Enigmatic 9 - Arka

19.1K 1.4K 174
                                    

"Suatu saat, kamu akan tau. Ketika orang yang kamu kenal dengan baik, menunjukkan sifat aslinya."

***

Bunyi pintu terbuka begitu pelan dan hati-hati. Gadis itu melangkah masuk ke dalam. Kemudian ia kembali mengunci pintu dengan dua kali putaran kunci.

Bau aneh ini lagi.

Gadis itu tersenyum miris. Ia berjalan dengan langkah pelan. Sangat pelan sampai-sampai tidak terdengar bunyi derit langkah kaki.

Bunyi pecahan kaca terdengar dari arah dapur. Gadis itu menghentikan langkahnya. Enggan untuk melangkah ke sana. Seakan jika selangkah saja mendekati dapur, akan ada hal besar yang terjadi.

Bunyi pecahan kembali terdengar. Lebih nyaring dari sebelumnya. Terpaksa, dia melangkahkan kakinya ke sana, memasuki dapur. Hal yang ia temukan pertama kali adalah beling. Dengan sedikit darah di sana.

"A ...dek?" panggil gadis itu pelan. Sangat pelan. "Adek...?"

Tidak ada jawaban sama sekali. Hanya suara nafas memburu yang entah berasal darimana. Gadis itu menelan salivanya kasar. "Kakak nggak suka kamu kayak gini, dek. Keluar atau kakak nggak akan pernah datang lagi!!"

Bentakan itu berhasil membuat orang lain di sudut dapur tersentak. Orang itu kemudian melempar botol kecap dengan kuat ke dinding. Gadis itu tersentak kaget. Semua kecap yang tersisa mengalir menuruni dinding. Beberapa serpihan botol pun menyebar ke mana-mana. "Kak Salsa nggak boleh ngomong gitu!! Nggak boleh!!"

Salsa terdiam memperhatikan adiknya. Adik yang selama ini tinggal di apartemen yang disewa orang tua mereka. Adik yang secara tidak langsung diasingkan oleh orang tuanya sendiri.

"Jangan pecahin apa-apa lagi." Desis Salsa. "Kakak nggak suka."

Gadis kecil itu menunduk sedih. Sedangkan Salsa mulai jongkok ke bawah. Membereskan semua kekacauan yang ada.

Setiap ia berkunjung, hal aneh pasti terjadi. Entah itu pecahan beling, lumpur di dalam ruangan, kasur yang tercabik, bahkan TV yang pecah. Sudah banyak pembantu yang dipekerjakan di sini. Namun semuanya mengundurkan diri. Tanpa ada seorang pun yang mampu bertahan.

Sebulir air mata mengalir dari sudut matanya. Salsa terisak pelan. Tubuhnya gemetar karena menahan tangis.

"Kakak..." Gadis kecil itu makin mengeluarkan isakannya. "Maafin, Rika! Rika nakal! Rika nakal!! Maafin Rika!!"

Rika---adiknya memeluk punggung Salsa dari belakang. Tangisnya pecah saat menyadari tubuh kakaknya bergetar.

Salsa tidak bergeming. Dia masih memeluk lututnya dengan isakan yang teredam.

Dalam cahaya remang-remang. Dalam kesunyian. Dalam kegelapan apartemen itu. Mereka berdua menangis tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

Ya Tuhan. Kenapa bukan aku?? Kenapa bukan aku!? Kenapa harus adikku yang menjadi ...nggak sempurna?

***

"Kamu di mana??"

"Aku??" Salsa mengusap matanya yang sedikit bengkak karena habis menangis. "Aku baru dari apartemen adik aku."

EnigmaticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang