Epd 10

18.8K 933 12
                                    

Pasangan suami isteri itu berjalan berpegangan tangan dipersisiran pantai . Tenang saja mendengar ombak menhempas pasir . Mendengar kocakkan air laut yang biru .

Mereka berhenti berjalan dan menghadap  matahari yang berlabuh ingin terbenam .

Eiden memeluk Zahra dari belakang . Melingkarnya tangannya dipinggang Zahra . Bibirnya on spot dileher Zahra .

"Subhanallah , what a beautiful creation " ujar Zahra . Dia betul-betul terpukau dengan pemandangannya . Dior silver dan Rayban sunglasses tersarung dimata masing-masing .

"Kan sayang ? Allah itu Maha Pencipta . Apa yang Dia cipta semuanya indah dan cantik untuk kita pandang dan tatap " balas Eiden dalam nada yang mampu mencairkan hati para gadis diluar sana ..

"Allah itu Mahal Adil . Dia sesekali tidak pernah membebankan makhluknya melebihi kemampuan . Dia ciptakan semuanya berpasangan . Lepas hujan , dia hadirkan pelangi . Begitu juga bila kita bersedih "

Zahra tatap mata Eiden yang sedang berbicara . Dia sandarkan badannya ke badan Eiden .

"Bila kita sedih , kita cakap macam-macam . Kita tak bersyukur . Kita cakap Allah tak adil . Kita cakap kita tak patut kena uji macam ni . Tapi lepastu , Allah buat kita gembira . Sikit pun kita tak ingat Allah . Kita leka . Kita terlalu leka dengan dunia sementara ni "

Eiden jatuhkan anak matanya memandang anak mata Zahra .

"Apa yang Allah kurniakan semuanya tak akan pernah kekal . Termasuklah jodoh "

Terketar bibirnya ingin berbicara .

"Ibu , Ayah , adik beradik , isteri , anak-anak . Itu semua pinjaman dunia . Tapi , kalau seorang isteri yang solehah dan suami pun seorang yang soleh . Kalau mereka benar-benar jodoh , mereka akan bersatu di syurga nanti . "

Zahra naik mengusap pipi Eiden .

"Ian nak Ara yang menjadi bidadari disisi Ian nanti . Ian mengaku , Ian bukan sempurna untuk terus melangkag ke syurga . Tapi Ian berusaha . Dan Ian janji , Ian akan bimbing isteri dan anak-anak Ian . Kita satu family di syurga ya sayang ?" Ujarnya lembut .

Entah kenapa terdetik hatinya untuk berbicara begini .

Zahra sudah bergenang dengan air mata . Dia terharu . Ian betul-betul mahukannya hingga mengharapkan dia kekal menjadi bidadari dunia dan syurga Eiden .

"Ian , orang yang palinggg  Zahra bersyukur sebab kita bertemu . Agaknya , kalau Zahra tak pergi majlis hari tu ; what is going to be today ?  Apa yang Zahra buat dan apa yang Ian tengah buat "

Mereka kembali menatap pandangan dihadapan .

"Ian akan jadi workhalic man . Hidup Ian 24 jam dengan kerja . " ujarnya terus terang . Ya , sebelum dia dipaksa bertunang dengan Rose , dia merupakan seorang yang kuat bekerja . Menghabiskan masa sehariannya di pejabat .

"Dan hidup Aisy Zahra sebagai pelajar "

Eiden lepas tawa kecil . Zahra memandang Eiden .

"Why you laughing ? "

Eiden geleng kepala . Dia berdiri disisi Zahra . Mencantumkan jari jemari miliknya dan Zahra .

Mereka meneruskan langkah .

"Mesti comelkan , Ara jadi student ? Beg galas besar dekat belakang . Lepastu pakai kaca mata . Lepastu peluk fail dekat dada . Arr , too cute ! I can't imagine " teriak Eiden teruja .

Zahra disisi ketawa kuat melihat gelagat Eiden .

Eiden teruskan lagi dengan bicaranya . Zahra hanya diam memerhati . Kadang dia ukir senyum melihat Eiden yang teruja bercerita .

His Baby Girl : My Last LoveOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz