41.

11K 631 150
                                    

Malam ini Starla akan berkunjung ke rumah Farel, ia sudah memberhentikan mobilnya di pinggir jalan. Matanya terus tertuju pada rumah mewah bercat putih yang tak jauh dari tempatnya berada.

"Apa gue harus mengalahkan ego gue?"

Starla menggelengkan kepalanya, ia harus teguh pada pendiriannya. Waktu itu Sefi tak mengerti akan keadaannya.

"Arghhhhhhhh ... kenapa gue jadi egois gini sih!" kesal Starla seraya memukul setir.

What do you mean?
Ohh ohh ohh
When you nod your head yes
But you wanna say no
What do you mean?
Hey yeah
When you don't want me to move
But you tell me to go
What do you mean?

Mata Starla teralihkan pada benda pipih yang ada di atas dashboard, tangan Starla terulur untuk mengambil ponselnya.

"Ryan, ohh fuck! Gue lupa!" Starla menepuk jidatnya sendiri.

Starla menggulir bulir hijau yang ada di layar ponselnya ia lalu menempelkan ponselnya pada telinga.

"Hallo cogan," sapa Starla dengan riang, sebenarnya keadaanya sekarang sangat berbeda jauh.

"Di mana? Gue udah ada di depan rumahnya lo," kata Ryan dari seberang sana.

"Hehehe, tunggu lima menit ya, gue lagi beli makanan," alibi Starla.

"Ya udah gak papa, gue tunggu di depan rumah lo ya."

"Ehhh, gimana kalo kita ke taman yang waktu itu?" tawar Starla.

"Jadi gimana? Mau gue tungguin atau di taman aja?"

"Taman aja lah ya," ujar Starla.

"Ya udah gue kesana."

"Oke. Gue matiin ya," ujar Starla.

"Iya." Starla langsung memutuskan sambungannya ketika Ryan sudah berkata iya,

"Ky maafin gue, semoga lo ngerti Ky," batin Starla.

Sekali lagi Starla melihat ke rumah bercat putih, Starla menundukkan kepalanya, ego Starla masih saja belum mengalah. Starla menghembuskan napas berat lalu pergi meninggalkan tempat itu. Starla melajukan mobilnya ke taman yang pernah ia kunjungi dengan Ryan. Beberapa hari ini memang Starla begitu dekat dengan Ryan dan entah kenapa ia selalu bahagia berada di dekat Ryan.

"Gini ya yang namanya jatuh cinta?" gumam Starla dengan senyum yang tercetak dengan jelas di bibirnya.

Senyumnya perlahan memudar ketika tak sengaja ia melihat Ryan yang tengah turun dari mobilnya bersama ... tunggu, seorang gadis? Starla mengucek matanya, berharap bahwa ini hanya penglihatannya yang salah.

"Mungkin temennya kali ya," gumam Starla lalu memberhentikan mobilnya di tepi jalan.

Starla hendak keluar dari mobilnya namun suara ponselnya menghentikan niatnya.

"Ryan." Dahi Starla berkerut, ia lalu menjawab panggilan tersebut.

"Hallo Yan."

"Haii, lo udah di mana?"

"Tengah jalan. Kenapa?"

"Emmmm, lo mau gak nunggu sebentar, gue ada pentingan sebentar."

"Di mana? Gue kesitu ya," kata Starla dengan memperhatikan Ryan yang ada di luar restoran.

"Jangaaaaaaan," cegah Ryan.

"Lo kenapa Yan?" tanya Starla.

"Gak papa, lo gak perlu kesini. Tunggu aja gue di sana. Gue bakalan datang secepatnya," ujar Ryan.

Broken HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang