we are always one (end)

1.5K 133 32
                                    

Taeyeon perlahan membuka matanya lalu menutupnya lagi ketika cahaya lampu memaksa masuk kepenglihattannya setelah stabil akan penglihattannya dia berusaha menggerakkan anggota tubuhnya yang terasa kaku, lalu melihat kesamping dan kekanan bahkan keseluruh ruangan

"Apa aku sudah disurga?
Aakh kepala ku sangat pusing" batin taeyeon yang mencoba mendudukkan tubuhnya namun nihil dia sama sekali tidak punya tenaga

"Infus" bahkan suaranya tak mau keluar

"Eoh taeng unnie" yoona membulatkan matanya saat masuk kekamar rawat taeyeon dan menemukan sang pasien sedang menatap polos jarum infus yang tertanam ditangannya

"Eoh apa dia bidadari surga? Mirip si pabo" batin taeyeon menatap polos yoona yang mendekat kearahnya, lalu menghisap air dari sedotan yang disodorkan oleh yoona

"Yang lain pasti senang melihat unnie sudah siuman, kau tau kau begitu nyenyak tidur selama hampir seminggu ini" ujar yoona mempout bibirnya menatap taeyeon yang masih menatapnya polos

"Aku masih hidup? Tapi kenapa?" Batin taeyeon yang masih menatap yoona

"Kau tau, fany unnie sangat terpuruk mendengar kabar kau koma dua hari, tapi syukurlah tubuh mu sangat kuat unnie" ujar yoona tersenyum

"Ah Aku akan panggilkan dokter"

"Yoong" yoona berbalik saat taeyeon memanggilnya

"Jangan panggil dokter"

"Tap"

"Ku mohon" yoona menghela nafasnya dan duduk dikursi yang berada disamping ranjang taeyeon

"Yang lainnya sedang sarapan dikantin, mungkin bentar lagi mereka kesini" taeyeon hanya mengangguk mendengar perkataan yoona yang tidak dia minta

"Unnie" taeyeon menatap yoona tanpa mengeluarkan suaranya

"Kenapa kau lakukan itu?" Seketika air mata yoona mengalir mulus dipipinya saat mengingat betapa ngerinya kejadian malam itu saat dia mengikat pergelangan tangan taeyeon yang masih mengeluarkan darah segar

"Beruntung rumah sakit ini menyedia kan darah yang cocok untuk mu, kalau tidak" yoona menutup wajahnya dan menangis, tidak sanggup untuk melanjutkan perkataannya, taeyeon memejamkan matanya agar air matanya tidak menetes, sangat sakit ketika melihat rusa kesayangan mereka terisak begitu pilu

"Aku, kami merasa tidak berguna menjadi sahabat mu, kami tidak becus memahami perasaan mu hiks hiks kami, kami gagal menjadi sahabat yang terbaik untuk mu hiks" air mata taeyeon lolos begitu saja saat tangisan yoona semakin pilu

"A-anio kalian keluarga yang sangat berarti bagiku" taeyeon menurunkan kedua tangan yoona yang menutupi wajahnya

"Berarti?" Taeyeon hanya mengangguk sambil menghapus air mata yoona yang masih mengalir

"Kalau kami berarti bagimu, kau tidak mungkin berniat meninggalkan kami unnie"

"Mianhae" hanya itu yang bisa taeyeon katakan saat ini, yoona bahkan hampir kehilangan nafasnya gara gara menangis

"Uljima" ujar taeyeon lembut

"Omo taeng" terika hyoyeon dan sooyoung saat mereka membuka pintu

"Kau sudah sadar?" Ujar sooyoung berdiri disamping yoona, yoona mengelap air matanya dan menampilakan senyum nya

"Ani, aku masih pingsan" ujar taeyeon dengan wajah datarnya kemudian dia tersenyum dan merentangkan kedua tangannya, tentu saja yoona yang paling dekat dengan posisi taeyeon langsung memelukknya, diikuti oleh hyoyeon dan sooyoung

"Taetae" sooyoung dan hyoyeon langsung menyingkir ketika mendengar suara serak khas tiffany, tapi tidak dengan yoona dia malah terisak diceruk leher nya taeyeon, hyoyeon mengelap air matanya sebelum menjitak kepala yoona

Shoot Story Snsd (SSS) ✔️Where stories live. Discover now