Enigmatic 5 - Eksekusi

22.9K 1.2K 120
                                    

"Kami hanya berurusan dengan Iblis. Ketika kami memutuskan untuk berurusan denganmu, itu berarti kau iblis."

***

Suasana berubah hening. Hanya terdengar kekehan kecil terlontar dari mulut Cholik. Sedangkan gadis itu tampaknya masih berteriak di dalam ruangan. Ruang kedap suara yang di desain khusus untuk momment seperti ini. Cholik dan Ankaz mengawasi dari jauh. Tepat di depan ruangan.

Suara teriakan gadis itu baru bisa terdengar setelah Cholik membuka pintu. Seketika emosinya berada di puncak. Dia tertawa dengan kencang. Menertawakan nasib gadis malang ini.

"Itu ...itu lo kan, Cholik!? Tolong keluarin gue dari sini!! Cholik!!!" pekik gadis itu ketakutan.

Kain yang menutupi kedua matanya sudah basah karena air mata. Keringat yang bercucuran pun makin menambah daftar kemalangannya. Sial! Ia sangat benci tubuh lepeknya saat ini. "Gue mohon tolongin gue, Cholik!! Gue diculik!! Gue nggak tau kenapa bisa sampe ada di sini!!"

Bukan Cholik melainkan Ankaz yang tertawa. Lama-lama gadis ini menyulut kemarahannya juga. Ia benci gadis yang menaikkan oktaf suara saat berbicara didepannya.

"Ankaz!?" pekik gadis itu lagi. "Ankaz!! Tolongin gue!! Gue mohon, tolong!! Kalian tau kan gue pacar Aldi!? Ankaz!! Ini gue Dirra, pacar temen kalian!!"

Merasa tidak ada respon dari kedua lelaki tadi, Dirra mulai kesal. "Gue pacar bos lo ...seharusnya lo TUNDUK SAMA GUE!! Cepetan lepasin gue atau gue lapor ke Aldi!!"

Perkataan Dirra terdengar begitu lucu sampai membuat mereka berdua tertawa. Dirra mengerutkan alisnya. Ia tidak mengerti. Bukankah Aldi mengutus mereka datang ke sini untuk menolongnya? "Kenapa!? Ada yang salah!? Gue beneran pacar Aldi!"

"Lapor, hmm??" Cholik tertawa mengejek. Ia berjalan mendekat, lalu mengelus pipi gadis itu. "Silahkan lapor."

"Cih!! Gue tau semua anak laki-laki di wilayah ini takut sama Aldi!! Termasuk lo berempat!! Lo pikir gue bego, huh!?"

Geram, Ankaz menendang perut Dirra sedikit kuat. Gadis itu terbatuk parah. "A-pa!?"

"Lo lupa, Floozy? Lo udah putus. Lo DIBUANG," tukas Ankaz. "Dan sekarang lo pikir dia peduli? Bahkan sampe lo guling-guling di lumpur babi, dia kagak akan peduli. Sadar dari mimpi lo."

"Nggak ...NGGAK!! Aldi cuma main-main aja kemarin!! Aslinya dia nggak akan bisa hidup tanpa gue!!" Dirra menggigit bibir bawahnya. "Oh gue tau. Ini perbuatan kalian berdua kan?? Kalian berdua yang nyulik gue kan!!?? Siapa yang nyuruh kalian, hah!? Salsa jalang itu!?"

Cholik tersenyum meremehkan. Dia menjambak rambut Dirra sampai gadis itu mendongakkan kepalanya. "Tutup mulut lo, sialan."

Cholik menarik kain yang menutupi kedua mata Dirra dengan kasar sampai terlepas. Menyisakan rasa perih di kedua telinganya. "Apa yang--"

"Welcome, Floozy."

"Ka-kalian---" Dirra membulatkan kedua matanya. Ruangan ini kosong. Tidak ada apa-apa. Bahkan hanya sekedar kursi dan meja pun tidak ada. Benar-benar kosong. Disekelilingnya saat ini, ia bisa melihat bercak darah di mana-mana. "Darah!?"

"Ah, maaf. Gue kagak tau lo mau datang ke sini. Jadi gue kagak sempat bersih-bersih." ucap Cholik mengelus lembut kedua pipi Dirra. "Gimana? Lo suka rumah baru lo?"

"Si-siapa ...darah ...darah ..."

"Kemarin kita baru saja mengurus satu iblis," kata Ankaz dari jauh. "Lo tau, Floozy? Kami cuma berurusan dengan Iblis. Tapi, kalau kita sudah memutuskan berurusan sama lo, itu berarti lo juga iblis."

EnigmaticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang