"Kamu nya yang sakit, nggak mau."

"Daripada kamu yang nangis mending aku, lebih masuk akal."

"Please, itu lebih nggak masuk akal."

"Ya udah, aku yang sakit tapi kamu yang nangis. Gimana ?

"Iqbaal! Aku lagi sakit."

Iqbaal tersenyum sembari menarik (Namakamu) ke dalam pelukannya. Iqbaal memeluk (Namakamu) bagaikan bantal guling, (Namakamu) tenggelam dalam pelukan Iqbaal.

" Sumpah! Rese! Aku lagi sakit Iqbaal... ," teriak (Namakamu) yang tenggelam di dalam pelukan Iqbaal.

Iqbaal tertawa sembari melepaskan pelukannya, ia melihat (Namakamu) menatapnya dengan kesal. " Kok kesal gitu, sih ? Katanya, kalau lagi sakit harus dipeluk biar hilang sakitnya," ucap Iqbaal sembari menekan kedua pipi (Namakamu) dengan pelan.

" Sekalian aja, kamu tindih aku pakai bantal biar sakitnya hilang selamanya."

"Yah.. ngambek. Padahal, mau minta grepe-grepe sebentar."

"Otak! Tolong dikondisikan otaknya."

"Sensi banget, sih. Kayak orang lagi pms aja."

"AKU MEMANG LAGI PMS!"

Iqbaal tertawa terbahak-bahak mendengar teriakan kesal (Namakamu).

"Kamu pulang aja, deh. Daripada bikin emosi, sana!" usir (Namakamu) sembari mendorong-dorong Iqbaal.

Iqbaal masih tertawa namun tangannya menarik (Namakamu) ke dalam pelukannya." Sayang Iqbaal.. kasihan sayang Iqbaal.. ," manja Iqbaal sembari memeluk gemas (Namakamu). (Namakamu) hanya menutup kedua matanya, ia nyaman.

Iqbaal menutup kedua matanya sembari mengusap rambut (Namakamu). " Sayang, aku ada cerita nih.. mau dengar, nggak ? "bisik Iqbaal.

"Cerita apa ?" tanya (Namakamu) yang suaranya tenggelam.

Iqbaal memeluk (Namakamu) dengan ketat, ia masih mengusap punggung kekasihnya. "Jadi, kan aku punya teman, namanya Dhiafakri. Terus, dia punya pacar tapi pacarnya kayak preman gitu. Banyak yang bilang kalau pacar teman aku ini lebih ke pencari masalah. Dia itu cinta bange sama pacarnya, mau sebanyak apapun pacarnya teman aku ini bikin masalah – si Dhiafakri tetap cinta mati sama dia."

(Namakamu) mengernyitkan dahinya kemudian menatap Iqbaal. " Kayak pernah baca, tapi dimana, ya ?"

Iqbaal juga ikut-ikut mengernyitkan dahinya. " Baca ? Maksudnya ? Kamu kira aku ambil dari sinopsis-sinopsis wattpad ? Sayang, ini cerita asli dari –"

"AHA! Aku ingat! Itu cerita dari salah satu author yang aku ikuti, dia ceritanya tentang bad girl gitu. Persis kayak yang apa kamu ceritain, keren pokoknya!" potong (Namakamu) dengan bahagia.

Iqbaal memutarkan kedua bola matanya dengan malas.

"Seru! Kamu harusnya kayak yang dicerita itu. Possesif, mau melakukan apapun demi cinta, mau ngeluarin duit banyak, takut jauh dari pacarnya. Ih! Mau kayak gitu... ."

" Cium dulu, baru kayak gitu," ucap Iqbaal sembari menepuk pipinya tanda ia meminta cium.

(Namakamu) menjauhkan wajah Iqbaal." Kalau dari cerita author-nya, pacarnya mah mana pernah ngeselin kayak kamu. Pacarnya lagi sakit malah dikerjain," nyinyir (Namakamu) dengan tajam.

Iqbaal mendengus kesal, " Ya, nggak sama lah. Aku ya aku, dia ya dia. Lagian, mana ada cowok kayak gitu di dunia nyata. Penulis yang kayak gitu tuh yang perlu di jebloskan ke penjara, pembodohan masyarakat," omel Iqbaal dengan sinis.

(Namakamu) memukul Iqbaal, Iqbaal membolakan kedua matanya. " Kok dipukul ?" tanya Iqbaal terkejut.

"Kamu jeblosin dia ke penjara, aku gantung kamu di gerbang kampus. Eh! Harusnya penulis kayak dia yang dipertahanin, biar cowok-cowok tahu keinginan cewek itu kayak mana." Kini (Namakamu) tidak mau kalah dengan ketidakbenaran Iqbaal dalam menyampaikan argumen.

Iqbaal dengan kesal mengambil ponsel (Namakamu) dari nakas di belakang tubuhnya. (Namakamu) mengernyitkan dahinya. " Kamu mau ngapain sama ponsel aku ?" tanya (Namakamu).

" Aku bakal minta nomor author yang kamu suka itu."

"Untuk apa kamu ? "

"Biar gue ajak berantam. Gara-gara dia bikin cerita nggak jelas itu, gue dibanding-bandingi sama pacar sendiri."

(Namakamu) tersenyum saat mendengar nada cemburu Iqbaal. Iqbaal terlihat serius saat mencari di dalam ponselnya. " Sayangnya (Namakamu) cemburu... Iqbaal yang terbaik kok, Iqbaal lebih baik dari cowok wattpad. Sini sayang.. ututututu... ." (Namakamu) menarik ponselnya dari tangan Iqbaal.

Iqbaal mendengus kesal, " Nggak usah sok puji! Sini ponsel kamu, biar aku teror author kurang ajar itu. Sini..." Iqbaal mencoba mengambil kembali ponsel (Namakamu), tetapi (Namakamu) menyembunyikannya.

(Namakamu) tertawa melihat wajah cemburu Iqbaal. " Nggak, deh.. nggak lagi-lagi. Pacar gue ganteng banget, Ya Allah. Maha besar karya- Mu," ucap (Namakamu) sembari memegang kedua tangan Iqbaal dengan tawanya.

Iqbaal mencoba melepaskan tapi (Namakamu) mengecup bibir Iqbaal dengan cepat, Iqbaal terdiam.

"Udah ? Selesai cemburunya ?" tanya (Namakamu) dengan senyum godaannya.

Iqbaal masih diam, (Namakamu) melihat raut wajah Iqbaal yang mulai melunak.

" Kamu kalau cium jangan setengah-setengah. Sini, lagi... ," ajak Iqbaal tanpa basa-basi membawa (Namakamu) ke dalam ciuman panjangnya.

(Namakamu) tersenyum di dalam ciumannya.

**

Bersambung ...

P.S : PERASAAN, GUE MULU YANG SALAH L GUE JOMLO DAN GUE SELALU SALAH! FIX!

Mrs. Happy EndingWhere stories live. Discover now