26.

12.8K 631 84
                                    

Starla sudah tidak satu tenda dengan Jenna, ia senang karena Jenna tak mendekatinya lagi sekedar untuk berbicara. Ia belum juga terlelap padahal jam sudah menunjukan 01.16 dini hari. Hawa di hutan tentu sangat dingin, ia mengusap tangannya.

Starla lalu keluar dari tenda. Baru juga berdiri ia sudah dikagetkan dengan kelakuan Angga.

"Bangke! Gue kaget sialan!" seru Starla.

Omi menempelkan jarinya di bibir Starla, "diem! Bawel banget lo!"

Starla langsung menepis tangan Omi, "kalian ngapain sih pake pakaian kayak gitu! Berasa setan!"

"Mau ngerjain yang lain," ujar Kris.

"Sini lo gue rias," lanjut Kris dengan menarik tangan Starla.

"Ogaaah," tolak Starla.

"Ayolah, buat rame-rame. Lagian kita udah kelas dua belas. Kita udah gak bisa main lagi," ujar Angga.

"Nanti lo pada mau kuliah di mana?" tanya Starla.

"Pokoknya kita harus satu universitas!" ujar Omi.

"Ya elah, gak selamanya kita terus bareng kali," ujar Angga.

"Udah ayo kita kerjain orang dulu," ujar Kris.

Akhirnya Starla mau dirias oleh tiga orang gila itu.

"Gak usah pake lipstick!" ketus Omi.

"Lah biar tambah serem," sahut Angga.

"Lo mau buat gue jadi kuntilanak apa cabe-cabean!" ketus Starla.

"Ya kuntilanak lah," sahut mereka bertiga.

"Untung ada arang," ujar Kris lalu menggoreskan arang tersebut di kelopak mata Starla.

"Nih pakai," Kris memberikan baju berwarna putih kepada Starla.

"Ini maksudnya dress apa daster sih," ujar Starla sembari melihat pakaian tersebut.

"Udah pake aja," ujar Kris.

Starla memakai pakaian tersebut, ia tak perlu melepas bajunya karena baju itu terlalu besar di badan Starla.

"Anjiir, udah mirip belum?" Mereka memberikan tiga jempol.

"Rambut lo nyet," ujar Omi.

Starla mengacak-acak rambutnya supaya kusut.

"Ini senter," Angga mmberikan senter yang belum menyala kepada Starla yang langsung diterimanya.

"Ada mangsa, Alkessar lagi pipis di pohon sono," Kris menunjuk pohon yang tak jauh dari perkumpulan tenda.

Dengan semangat seratus enam puluh lima Starla mengangguk, ia berjalan menghampiri Alkessar yang sedang berada di dekat pohon. Sedangkan ketiga sahabat Starla sedang bersembunyi.

Krakkkk

Bodoh, Starla menginjak kayu kering. Alkessar yang baru saja membuka resleting langsung menoleh kebelakang. Ia terdiam membeku, lidahnya keluh. Keringat sudah bercucuran di wajahnya.

"Kuuu---kuuunnn kunn--"

Sebenarnya Starla ingin tertawa, ia terus melototkan matanya, giginya menyengir memperlihatkan gigi hitamnya. Pancaran senter yang diarahkan ke wajahnya sudah sangat mengganggu penglihatannya namun Alkessar masih belum tumbang.

Alkessar gemetaran, ia langsung kencing di celana. Ketiga teman Starla yang melihatnya sudah tertawa, Angga dengan kejahilannya merekam itu semua dari awal.

"Kuntilanaaaaaaaaaaaaaaaaak," teriak Alkessar lalu berlari dengan kencang.

"Huakakkakaa anjiir," Starla tertawa keras seraya memegangi perutnya.

Broken HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang