Juna.

"sebenernya ada apa sih Jun?" ucap Naya melirik sisi kanan dan kiri isi kamar Juna yang sudah benar-benar berantakan.

"ke.. kecoa Nay" jawab Juna yang masih berdiri diluar kamar, melihat dari jauh Naya yang sudah berda didalam kamarnya.

Deghhh, seolah waktu berhenti setelah Naya mendengar apa yang menjadi sumber teriakan Juna. Keberanian yang Naya tunjukan diawal tiba-tiba menghilang ketika mendengar kata 'kecoa' dari mulut Juna.

I'amour: Naya untuk Bagas (Completed) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang