PART 37 WORK WORK WORK

2.4K 107 3
                                    


Present time...

Imundong Apartment, Seoul

Bunyi alarm lagi-lagi memekak telingaku. Sial! Aku baru tidur 2 jam dan saat bersiap ke kantor telah tiba. Masih memejamkan mata sambil mencari arah datangnya suara itu dan Brak! aku melemparnya jauh. Sepertinya aku akan membeli jam weker untuk yang ke 10 kalinya. Mataku rasanya berat untuk terbuka. Sedikit mengerjap-ngerjap menyesuaikan dengan cahaya yang masih temaram dari lampu tidurku. Aku tahu mataku bengkak saat ini. Setelah menangis sesenggukkan semalam. 'Dasar Rei Sialan!' batinku saat teringat kejadian sabtu lalu yang membuatku menangis sesenggukan sambil menelpon Ana. Entah kenapa rasanya begitu enggan berangkat ke kantor hari ini. Setelah bisa tidak bertemu dengannya hari minggu kemarin. Dan hari senin sialan ini tak bisa di ajak berkompromi untuk mau tidak mau aku akan bertemu Rei di kantor.

Setelah sepenuhnya tersadar aku melangkah menuju kamar mandi dan tak sengaja menatap jam wekerku yang malang sudah hancur dan membisu. Badan terasa segar dan bersih, saatnya berpakaian. Setelah berpakaian dan memoleskan riasan natural pada wajahku serta tak lupa menyemprotkan parfum pada pergelangan tangan dan leherku. Aku berjalan menuju dapur dan meneguk segelas air hangat. Hm... sepertinya tidak ada waktu sarapan saat ini.

Sampai di ruanganku dan duduk di kursi di balik mejaku seseorang mengetuk pintuku. "Masuk!"

Ku lihat gagang pintu bergerak dan seorang wanita memasuki ruanganku dengan setumpuk berkas-berkas ditangannya hingga membuat wajahnya sedikit tertutup. What the hell is this?

Brak! Hentakan berkas-berkas itu diatas mejaku. Jin Ae menghela napas Lelah. " Ada apa dengan tumpukan berkas-berkas ini?" tanyaku bingung hingga berdiri menatap assistentku itu.

"Sebentar, biarkan aku bernapas" jawabnya menenangkan napasnya "Tiba-tiba Mr. Ale menghubungiku tadi dan memintaku membawa semua berkas ini untukmu. Dia memintamu untuk mempelajari berkas-berkas itu untuk memilah kerjasama ulang dengan seluruh klien kita"

What? Sudah gila rupanya Rei ini. Klien kita ada ratusan. "Apa dia sudah gila?!" mataku melotot kesal.

"Satu lagi, selesaikan hari ini katanya. Kurasa dia memang sudah gila. tapi tenang saja, Aku siap membantumu" sahut Jin Ae.

Aku menghela napas. Kesal. Aku menggelengkan kepala.sejauh apa dia akan mengganggu hidupku.

"Tidak usah Jin Ae ssi. Aku akan menyelesaikan perintah bajingan itu" ucapku berapi-api. Aku tahu Rei hanya sedang berusaha menggangguku. Kita lihat saja.

Aku melihat Jin Ae meringis takut. "Kau tahu? Yang kau panggil bajingan itu CEO kita"

"I don't care" sahutku sambil mengangkat bahu tak peduli. Setelah Jin Ae keluar dari ruanganku aku menatap nanar tumpukan berkas-berkas diatas mejaku. Aku akan lembur sepertinya hari ini.

Beberapa jam berkutat pada memilah kerjasama klien-klienku dan langsung menuliskan laporan kasarnya. Tiba-tiba suara telepon di atas mejaku berbunyi.

"Ke ruanganku sekarang... Nana" ucap Rei di balik telpon. Dasar arogan. Tanpa membalas ucapannya, aku menutup sambungan telepon dan menyiapkan berkas yang akan dilaporkan kepadanya. Sepertinya Rei memiliki hobby baru saat ini, yaitu merecoki ketenangan hidup orang. Terutama hidupku. Aku sudah hampir 5 kali bolak-balik ke ruangannya.entah ada-ada saja yang dimintanya. mulai dari laporan hasil fashion show, laporan koleksi dan lain-lain. hal menyebalkannya adalah kenapa bajingan itu tidak memintanya sekalian. Seperti saat aku baru saja duduk di kursi ruanganku tiba-tiba telpon berbunyi. Begitu seterusnya hingga 5 kali bolak-balik dan sungguh membuatku kesal.

"Kan sudah aku bilang... kau kerjakan saja semua itu disini" ucap Rei saat ke delapan kalinya aku ke ruangannya.

"Aku tak akan sudi berlama-lama satu ruangan denganmu. Satu lagi! Jangan menggangguku kalau kau memang benar-benar ingin aku menyelesaikan laporan ini hari ini juga" ucapku sinis dan berjalan keluar dari ruangannya.

Destiny With Mr. FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang