'Libur tlah tiba'

24 3 0
                                    

   Karena ini menjelang Natal, sekolah kasi libur 7 hari mulai tanggal 22 – 28, jadi ini hari terakhir mereka sekolah. Biasanya para murid YMHS pada pulang ke rumah ortunya, atau liburan ke kampung halaman.

Itu yang dilakukan keluarganya si Kembar, mereka pergi ke rumah eyang (Ortu T.O.P). Tapi ada juga yang ngumpul sama temen segengnya trus vacation ke suatu tempat.

   Berhubung Mino & Jennie memutuskan untuk Minggat Pt.2 kemaren, sekarang mereka ada di apartemen Mominya lagi tapi ditemenin sama beberapa anak Guardians yang nggak pulang kampung.

Bayangkan saja keadaannya akan menjadi seperti apa :D

   Malam Natal selesai ibadah mereka mampir dulu ke Cafénya Dean

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

   Malam Natal selesai ibadah mereka mampir dulu ke Cafénya Dean. Udah tutup sih sebenernya, cuma kan beberapa hari ini Dean nginep di apartemen Mino, so rencananya dia mau cek bahan yang ada trus masak sesuatu buat makan di apartemen.

Pertengahan menunggu tiba-tiba Mino dapet telpon dari nomor tak dikenal, beberapa kali dibiarin, paling iseng.

     "Min, diangkat tuh telponnya, sapatau penting." Mino noleh ke Hoony.

     "Halo, dengan siapa saya berbicara? . . . Iya, ada apa ya Pak? . . . (Mino nutup mulutnya pake tangan kiri) Baik Pak, saya ke sana sekarang . . . Terima kasih atas infonya." Mino langsung narik tangan Jennie ke luar tanpa pamitan ke siapapun. Yang lain awalnya bingung, tapi bukan urusan mereka.

Personal business.

.

     Mino melaju di atas 80Km/hr. Jennie meluk pinggang Mino erat, dalam hati cuma bisa berdoa biar mereka sampe tujuan dengan selamat. Finally mereka sampe di perempatan komplek apartemen.

 Finally mereka sampe di perempatan komplek apartemen

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Mobil hitam matte berstiker label Mr. Be terbalik dan berasap. Nggak jauh dari situ ada juga mobil yang ringsek parah di tembok pembatas. Jennie ngikutin Mino yang udah duluan lari ke arah pos satpam.

     "Semua korban sudah dibawa ke rumah sakit Mas. Silakan langsung ke sana saja, yang di sini biar saya yang mengurus." Baru aja Jennie nyampe pos, Mino lari lagi balik ke motornya. Jennie langsung duduk di depan pos sambil ngatur napas, feelnya nggak enak. Dia nggak tau apapun dan nggak tau juga mau gimana nanggepin Kakaknya. Mino nyamperin Jennie.

     "Buruan naik, kita ke rumah sakit sekarang." Jennie nggak njawab tapi langsung ngikut.

.

     "Dia punya hak hidup sama kaya aku, kalo dia bisa diselamatkan kenapa enggak Han?" Chaera mengutarakan argumennya dengan terbaring lemah.

     "Bagiku lebih baik menyelamatkan anaknya, dia anakku Say. Mau gimana juga aku bapaknya."

     "Kakak setuju sama Dedi Mom."

Dan di sinilah Jennie sekarang, dia baru bangun dari pingsannya. Nggak banyak yang bisa dia lakuin, cuma nunggu sambil berdoa. Kiki, wanita itu nekat nabrakkin mobilnya ke Mr. Be. Jennie masih berjuang mencerna inti percakapan keluarganya.

     "Gabisa!" Dokter masuk ke ruangan bersama satu perawat di belakangnya.

     "Jadi, bagaimana tuan dan nyonya? Apakah sudah diputuskan? Kita tidak punya banyak waktu lagi untuk menentukan, detak jantung nona Kiki semakin melemah. Bila tidak segera diambil tindakan, kita bisa kehilangan keduanya. Ibu atau bayinya yang diselamatkan."

     "SELAMATKAN IBUNYA!" Jennie dan Chaelin barengan. Mino Jiyong ngliat Jennie trus Chaera.

Chaera terpaksa harus operasi. Dia mengalami pendarahan setelah berddebat dengan suaminya.

.

   Dokter yang menangani Chaera keluar dari ruang operasi dan minta bertemu dengan Jiyong sementara dirinya sedang mengurus administrasi. Akhirnya Jennie yang ikut dokter ke ruangan. Terbaring dengan perut yang masih besar, wajah pucat dan banyak kabel yang menempel membuat Jennie tanpa sadar menitikkan air mata.

Bayangan tentang Mominya tergambar jelas di otak Jennie. Pada siapa Jennie harus bersandar saat ini? Kalimat yang diutarakan dokter tadi sukses membuat suasana hati Jennie berada di titik paling mengenaskan.

Duduk meluk Kaki di sudut antara pintu dan tembok ruang tunggu sambil terus mengalirkan air mata. Usapan di pundaknya ia rasakan bersamaan dengan suara halus menenangkan milik Rosé yang entah sejak kapan udah ada di situ.

Jennie beralih memeluk Rosé, lebih tepatnya nemplok di tubuh Rosé. Nyawa Momi dan adeknya terancam. Dia nggak akan bisa memaafkan dirinya kalo hal itu terjadi, apalagi memaafkan Manusia yang menyebabkan kekacauan ini. Tapi Mominya selalu bilang apapun yang terjadi kita harus mengampuni.

Jennie stress.

Jennie benar-benar gila.

     "Gue harus gimana Rosé? Hiks... Gue aja yang mati Rosé... hiks... hiks... Gue bukan anak Momi Rosé... hiks..." Rosé dengan sabar masih mencoba menenangkan Jennie.

Di hari yang menginjak pagi buta, teman-teman Dedinya (Anggota BigBang and the fam's) mulai berdatangan. Lisa langsung ambil alih posisi Rosé.

     "Lisaaaaaaaa... Gue harus gimanaaaa? Hiks... Gue bukan anak momi... Gue mati aja Saaaa.."

     "Hush! Mulut kalo ngomong! Ntar kalo lo mati trus yang gue gangguin sapa? Yang gue malingin make upnya sapa? Yang gue hina-hina sapa, hah? Lagian kalo beda golongan darah juga bukan berarti lo bukan anak kandung Jenjeeeen." Lisa mulai jengah dengan ocehan Jennie.

Dan dokter membuka pintu untuk kedua kalinya. Serentak semua yang ada di situ terutama Jiyong dan Jennie mendekat.

     "Semuanya selamat dan dalam keadaan yang baik. Tunggu hingga pemindahan kamar dulu baru bisa dijenguk. Saya permisi." Jennie memeluk ayahnya sambil nangis sesenggukan dan...

Gelap...




---

Silakan pencet bintang & berkomentar <3

My Love 2 My Family (Tahap Revisi)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt