Selamat membaca!!🐋
~~~
"Dad, that's enough."
.
"Ini sekolah apa coba?"
.
"Heeeeeissh... Cewek tu minum boleh ngrokok jangan."
.
"Jangan Song, Kwon aja biar official."
.
"Seburuk apapun, dia tetep bokap lo Jen."
.
"Ini acaranya gimana? Mau nyusulin...
Jennie nggak tau arah tujuan. Tadi dia sempet mikir kalo sekolah segede ini pasti ada roof top-nya. Mengikuti hati, kaki Jennie menapaki satu per satu tangga di depannya. Sekolah yang tidak terlalu buruk, tidak seperti yang dia pikirkan saat mendengar kabar dia akan masuk sekolah ini. Yungsik Multi High School.
Nggak sembarang orang bisa masuk ke sekolah punya temen Dedinya ini. Di sini mayoritas anak-anak pengusaha, anak artis, anak konglomerat, tapi ada juga dari mereka yang cuma rakyat biasa, yang jelas hanya anak rakyat biasa berotak encer di bidangnya. Banyak yang menyembunyikan identitasnya, tapi ada juga yang ngumbar identitas mereka.
Dari balita Jennie tinggal sama Grandmomnya di NZ. Sebulan atau beberapa bulan sekali Mominya dateng sama Kakaknya berkunjung bahkan nginep berhari-hari, Dedinya sibuk. Setiap kedatangan Mominya adalah kejutan dan kado yang sangat berarti buat Jennie. Mominya akan dateng bawa banyak hadiah, banyak cerita, dan juga banyak kasih sayang untuk stoknya. Kakaknya juga, Mino bukan tipikal Kakak yang buruk. Dia sayang banget sama Jennie, tapi kan tau sendiri namanya Kakak cowok kaya gimana kelakuannya.
Sering Jennie maksa ikut pulang ke Korea dan selalu ada alesan Mominya nolak. Hingga saat Jennie SMP, Mominya menceritakan alasan kenapa Jennie harus tetep stay di NZ. Setelah dia mikir, Jennie rasanya ingin menciptakan lebih banyak kenangan bareng Grandmomnya. Dan ya, beberapa bulan setelah itu Grandmomnya meninggal. Jennie drop. Dia sangat menyayangi Grandmomnya. Terlalu banyak kenangan yang mereka ciptakan. Dia menutup diri, Jennie bukan Jennie yang dulu.
Banyak hal yang Chera lakuin biar Jennie ikut ke Korea. Bahkan Jiyong yang sibuknya banget aja sampe ninggal semua kerjaannya demi nemenin Jennie di NZ, nganter sekolah, mbantuin ngerjain PR, main bareng, dll.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
2th Jiyong menemani putriya dan Jennie masih belum bisa balik jadi Jennie yang dulu. Bukan karena dia nggak bahagia dengan keberadaan Dedinya dan masih belum bisa move on dari Grandmomnya, tapi karena Jiyong Chaera nggak pernah akur. Dari dia kecil sampe sekarang ini orang tuanya jarang bisa stay dengan tentram dalam satu ruangan.
Entah apa masalahnya, tapi itu bikin Jennie sangat tidak nyaman walaupun dia nggak kekurangan kasih sayang dari keduanya. Jennie cuma pingin orang tuanya bisa berkomunikasi baik, seperti kebanyakan orang tua di luar sana. Jennie pingin keluarganya baik.
"Lagi mikirin apa? Serius banget." Rosé nyamperin Jennie yang lagi menatap kosong hamparan gedung dari roof top ini.
"Aku Rosé, Rosély Stymest. Makasi ya tadi dah nolongin aku." Jennie noleh, menatap Rosé yang senyum ke dia sambil ngangkat sebelah alisnya.
"What? You said, Rosély Stymest? Kamu anaknya uncle Ash?" Gantian Rosé yang kaget. Sementara Lisa masih duduk di pinggir pembatas gedung sambil mainin ponselnya.
"Kamu kenal Papa aku? Kok bisa?"
"Jadi bener kamu anaknya uncle Ash? Kita sepupuan betewe, hahahahaha." Rosé tambah kaget.
"Yaampun, kamu Jennifer? Adeknya Kak Mino? (Jennie ngangguk) Astagaaaa, hahahaha. Kamu kapan balik dari NZ Jen?" Lisa mendekat. Ikutan nimbrung.
"Baru tahun ini, kemaren bulan Maret. Kamu kapan balik dari Ausie?"
"Oooh, aku dah dari SMP di sini Jen, pas Mama Papa nikah aku ikut sekalian ke sini."
"Ohiya, waktu itu gue sempet liat lo di balkon belakang rumah Oma." Rosé cuma ketawa, masi nggak nyangka aja bisa ketemu sama sodaranya.
"Eh Sa, lo inget gue kan. Jangan bilang lo lupa sama gue. Kapan lo balik ke Korea?"
"Lo siapa emang?" Ekspresi Jennie berubah seketika, dia menatap Lisa datar. Lisa ngakak. Rosé bingung.
"Gimana bisa gue lupa sama orang yang pernah tarung sama gue gara-gara curhat masalah cowok, hahahahahaha." Jennie ikut ketawa sambil ndorong lengan Lisa. Rosé masi bingung.
"Kalian udah saling kenal ini judulnya?" Jennie Lisa ngangguk.
"Udah jawab gue buru, kapan lo balik dari Bangkok? Denger-denger lo udah tunangan ya sama si Indo." Jennie masang wajah jailnya.
"Ssssssttt, jangan dibahas. Konten sensitif." Mereka bertiga ketawa, walau sebenernya Rosé nggak tau apa-apa. :)
"Betewe inget pas kita dulu mainan bareng di belakang rumah lo nggak? Ada gue, Rosé, lo, sama Junior. Kita main petak umpet, trus karena udah mau gelap kita di suruh masuk rumah tapi Junior sama Rosé masih ada di rumah pohon sampe ketiduran dan dicariin semua orang, hahahahahahha."
"Yaampun, kamu tu Calise? Yaampuuuuuun.. Ngomong dong dari tadi.." Ketawaaaaaaaa.
Dan keseruan cerita mereka berlanjut sampe handphone Jennie berdering untuk yang kesekian kalinya.
"Halo? Yash Mom? . . . Adek masih di sekolah Mom, what happen? . . . Mooooom . . . Okeoke, I'll back now . . . Yash Mom . . . Yaaaa, wait me in 25 minutes . . . Okay Mom, babay, loveyaa." Lisa dan Rosé nyimak Jennie dari tadi.
"Emmmm, gess. Kayaknya gue balik duluan ya, Momi dah ribut nyariin nih, hehe. Kita turunnya barengan aja."
