Chapter 15

2.8K 321 70
                                    

Setelah kepergian Shin Hye, Yong Hwa masih begitu sulit memerintahkan pikirannya untuk berhenti memikirkan gadis itu.

Ada bagian dari dirinya yang begitu ingin mencari tahu tentang Shin Hye, tapi bagian lainnya justru menolak mentah-mentah keinginannya itu. Dan mengingatkan betapa besar penghinaan yang Shin Hye berikan padanya.

Berengsek, menjijikkan, pria bodoh dan tidak berguna. Pria yang hanya memikirkan selangkangan.

Semua kata-kata penghinaan Shin Hye masih terekam begitu jelas dalam ingatannya.

Yong Hwa memang tidak mungkin melupakan semua itu, karena Shin Hye adalah satu-satunya wanita yang berani mengatakan hal seperti itu padanya.

Harga dirinya terinjak-injak dan terluka? Tentu saja. Karena itu ia menahan diri untuk tidak mencari tahu tentang Shin Hye. Meskipun hal itu membuatnya sedikit bingung dengan keinginannya yang sebenarnya .

"Bagaimana hyung?"

Suara Jung Shin tepat di telinganya membuat Yong Hwa terkejut. Ia menatap Jung Shin penuh tanya karena memang tidak tahu apa yang sedang ditanyakan Jung Shin padanya.

"Tuan Thompson menunggu jawaban anda untuk ikut berinvestasi dengan proyek hotel yang sedang di bangunnya di Senggigi dan Kuta Lombok saat ini."

Yong Hwa beralih menatap Nicholas dengan pandangan tidak enak, "Maafkan saya tuan Thompon saya sedikit ada masalah."

"Tidak apa-apa tuan Jung, saya mengerti," Nicholas tersenyum. Biasanya ia akan marah ketika rekan bisnisnya tidak mendengarkan apa yang sejak tadi telah di jelaskannya.

Tapi melihat ekpresi Yong Hwa saat ini, ia tahu pria itu tengah mengalami masalah yang sama dengannya. Dulu sekali... ketika ia belum menyadari perasaannya pada Alexa.

Gadis yang entah dimana saat ini.

"Saya pernah merasakan apa yang anda rasakan saat ini."

Entah apa yang ada dipikiran Nicholas ketika ia malah berbicara seperti itu. Selama ini, setiap kali bertemu dengan rekan bisnisnya tidak pernah sekali pun ia membicarakan masalah pribadi.

Tapi dengan Yong Hwa semua terasa berbeda. Ia merasa Yong Hwa hampir mirip dengannya, karena itu ia mengatakan apa yang juga pernah dialaminya.

"Saat itu aku begitu bingung apakah aku menginginkannya atau tidak, tapi kemudian aku meyakinkan diriku bahwa aku menginginkan gadis itu. Dan yah... Aku memang menginginkannya. Aku bahkan merebutnya dari sepupuku saat itu," ucap Nicholas sambil tertawa mengingat kegilaannya dulu.

"Aku tidak menyangka kau sebajingan itu sampai merebut gadis yang menjadi milik sepupumu sendiri."

"Yah, aku memang bajingan dan mungkin karena itu gadis yang kucintai tidak memilih bersamaku, bahkan ketika ia tahu sepupuku telah bertunangan dengan gadis lain."

Yong Hwa menatap Nicholas dengan perasaan tidak enak, "Maafkan aku tuan Thompson."

"Tidak masalah lagi pula aku yang memulai pembicaraan ini," Nicholas kembali membuka berkas yang dibawanya menyodorkannya pada Yong Hwa, "Jadi bagaimana? Apa keputusan akhirnya setelah kau membaca berkas-berkas yang kukirimkan padamu waktu itu? Apakah kita bisa menandatangani perjanjian kerja sama ini sekarang?"

"Baiklah aku setuju," ucap Yong Hwa cepat, secepat ia membubuhkan tanda tangannya pada perjanjian kerja sama yang sudah dipelajari sebelumnya.

Pembicaraannya dengan Nicholas beberapa saat lalu menjadi alasan utamanya menyetujui proyek yang sempat di ragukannya.

Give Me a BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang