Extra Part - Gemaz

6.3K 224 7
                                    

Keluarga kecil itu sedang duduk santai di ruang bermain. Dinda sedang menonton tanyangan di youtube, Arsyaf  sedang asik bermain ps. Dan si cantik Akira, jangan di tanya, dia lagi merangkak kearah Ayahnya.

Usia Akira sudah 8 bulan dan dia sedang belajar merangkak, tagetnya sekarang adalah sang ayah yang asik dengan ps-nya.

"Bun, Kira nya dong, ambil dulu ini. Nanti pipis di sini lagi," ucap Arsyaf yang tidak di tanggapi oleh Dinda.

Sebenarnya Dinda mendengarnya, namun enggan menuruti perintah Arsyaf. Bukannya mau durhaka, Gimana ya? Dinda kan juga pengen santai, gantian dong.

"Biarin aja dipipisin, rusakin sekalian dek ps ayah. Biar ayah gak bisa main ps lagi," ucap Dinda yang mendapat decakan dari arsyaf.

"Bunda kamu mah gitu, kalo cemburu. serem," kata Arsyaf sambil menggendong Akira.

Arsyaf meninggalkan ps-nya mempause gamenya, namun Dinda yang memang sudah gemas dan kesal, malah mematikan Tv dan mencabut kabel ps bahkan kabel Sticknya.

Tidak lama kemudian Arsyaf datang membawa biskuit di tangan kanannya dan tangan kirinya menggendong Akira. Awalnya Arsyaf tidak sadar dengan psnya yang mati.

Namun, saat ingin menurunkan Akira dari gendongannya, mulutnya langsung terbuka lebar. Matanya melihat kearah Dinda yang sedang duduk santai menonton youtube.

"De bunda kamu bener bener ya, keterlaluan kalo marah. Cemburu kok sama ps," kesal Aryaf yang tertahan. Sabar sabar. Untung sayang.

"Da da da," oceh Akira, tangannya meraung wajahnya sendiri dan hasil wajahnya dipenuhi dengan biskuit yang menempel.

Dinda menggeleng, Arsyaf bukannya udahan main ps. Ini malah dilanjut. Dinda mengela nafas panjang. Digendongnya Akira dan dibawanya menuju dapur, membersihkan wajah anaknya ini.

Setelah bersih Dinda mengambil biskuit akira yang tertinggal di ruang bermain tadi dan menaruhnya di kulkas. Kemudian berjalan menuju kamar.

***

Setelah menidurkan Akira, Dinda berjalan ke ruang bermain, untuk membereskan mainan yang tadi dimainkan Akira. Dan di sana masih ada Arysaf dengan stik ps di tangannya.

Jangan ditanya, rasanya Dinda ingin teriak dan membanting semua yang berhubungan dengan game. Arsyaf itu termasuk pecandu game. Kadang jika sulit tidur, Arsyaf malah menyibukan diri bermain game.

Dengan kesal Dinda memencet tombol off di remot tv dan menaruhnya di samping tv, Arsyaf tentu saja kesal melihat itu.

"Ck," decaknya saat ingin mengambil remot, tangan Dinda sudah mengambilnya duluan. Menatap Arsyaf kesal.

"Apa?! Masih mau lanjut main? iya?! kaya anak kecil banget sih, udah punya anak kelakuannya minus," omelnya sambil membereskan mainan Akira, namun itu remot masih ada di tangan Dinda.

Arsyaf tidak membalasnya, dia hanya diam saja. Sesekali melihat kearah Dinda dan tersenyum.

"Bunda belakangan ini marah marah terus, lagi pms atau ngidam," canda Arsyaf yang sedang tidur terlentang di sofa. Dinda yang melihat itu langsung menimpuknya.

"Ngidam gundul mu, kamunya aja yang ngeselin. Gatau jam kalo udah kena game," omel Dinda yang membuat Arsyaf menyengir. Dinda memang benar, Arsyaf gak ingat waktu kalau sudah kena game.

Dia itu sudah main game dari sehabis dzuhur sampai tadi sebelum di omelin kira kira jam delapanan. Gila kan? Emang gila, ayah muda itu.

"Bukan gitu, sayang. Aku kan kangen sama game game aku yang ada di ps," ucapnya yang langsung di hadiahi cubitan di pinggangnya.

"Eleh, kangen. Mana ada kangen maininnya sampe berhari hari. Ngeles aja kaya bajaj," cibirnya.

Dinda menepuk kaki Arsyaf dan menyuruhnya bangun untuk duduk. setelah Arsyaf bangun, Dinda menduduki sofa, di samping Arsyaf dan menaruh kepalanya di bahu Arsyaf.

"Bilang aja kamu cemburu sama game, iya kan?" ejeknya yang di angguki oleh Dinda, aryaf tertawa melihat tingkah jujur Dinda.

"Abisnya kamu dari kemarin main game terus, aku di cuekin. sebel," katannya sambil memonyongkan wajahnya.

"Sebel apa sebel," ledeknya yang langsung dihadiahi cubitan pipi.

"Udah ih, kangen tau," ucap Dinda langsung memeluk arsyaf kencang.

"Yuk," ajak Arsyaf dan di angguki oleh Dinda.

***

Arsyaf membuka mata disaat merasakan ada seseorang yang menjambak rambutnya, dia tahu itu bukan Dinda. karena Dinda tidak pernah kasar untuk membangunkan Arysaf yang cukup kebo ini.

"Akira sayang, ayah masih ngantuk," oceh Aryaf yang mulutnya langsung di tabok oleh Akira, Dinda tertawa kencang.

"Good sayang, lagi tabok lagi kalo perlu tampar yang kenceng ," ucap Dinda yang senang melihat suaminya tersiksa. Bukan bermaksud mengajarkan songong tapi itu suatu kedisiplinan.

"Kok kamu jahat sih bun," adunya, Akira tertawa melihat sang ayah yang merasa tersakiti belakangan ini. karena istri dan anaknya bergabung untuk melawannya.

"Sedih aku gak ada temennya, nanti kita bikin adiknya cowo ya bun. Biar kalo lagi kaya gini ayah ada yang belain juga," katanya yang hanya di angguki saja oleh Dinda.

"Kita sayang ayah kok, yakan Kira?" tanya Dinda yang di senyumi oleh Akira. Akira merangkak kearah Arysaf yang kemudian memeluknya. Dan menciumnya dengan bertubi tubi.

"Oh jadi gini, oke ayo kita War. Ayah lawan Kira. siap ya 1 2 3," Arsyaf langsung menggulingkan tubuh akira dan menggelitiknya, membuat Akira tertawa geli hingga mengeluarkan Air mata.

Dinda hanya tersenyum melihatnya dan kemudian keluar kamar. Terima kasih untuk keluarga yang indah ini ya Allah.

End

***

yg kangen Dinda dana Asyaf mana suaranya.

coment dong kalo kangen. Author juga kangen kok

miss you.

1 || Kau Yang Aku Semogakan (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now