Zahra angkat muka sebelum mengangguk akur . Jari jemarinya digenggam Eiden erat merapati sekumpulan lelaki yang berpakaian korporat .

"Meet my wife , Aisy Zahra " kenal Eiden . Zahra senyum menundukkan sedikit kepalanya tanda menyapa .

"Isteri kau cantik Den . Jaga elok-elok , nanti aku terembat " gurau rakan sepejabat Eiden , Lutfi . Eiden menayangkan penumbuknya dengan tawa .

"Kau terembat , aku teranjang ,tertendang , tersepak lah "

Zahra hanya diam berdiri disisi Eiden . Kadang menyampuk jika perlu . Rangkulan Eiden dipinggang tidak pernah longgar malah makin erat .

Zahra pendam rasa . Berbunga pula hatinya !

"Okaylah Den , aku chaw dulu . Kau ambil cuti one week kan ? Enjoy man ! Okay Aisy . I balik dulu . Congrates both of you ! Cepat-cepat bagi i anak buah tau ! " mereka fist bump gaya lelaki sebelum Lutfi keluar dari dewan dihantar mata Eiden .

"I think you can off your hand ? " ujar Zahra . Janggal rasanya bersuara buat kali pertama dengan si suami .

Eiden mengeratkan rangkulan membuatkan Zahra terhumban kedepan melekat didadanya .

"Why should i ? Problem ? " bisik Eiden . Zahra telan air liur . Ar ! Seksi !

Zahra jeling Eiden yang tersenyum nakal .

"Suit yourself Mr.Husband" ujar Zahra mengalah . Eiden senyum kemenangan .

"Thank you Mrs.Wifey" Eiden menarik Zahra menuju ke arah keluarga mereka dimeja bulat yang kelihatan sedang berborak rancak .

"Mummy " sapa Eiden . Yang lain tersenyum menyapa mereka .

"Eiden , Ara . Come join us " Eiden angguk mengakur .

Dia tarik kerusi dihadapannya lalu duduk . Memandangkan hanya satu kerusi disitu , Zahra ingin berlalu mengambil kerusi dimeja sebelah .

Belum sempat dia melangkah Eiden menarik lengannya lembut .

Kening Eiden yang terangkat membuatkan Zahra laju menjawab .

"Nak ambil kerusi meja sebelah . Dah takde kerusi " ujarnya . Eiden menarik Zahra perlahan menyebabkan gadis itu terdorong kedepan perlahan-lahan .

Eiden dudukkan Zahra diribanya . Alah , Zahra ni kecil je . Tak sempat pahanya nak kejang .

Zahra tundukkan wajahnya bila semua ahli keluargannya tersenyum dengan makna tersirat memandang mereka berdua .

"Terima kasih Zahra " ujar Puan Risya seikhlas hati membuatkan Zahra mengangkat muka . Wajah Eiden yang meletakkan dagu dibahunya dikerling sebelum memandang ibu mertuanya semula .

"Untuk apa Mummy ? "

"Sebab sanggup jadi penganti Rose last minute . Maaf jika Mummy dan sekeluarga bebankan Zahra dengan desakkan "

Laju Zahra menggeleng kepalanya .

"Nolah , Mummy . Jangan cakap macam tu . Zahra terima Abang Eiden seikhlas hati Zahra . Tiada desakkan , tiada paksaan " ujar Zahra cuba mengusir rasa bersalah ibu mertuanya .

Encik Kisyam dan Puan Zuhrin tersenyum mendengar kata-kata anak perempuan mereka .

"Mummy , Daddy , Ayah dengan Ibu jangan risau okay ? Ian akan jaga Zahra sepenuh hati Ian . Macam Ian jaga nyawa Ian sendiri . Ini janji Ian pada Mummy dengan Daddy dan Ayah dengan Ibu " sampuk Eiden yang dari tadi mendiamkan diri .

Zahra pandang Eiden tanpa berkelip . Jujurkah lelaki ini berkata begitu ? Kalau ya , Argh !! Dia terharu !

Masing-masing tersenyum antara satu sama lain menyambung berborak kecil hingga lewat malam .

Malam itu , berbeza dengan malam sebelum sebelumnya .

Eiden memeluk Zahra erat dari belakang . Matanya masih kekal dam mulutnya masih bersuara berbual dengan ayah mertuanya .

Zahra pandang Eiden . Dia mengusap perlahan tangan Eiden yang melingkari pinggangnya .

Eiden mengalihkan pandangan memandang Zahra .

"Thank you " bisik Zahra perlahan .

Eiden ukir senyum .

"Most welcome , Mrs.Wifey"

Andai ini takdirnya , aku terima seiklas hati .

Episode 1 ✔

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Episode 1 ✔

His Baby Girl : My Last LoveWhere stories live. Discover now