88.

9.7K 483 26
                                    

Selamat membaca
Maaf atas keterlambatan updatenya 😣
Off dua hari ke depan ya hehe..
Sok Monggo di baca
Jangan lupa tinggalkan komentar, karena itu yang bikin tambah semangat nulis 😌😌😌

***
"hot chocolate?" Starla menjulurkan gelas ke depan Ryan.

Kepala Ryan menoleh, bibir lelaki itu tersenyum sedikit. "Makasih." Ryan menerima gelas itu, lelaki itu kembali melihat ke arah depan.

Starla hanya menganggukan kepalanya, mereka berdua tengah berada di balkon kamar Starla. Gadis itu mengangkat wajahnya kemudian menyesap hot chocolate yang berada di tangannya.

"Hubungan lo okay?" tanya Ryan seraya menyesap hot chocolate.

Mata Starla menyipit, gadis itu menoleh ke samping kirinya. "Bukan okay lagi, hancur."

Ryan menegakan badannya, ia menatap Starla yang masih dengan setia melihat ke arah depan seraya meminum hot chocolate yang ada di genggamannya. Ryan memiringkan tubuhnya untuk berhadapan dengan Starla.

"Sebenarnya kalian aneh."

Gadis itu menoleh dan menatap Ryan yang tengah menatapnya juga, "Aneh gimana?" tanya Starla dengan kening berkerut.

"Lo sadar gak? Sebenarnya keinginan kalian itu sama."

Alis Starla naik sebelah. Keinginan sama? Sepertinya Ryan sedang melawak, gadis itu sedikit terkekeh kemudian kembali melihat ke depan.

"Apa yang lo inginkan dari Daniel?"

Inginkan? Banyak, banyak yang Starla inginkan dari Daniel. Tetapi sebanyak apapun keinginan Starla, gadis itu sekarang hanya meminta supaya Daniel bahagia, meksipun tanpa dirinya.

Gadis itu mengeratkan pegangannya pada gelas yang ia genggam. "Apapun itu, semoga dia selalu bahagia."

Akhirnya Starla bisa mengatakan hal itu juga, meksipun ia tidak rela mengatakannya. Bukankah menjengkelkan, membenci lalu berubah jadi cinta kemudian rasa itu kembali menjadi benci, tak lama perasaan cinta itu muncul, dan sekarang? Apakah Starla harus berusaha membenci Daniel kembali? Hidup tidak selucu ini, jadi sekarang Starla tak akan berusaha untuk apapun.

"Tanpa lo?" tanya Ryan dengan memiringkan kepalanya seraya menatap Starla yang tak mau menatapnya.

Tanpa dirinya?  Mungkin Daniel bisa, tetapi untuk sekarang Starla tak bisa bahagia tanpa Daniel di sisinya, lelaki itu mengambil sebagian kecil kehidupan Starla yang berperan penting dalam kelangsungan hidupnya.

Starla terus meminum hot chocolate itu tanpa menggubris ucapan Ryan. Ini adalah sebagai pengalihan semata. Ia bahkan tak bisa menjawab pertanyaan mudah itu.

"Apa yang lo harapkan dari Daniel?" tanya Ryan kembali, mungkin pertanyaan ini tidak seberat tadi bagi Starla.

Starla menggeleng. Sudah dibilang bahwa ia terlalu mengharapkan banyak hal dari Daniel.

Ryan berdehem, lelaki itu menegakan  badannya kemudian menatap wajah Starla. "Maksud gue, kalo waktu bisa diputar, apa yang akan lo bilang biar hubungan kalian gak kayak gini?"

"Gak ada. Karena waktu gak bisa diputar ke belakang," ucao Starla seraya menyesap hot chocolate.

Lelaki itu mendengus. "Iya gue tau! Makanya gue bilang seandainya!"

Starla melihat kearah Ryan, lelaki itu tampak marah padanya, maybe.

Starla menghela napas panjang seraya menundukkan kepalanya. "Gue cuman mau dia gak terlalu fokus ke Rannin. Simple kan?"

Broken HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang