chapter 4

90 15 2
                                        

Pict (Refandy Al Zaiyr)

Author pov
At Yogyakarta

Di kediaman AL ZAIYR, seorang pria tampan sudah bersiap untuk pergi ke tempat kuliahnya, ya! Itu Refan.

Dia berjalan menuju meja makan, menyusul keluarganya yang sudah lebih dulu di sana.

"Pagi!" Sapa Bunda -Mya-.

"Pagi juga! Aku langsung jalan aja ya, jam mata kuliahnya 1 jam lagi."

"Kamu gak sarapan dulu?" Tanya Ayah -Trisna-.

"Gak dulu buat hari ini. Aku jalan dulu! Assalamualaikum."

Setelah berpamitan dengan orang tuanya, Refan langsung menuju garasi untuk mengeluarkan moge kesayangannya itu.

At Universitas Yogyakarta

Refan segera berjalan menuju ruangannya dan disambut hangat oleh dua sahabatnya itu.

"Pagi bro!" Sapa Derry Dirgantara.

"Pagi! Kok Dosennya belum dateng?" Tanya Refan.

"Gak tau nih, padahal hari ini gue udah bangun pagi demi ikut mata pelajaran Dosen killer yang satu ini." Keluh Randy dyowanto.

"Biasanya juga lo selalu bolos Ran." Sindir Derry.

"Kalo gue bolos, uang jajannya dipotong sama Nyokap gue."

"Jadi, lo kuliah gara-gara uang jajan? Dasar aneh!" Omel Refan.

"Kalian bacot ya!" Cibir Randy.

"Refan! Ada cewe lo tuh!" Ucap Derry, saat melihat seorang wanita yang memakai pakaian serba mini itu berjalan ke arah mereka bertiga.

"Siapa?" Ucap Refan dengan membalikkan tubuhnya, agar dapat melihat siapa yang dimaksud Derry.

"Ah! Kenapa harus dia sih yang muncul?!" Refan benar-benar kesal melihat siapa yang datang menghampirinya. Anggraini mahendra (Anggi), dia adalah seorang wanita cantik yang selalu digandrungi banyak pria karena pakaiannya yang serba mini dan ngetatnya itu. Namun, ia tak pernah menghiraukan pria yang memujanya, karena yang ia mau hanya seorang Refandy Al Zaiyr.

"Hai Refan! Kamu ganteng banget sih pagi ini! Makin sayang deh sama kamu." Ucap Anggi dengan nada manjanya yang justru membuat Refan semakin risih.

"Lepasin tangan lo dari tangan gue!" Refan merasa jijik dengan perlakuan Anggi, saat dia mencoba melepaskan tangannya dari wanita itu, justru Anggi semakin mempererat pegangannya.

"Kamu kenapa sih gak mau tangannya aku rangkul kayak gini?" Tanya Anggi.

"Gue jijik sama perlakuan lo!"

"Terus gimana caranya biar kamu suka sama aku?"

"Maaf Anggi, gue udah punya calon. Jadi, gue gak mungkin bisa suka sama lo. Udah ya, gue mau ke kantin dulu. Gue duluan bro!"

Refan berjalan meninggalkan dua sahabatnya itu dan Anggi. Dia benar benar tidak sadar bisa berucap seperti itu dan dia yakin bahwa setelah ini, dua sahabatnya itu akan membombardir beribu-ribu pertanyaan tentang apa yang dimaksud dengan 'calon' itu.

Sedangkan Anggi, dia benar benar tidak berkutik saat Refan berkata 'udah punya calon' , dia bingung, apa maksud dari ucapan Refan.

"Heh Derry, Randy! Maksud dari 'udah punya calon' tuh apa?"

"Udah punya calon istri kayaknya deh." Tebak Derry.

"APA?! CALON ISTRI?!" Teriak Anggi.

"Udah dulu ya, kita mau susul Refan. Bye!" Ucap Randy.

Rendy dan Derry meninggalkan Anggi yang sedang mencerna kata-kata yang baru saja ia dengar. Dua pria tampan itu segera menyusul Refan yang sedang duduk di sebuah kursi kantin dan meminum secangkir kopi.

"Refan! Maksud dari ucapan lo tadi apaan?" Tanya Randy yang langsung duduk tepat di hadapan Refan.

"Kata kata yang mana?" Jawab Refan.

"Jangan pura pura lupa deh lo!! Yang tadi itu loh 'udah punya calon'!" Geram Derry yang diberikan anggukan oleh Randy.

"Oh itu, kenapa emangnya?" Tanya Refan yang justru membuat kedua sahabatnya itu kesal.

"Ya lo harus jelasin ke kita apa maksudnya, Refandy Al Zaiyr!" Randy benar-benar heran dengan sahabatnya yang satu ini, dari dulu hingga sekarang Refan selalu saja memendam masalahnya sendiri, jika ditanya baru dia akan memberi tau apa yang sebenarnya terjadi.

"Gue dijodohin."

"Apa?! Lo dijodohin?! Jangan bercanda Refan!!" Ucap Derry.

"Emang lo lihat gue lagi bercanda?"

"Enggak sih, tapi kok bisa sih lo dijodohin kayak gini?" Tanya Derry.

"Gue juga gak tau, intinya sih gue dijodohin." Jawab Refan dengan nada tenangnya.

"Tapi lo gak keliatan panik atau keberatan, lo ngeiyain perjodohan ini?" Tanya Randy yang sedari tadi hanya diam.

"Gue harus kayak gimana lagi? Kalo yang namanya pilihan orang tua itu pasti yang terbaik buat anaknya. Jadi, kenapa enggak buat gue coba jalanin dulu."

"Cewenya itu kayak gimana?" Tanya Randy.

"Kalo untuk itu gue kurang tau, yang gue tau cewe itu kelas 1 SMA dan usianya beda 6 tahun sama gue."

"Masih muda banget bro!" Ucap Derry.

"Kayaknya lo gak bisa nolak perjodohan ini, Refan. Gue tau banget orang tua lo, kalo mereka udah buat keputusan, pasti gak akan bisa di ganggu gugat, Iya kan?" Ucap Randy.

"Itu juga yang bikin gue makin pusing. Apalagi, minggu depan gue udah harus ke Jakarta dan nginep di rumah orang tua cewe itu."

"Apa itu gak terlalu cepet? Perjodohannya baru dikasih tau dan seminggu lagi lo bakalan dikenalin sama cewe itu. Lo gak tau namanya?" Ucap Randy.

"Gak, gue belom sempet nanya sama orang tua gue."

"Udah lah, sekarang lo jalanin aja dulu. Siapa tau cewe itu tipe lo banget." Ucap Derry.

"Balik ke kelas lagi yuk? Gue takut tuh Dosen killer udah dateng." Ucap Randy.

"Gue ikut jam mata pelajaran siang aja deh. Mood gue lagi gak bagus pagi ini." Ucap Refan.

"Terus sekarang lo mau kemana?" Tanya Derry.

"Gue mau ke Caffe dulu, kemarin gak sempet buat ngehandle."

"Ya udah! Kita ke kelas dulu, nanti malem lo ikut kita nongkrong gak?" Ajak Randy.

"Gak dulu deh, sorry ya bro!"

"Santai aja, kita ke kelas ya, Bye!!" Pamit Derry dan Randy.

Salahkah aku untuk memulainya?
Mencoba menjalaninya seiringan
dengan berjalannya waktu
Cinta itu pasti akan datang
dengan sendirinya
-Refandy Al Zaiyr

TBC

ⓢⓗⓘⓝⓝⓔⓨ

DONE!!!!!!!!
DUHH DOA'IN YA
SEMOGA OTAK AUTHORNYA
DIKASIH PENCERAHAN
BIAR IDENYA NGALIR TERUS
AAAAAMIIIIIN~~~~

JANGAN LUPA VOMENT YA!!!!
LOVE U READERS♥

PYTD [REVISI]Where stories live. Discover now