Part 1 - The first day

14K 518 43
                                    

Tepat lima menit setelah jam menunjuk angka dua belas, ini bukan tentang cerita horror dimana hantu datang pada saat saat seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tepat lima menit setelah jam menunjuk angka dua belas, ini bukan tentang cerita horror dimana hantu datang pada saat saat seperti ini. Tapi lebih dari itu, bagi Nida malam pertama merupakan sesuatu yang terlalu awal baginya sehingga gadis itu merasa enggan melepas kesuciannya walau ia sudah sah menjadi istri Rian.

Nida hanya belum siap, sedari tadi mereka hanya berbaring di atas ranjang dengan sama-sama menatap langit-langit kamar tanpa disertai pembicaraan ringan dengan sedikit lelucon di akhirnya. Ini tidak lebih baik dari pertanyaan "Kapan menikah?" yang sering dilontarkan orang-orang terdekatnya. Dan untungnya hal tersebut sudah berlalu karena ia sudah tidak lajang lagi sekarang.

Haha, kini Nida bebas membanggakan diri dan balik bertanya kepada temannya yang belum menikah, jangan anggap ini sebagai balas dendam. Ia hanya merasa menang dari mereka yang lebih dulu pacaran tapi putus di tengah jalan sedangkan ia baru mengenal Rian satu bulan dalam artian lebih dekat karena dua tahun sebelumnya Nida hanya mengenal Rian sebagai dosen bule muda yang jenius dan populer di semua kalangan bahkan tukang cireng keliling di depan kampusnya saja mengenal Rian dan sekarang ia menikah dengan pria sepertiga abad itu.

Oke, Nida akui bahwa ia termasuk golongan orang-orang beruntung karena bisa bersanding dengan Rian yang notabenenya adalah dosennya sendiri, Rian pria yang menarik dan berhati baik sedangkan ia hanya mahasiswi pemalas dengan gelar buruk yang ia sandang berkat keakrabannya dengan kata terlambat sehingga hampir seluruh penjuru kampus mengenalnya, ini berbeda konteks dengan ketenaran Rian yang berbau positif sedangkan ia sebaliknya.

Nida memang benar-benar harus bersyukur. Ditambah ia wajib berbangga diri karena berhasil menikah dengan pria berdarah Jawa-Kanada itu, kapan lagi ia bisa menikah dengan bule ya kan(?)

"Mas tahu kamu belum siap, kan?"

"Eh?" Nida menoleh

Rian terkekeh. "Sebenarnya Mas ingin sekali memerawanimu sekarang tapi sepertinya istri Mas ini belum siap dimasuki." ia mencubit gemas hidung gadis yang tengah menatapnya kini.

"Mas!!" Nida melotot, pertama karena Rian membuat hidungnya merah dan kedua karena pria itu baru saja mengatakan sesuatu yang terdengar sangat vulgar dan itu membuatnya merinding seketika.

Rian kembali terkekeh dan ini dalam jangka panjang. "Malu ya?" Nida memukul pelan dada Rian kemudian menyerukkan kepalanya di sana.

"Kenapa harus malu? Memangnya Mas ini siapa mu?" Rian mengelus rambut Nida dengan gemas.

Nida mendongak, menatap suaminya yang kini tersenyum. "Ya tapikan tetap aja malu Mas, bahas itu nya besok aja yah, Nida capek mau tidur."

JADI ISTRI DOSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang