(32) Tisa: Why You Do This to Me? #earlyextrapart

20K 2K 72
                                    

"I have a gift," Abi mengendurkan pelukannya dari tubuh gue

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"I have a gift," Abi mengendurkan pelukannya dari tubuh gue.

"Jangan nangis mulu dong, kamu tuh cengeng banget ya sekarang." Abi menghapus jejak air mata di wajah gue. 

"Kamu loh yang bikin aku nangis," Gue mencoba membela diri.

"Asal bukan tangis menderita loh ya." Abi menjawil hidung gue. Usil banget dia.

"Mana kadonya?" Tadah gue dengan wajah galak. Dan Abi seperti mencari-cari sesuatu dari saku celananya. 

Tiba-tiba saja sebuah headset terulur ke tangan gue. Gue yang bingung kemudian memasang tampang penuh tanya pada Abi.

"Bukan ngasih ini maksudnya," Abi mengeluarkan ponselnya dan menyambungkan headset tersebut dengan ponsel.

"Dengerin sini," Abi mendudukkan gue di ayunan. Ia menempati posisi duduk di sebelah gue.

"So, ini kompilasi lagu-lagu yang aku denger enak dan cocok kayaknya buat menggambarkan isi hati aku saat ini. Kamu tahu kan, aku nggak bisa ngomong romantis. Kamunya jijik pasti kalau aku ngomong romantis. Jadi aku cuma bisa kasih ini," Abi memasangkan kedua headset di telinga gue.

Beginilah deretan lagu yang berada di playlist Abi saat ini, yang gue dengarkan. Oh iya, playlist-nya punya judul;

For Tisa, with bunch of love

Di lagu yang terakhir ini, gue dengan refleks memeluk Abi. Pria ini membalas pelukan gue.

"Kok kamu se-romantis ini?" Tanya gue. Tak menyangka Abi akan bisa memberikan kado terindah di acara lamaran kami.

"Emang itu romantis? Itu aja aku milih-milih doang lagunya, pas didenger enak dan pas banget menggambarkan isi hati aku jadi kepikiran ngasih kamu." Lucu banget kalau si gorila ganteng ini lagi penjelasan. Mukanya serius tapi kocak. 

"Nggak perlu romantis banget. Aku terima kamu apa adanya kok." Balas gue.

"Kamu nggak suka, ya?" tanyanya memelas.

Gue tertawa.

"Suka banget! Tapi kamu nggak perlu maksain diri buat romantis kalau nggak bisa. Aku nggak minta macem-macem." Jelas gue dan menemukan satu senyuman terbit dari bibirnya.

"Aku cinta kamu apa adanya, Abi yang nggak maksain dirinya sendiri. But, if this movement makes you well, why not? Aku suka digombalin kayak gini, pakai lagu kayak pacaran tahun 90-an." Gue tergelak. Abi terbahak-bahak mendengar penjelasan gue.

Abi menangkup wajah gue. Diciumi pelipis dan dahi gue. Lama-lama turun ke bibir. Gawat kalau khilaf.

"Ehemm......." Sebuah batuk menginterupsi kami berdua yang hampir khilaf.

"Rokok gue ketinggalan," Shit kan itu sepupu gue si Riki.

Abi mendesah pasrah. Gue terkikik geli. Abi kalau kesal terlihat sekali wajahnya. 

"Kalau mau lebih, mending masuk kamar. Ntar digangguin bocah-bocah." Riki berpesan sebelum ngeloyor pergi.

"Pas halal ya, inget." Abi mengultimatum gue.

"Kan yang mesum kamu!" Gue menyalahkan Abi yang tak tahu diri itu.

"Mesum gini tapi kamu cinta, kan?" Abi menyeringai jahil.

"Aku cinta kamu pakai banget, Abizar Gallen Wimala." Bisikku tepat di telinganya. Ia bergidik kegelian. Namun selanjutnya tertawa.

"I love you more more more and more, Balerin Nastisha. So so much!" Balasnya. 

Jangan pernah menolak apa yang sedang Tuhan gariskan kepada kalian,
Nanti kasusnya kayak gue,Ngomong nggak-nggak mulu soal berondong, eh jodohnya sama brondi.
Bener kata Ana, jangan keseringan ngomong nggak suka,
Yang dikabulin Tuhan ini malah 'suka' nya, bukan 'nggak' nya.
-Tisa, 29 tahun, yang sebentar lagi jebol perawan



Ini ceritanya early extra part
Entah gue juga nggak paham maksudnya apaan. wkwkw
Tapi asli deh, playlistnya gue sukak bangett!

Regards,

nimasdisri


Eensklaps | PUBLISH ULANG VERSI WATTPADWhere stories live. Discover now