Tapi...rasa sakit itu tidak ia rasakan. Ketika ia membuka mata betapa terkejutnya melihat seseorang yang tengah ada dibawahnya juga terpejam, menahan rasa sakit. Yohana memanggil nama orang yang ada dibawahnya tanpa bergerak dari atas tubuh orang tersebut.

Jika tidak mengetahui peristiwa yang terjadi sebelumnya, posisi mereka saat ini sungguh sangat intim. Mengabaikan hal itu, semua orang bukan menjadi panas atas posisi mereka, tapi malah semua orang disana sangat terkejut, takut dan khawatir pada orang yang berada dibawah tubuh mungil Yohana.

"Yohana, kamu baik-baik saja?" Bima bertanya dengan nada khawatir, ia sudah berjongkok didekat dua tubuh itu "Yohana tolong berdiri dulu, aku akan membantu Pak Nuel." Ucapan Bima membuat Yohana segera bergerak.

Bima membantu atasan-nya itu berdiri serta menanyakan keadaannya. Bima melihat tangan kiri atasannya itu tertimpa balok kayu yang sengaja dihalaunya untuk melindungi Yohana. Pelan Bima menuntun atasan nya untuk segera mendapat pertolongan.

Yohana masih berdiri gamang, tubuhnya gemetar, ia ketakutan dan khawatir. Gideon segera berlari menghampiri adiknya dan sekretarisnya, ia juga khawatir. Gideon sudah tidak ada di ruangan itu –Gideon sudah berjalan tak jauh dari ruangan yang akan dipakai sebagai promosi- ketika mendengar adiknya tertimpa balok kayu. Kemudian ketiganya berjalan keluar dari ruangan itu segera membawa Nuel ke rumah sakit.

Semua orang disana sampai tidak bisa bergerak sedikit pun karena terkejut. Hanya mampu menatap bergantian antara Direktur baru mereka dan Yohana yang masih setia berdiri di tempat.

Terlihat Pak Nugroho berjalan cepat kearah Yohana "Nona. Tolong ikut dengan saya." Ucapnya tersenyum lembut pada Yohana. Wajah Yohana pias menatap Pak Nug, tapi kakinya menurut untuk mengikuti Pak Nugroho.

Setelah Pak Nugroho dan Yohana sudah keluar ruangan, sebuah suara menyuruh mereka untuk melanjutkan kegiatan yang tertunda karena peristiwa tadi. Semua bergerak kembali juga mulut mereka sekarang ikut bergerak. Bertanya bagaimana selanjutnya? Entah keadaaan Direktur baru mereka ataupun nasib teman mereka.

Flashback Off.

"Lagi pula sudah kewajiban Pak Nuel melindungi Yohana." Gumam Deby, tapi masih bisa didengar Pak Warto.

"Maksud kamu apa Deb? Kenapa Pak Nuel wajib melindungi Yohana?" tanya Pak Nuel penasaran dengan argument dari Deby.

"Ya iyalah...kan Yohana..." tiba-tiba ucapan Deby terhenti, ia hampir menyampaikan sesuatu hal yang bukan ranah-nya.

Mita dan Pak Warto menunggu lanjutan kata-kata yang Deby ucapkan.

Deby nyengir "Kan...Yohana itu...pegawai disini kan? Jadi, sebagai seorang atasan ya wajib melindungi bawahannya." Jawab Deby sekena-nya, kemudian tersenyum kikuk atas ucapannya sendiri.

Ups! Hampir saja aku keceplosan. Batin Deby. Ia kemudian berdiri dan beralasan ia ingin melanjutkan pekerjaannya, meninggalkan Mita dan Pak Warto.

&

&

&

Nuel sedang mendapatkan perawatan, Bima membawa Nuel ke rumah sakit bertemu dengan dokter keluarga Sanjaya. Yohana duduk menunggu dengan cemas di luar ruang rawat ia ditemani Pak Nugroho dan juga Bima. Yohana meremas-remas tangannya jujur ia sudah tak sabar ingin melihat keadaan suaminya.

 Yohana meremas-remas tangannya jujur ia sudah tak sabar ingin melihat keadaan suaminya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Air mata menetes perlahan di kedua pipinya yang cubby, ia menghapusnya perlahan. Yohana berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis dengan kencang, walaupun rasanya dia ingin. Yohana merasa malu telah melukai seorang Direktur di depan para pegawainya, yang paling mendominasi adalah rasa khawatir pada keadaan suaminya.

Setelah menunggu, seorang perawat membuka pintu –sontak ketiganya berdiri- dan menyuruh untuk Yohana masuk. Yohana memasuki ruangan dimana suaminya itu mendapat perawatan. Betapa hati Yohana merasa lega bahwa penyelamatnya sudah duduk di depan kursi menghadap ke dokter. Tapi hati Yohana sesak saat melihat kain putih yang membalut tangan kiri suaminya, rasa bersalah itu mampir lagi, ingin rasanya ia menangis dengan kencang.

"Nona, suami anda tidak boleh melepas perban selama satu minggu. " dokter yang bernama Ambar, seorang wanita cantik bertugas sebagai dokter keluarga Sanjaya atau bisa dikatakan salah satu dokter keluarga Sanjaya. "Jadi tolong awasi suami anda untuk beristirahat. Jangan bekerja secara berlebihan." Tatapan mata dokter Ambar memberi peringatan pada Nuel. "Dan tolong pastikan agar suami anda meminum obatnya secara teratur."

Yohana mengangguk "Iya Dok."

"Dok, dokter ini berlebihan, paling dua atau tiga hari ini sudah sembuh." Nuel berusaha mengangkat tangan kirinya yang saat ini diperban, ia meringis merasakan sakit, Yohana ikut meringis saat melihatnya.

"Sakit gitu masih bisa sombong." Cibir dokter Ambar.

"Pemulihanku ini cepat Dok..." pembelaan dan protes keluar dari bibir Nuel.

Dokter Ambar mengabaikan Nuel, ia lebih memilih untuk berbincang dengan Yohana. Dokter Ambar memberitahu pada Yohana cara merawat pasien seperti Nuel. Yohana merasa nyaman berbincang dengan dokter Ambar walaupun ia baru pertama kali bertemu.

"Kalau suami terluka karena melindungi istrinya ya itu hal yang wajar. Dan memang kewajiban seorang suami melindungi istrinya." Ucapan Dokter Ambar membuat Yohana tertunduk malu. Tapi dalam hati ia masih merasa bersalah dengan peristiwa yang mereka alami, sehingga menyebabkan tangan kiri suaminya diperban saat ini.

"Tolong rawat suami kamu dengan baik ya." Ujar Dokter Ambar sebelum mereka berdua meninggalkan ruangannya.

"Ya Dok." Jawab Yohana memberikan senyumnya.

&

&

&

"Bagaimana keadaannya?"

"Tuan Muda Nuel telah mendapatkan perawatan, tangan kirinya diperban."

Bibir itu tersenyum tapi tidak dengan matanya, sorot matanya menunjukan hal berbeda. "Bagaimana dengan yang satunya?"

"Masih menjalin hubungan."

Hening.

"Saya rasa, Tuan Muda Gideon bisa bertahan Bu."

"Aku hanya mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan buruk, yang mungkin saja bisa terjadi Nug." Raut wajahnya mencerminkan rasa lelah.

"Sebaiknya Ibu istirahat." Memberi saran. Ia beranjak menuruti nasehat sekretaris pribadinya itu.

Bersambung.

(15 Januari 2018)

# 394 – Romance

& & & & & & & & & & & & & & &

Terima kasih teman2, untuk tetap membaca Be My Wife.

Cerita ini aku tulis sesuai apa yang ada dalam fikiranku saat menghadap ke computer. Mohon teman2 maklum.

Sehat selalu teman2 semua...

Salam hangat, arohaBEBE ^_^

Be My Wife (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang