Part 15: Promise

1K 136 3
                                    

If You Dont Like Dont Read !!!

Jangan Budayakan Sikap Plagiat !!!

Bacalah Di Waktu Senggang Dan Bagi Yang Muslim Jangan Lupa Shalat Dan Mengaji !!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading Minna!!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hinata yang mendengar kisah masa lalu yang dialami Sarada, Itachi, dan Sasuke merasa sangat tersentuh. Air mata selalu berjatuhan dipipi mulus nya selama Sarada bercerita.

"Aku... Sangat depresi waktu itu. Sasu-nii dan Itachi-nii... Mereka selalu ada sisi ku... Sasu-nii, dia selalu berusaha terlihat tegar dan menyimpan perasaan nya sendiri. Kadang-kadang... Aku merasa Sasu-nii terlalu memaksakan diri. Apalagi tahun ini Ia akan mengikuti ujian masuk Universitas" Sarada menatap langit. Hinata kemudian menghapus air mata nya.

"Maka nya... Aku merasa Hinata sudah sangat menolong kami dengan bekerja paruh waktu di toko" Sarada kemudian mengalihkan pandangan nya ke Hinata.

"Berusaha lah lebih keras lagi dan bantulah Sasu-nii... Kau mau kan?"

Sarada menggenggam tangan Hinata. Mata nya menatap penuh harap ke Hinata. Sedang kan Hinata Ia masih tertegun tidak tahu harus berbuat apa.

Tak lama senyum Hinata terbit. Ia membalas genggaman tangan Sarada yang bergetar karna gugup.

"Aku mau..." Hinata mengangguk kan kepala nya.

Sarada menatap tak percaya. Ia menatap mata Hinata mencoba mencari setitik kebohongan disana. Namun, Ia tidak menemukan nya. Yang ada hanya lah tatapan lembut yang hangat seperti tatapan Kaa-san nya yang telah tiada.

"Asyik!!!" Sarada berujar senang. Ia tersenyum dengan lebar. Senyum yang jarang Ia perlihatkan pada orang lain.

Greb.

Sarada memeluk Hinata dengan erat. Ia merasa hangat ketika memeluk Hinata. Pelukan yang mengingat kan nya akan Kaa-san nya. Air mata perlahan keluar membuat pandangan mata nya menjadi kabur.

Sedang kan Hinata hanya kaget ketika tiba-tiba Sarada memeluk nya. Ia merasa hari ini adalah hari penuh kejutan.

"Arigatou Nata-nee..." ujar Sarada tulus.

Hinata terpaku ketika Sarada memanggil nya dengan sebutan Nee-chan. Apalagi ketika merasakan baju nya basah dan bahu Sarada yang bergetar menahan isak tangis.

Selama ini Sarada selalu memanggil nya Hinata atau kau. Hinata merasa sangat bahagia. Ia membalas pelukan Sarada.

"Menangis lah... Jika itu bisa membuat mu tenang" ujar Hinata sambil mengelus surai raven Sarada.

Sarada semakin mengerat kan pelukan nya. Ia menangis dalam pelukan Hinata. Biarlah. Biarlah kali ini Ia menjadi cengeng seperti teman sebaya nya yang sering Ia ejek karna cengeng.

'Hatiku bergetar saat mendengar kata-kata Sarada... Aku jadi teringat akan hari yang penuh salju itu... Hari pertama ku bertemu dengan Sasuke-Senpai'

𝘍𝘢𝘭𝘭𝘪𝘯𝘨 𝘓𝘰𝘷𝘦 𝘐𝘯 𝘛𝘩𝘦 𝘞𝘪𝘯𝘵𝘦𝘳Where stories live. Discover now