12; sebuah alasan

2.9K 557 64
                                    

"Chan, lo masih kuat?" ujar chaeyeon pelan sambil menepuk pundak chan disampingnya.

Udara yang dingin serta salju yang menumpuk membuat mereka kesusahan untuk kabur dari daerah tersebut.

"Iㅡiya..." jawab chan sambil terbata-bata. Semua badannya mengigil membuat chaeyeon menjadi takut.

"Chan, gue balikin ya jaket lo?" chaeyeon hendak membuka jaket yang berada di tubuhnya namun chan menahannya.

"Ga usah cha, biarin gue aja yang mengigil, lo gaakan kuat." chan tersenyum kepada chaeyeon.

"Tapiㅡ"

Chan menggeleng dengan kuat, "Chae, yang harus selamat disini itu lo!"

"Kenapa harus gue?" tanya chaeyeon bingung.

"Soalnya lo ituㅡ AKH!" tubuh chan terjerembab di tumpukan salju yang tebal.

Chaeyeon dengan segera menarik tangan chan dan membopongnya meski agak berat, "sumpah chan gue ga tega ngeliat lo kayak gini." ujar chaeyeon pelan karena ia juga merasakan dingin yang luar biasa.

"Chae, lo tau kenapa gue dan lisa ikut sama kalian?" tanya chan yang disambut gelengan oleh chaeyeon.

"Karena lisa udah tau kalau kalian bakal dibunuh dan dia tau cuma lo yang bakal selamat."

"Dia cenayang?" tanya chaeyeon. Chan mengangguk sebagai jawabannya, "tapi kenapa dia ga ngelarang kita pergi.." lirih chaeyeon.

Tiba-tiba chan memberhentikan langkahnya membuat chaeyeon mau tak mau berhenti juga.

"Lisa punya dendam dengan kalian." satu kalimat itu membuat chaeyeon tertegun.

"Punya dendam?"

"Inget tanggal 1 januari? Jangan bilang lo lupa?" tanya chan sambil tersenyum miris.

Chaeyeon menggeleng pelan. Ia masih ingat kejadian itu. Kejadian yang membuat mereka kabur dari kenyataan yang ada.

"Karena kelakuan lo sama temen-temen lo, lisa jadi hidup sebatang kara sekarang" jelas chan.

"Ch-chan, lanjut jalan yuk!" ajak chaeyeon sambil menarik tangan chan.

"Gue belum selesai ngomong, chae. Apa lo mau kabur gitu aja?" tanya chan. Suaranya terdengar dingin membuat chaeyeon menjadi takut.

"Gue gatau chan. Gue gatau sama sekali. Gue datang dia udah meninggal gitu aja. Gue gaada sangkut pautnya sama sekali." jelas chaeyeon. Tangannya mengusap air mata yang menggenang di pelupuk matanya.

Chan malah tersenyum miring, "hanya lisa yang tau semuanya" ucapnya singkat.

"Chan, lo tau? Kesalahan terbesar gue adalah saat gue datang terlambat pas kejadian itu. Kalau gue ga datang terlambat mungkin dia gaakan mati."

"Temen-temen lo udah ngebunuh satu-satunya kakak yang lisa punya lalu kabur begitu aja. Apa itu yang namanya manusia?"

Chaeyeon menggeleng, "maafin gue chan, temen-temen gue ga bermaksud gitu."

"Chae... Lo tau... Kenapa lisa nyuruh gue buat ngajak lo lari...?" tanya chan sambil terbata-bata karena tubuhnya menggigil hebat.

"Chan, sumpah tangan lo beku banget" ujar chaeyeon sedikit panik. Reflek ia memeluk chan untuk sekedar memberikan kehangatan.

"Chaeㅡ"






JLEB!







"CHANNN!!" sontak chaeyeon melepas pelukannya begitu saja.

Satu panah berhasil menembus perut chan sehingga salju yang berwarna putih berubah menjadi merah akibat darahnya.

"Plis chan, perjalanan kita sedikit lagi..." chaeyeon menggoyangkan badan chan yang mulai terbujur kaku.

"Chae... Lisa tau.. di masa depan lo akan menjadi kunci bagi pembunuhan yang lebih keji dari ini.. UHUK! jadi gue mohon lo selamat bagi gue sama lisa" ujar chan. Mulutnya mengeluarkan darah yang cukup banyak.

"Chan gue mohon. Ayoo kita jalan sebentar lagi." chaeyeon berusaha membopong chan namun tak berhasil.

"Chae.. Gue mohon lo pergi. Sebuah mutant ada di belakang lo" tangannya menunjuk sebuah mutant yang lumayan besar yang berjalan ke arah mereka.

Tubuh chaeyeon bergetar hebat. Ia takut, hari ini akan menjadi hari terakhirnya.

Ia menengok ke arah chan yang sudah terbujur kaku di dekat kakinya, "makasih banyak chan" chaeyeon menutup mata chan dan beranjak bangun.

Ia berusaha berlari dari kejaran mutant yang mengejarnya dari belakang.

"Dikit lagi chae, lo pasti bisaㅡ"










"ㅡAKH!"










Terlambat.

Mutant itu berhasil menarik kaki chaeyeon sampai dirinya terjerembab diantara salju.

Lalu mutant itu menyeret tubuh chaeyeon bagaikan menyeret sebuah plastik sampah yang tak berguna.

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.


Izin hiatus yaa kayaknya. Fokus UN dan TO yang banyak :(

[II] asylum | 97 LineKde žijí příběhy. Začni objevovat