Part 21

4.5K 219 2
                                    

 Hari pernikahan Rio & Tata

Hampir Semua karyawan dan relasi bisnis Rio maupun relasi bisnis papi Rio hadir, tiba-tiba Tata berbicara di depan microphone di dampingi Rio, papi dan mami Rio.

Assalamualaikum...selamat pagi semuanya...

Waalaikumsalam...
Pagi...
Ucap tamu yang hadir di acara pernikahan tersebut.

Sebelum acara resepsi pernikahan ini di mulai ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan mengenai jati diri dan latar belakang keluarga saya.
Mungkin ini adalah pertanyaan-pertanyaan dari karyawan-karyawan dikantor suami saya, rekan-rekan bisnis suami saya, rekan-rekan bisnis ayah mertua saya dan juga keluarga suami saya.

Nama saya Mentari, umur saya 20 tahun, pendidikan terakhir saya SMU, almarhum ayah saya bernama Santoso, almarhuma ibu saya bernama Muthia, saya anak yatim piatu dan selama 18 tahun tinggal di panti Asuhan kasih ibu Jakarta Selatan.

Pekerjaan ayah saya adalah seorang pelukis jalanan, pekerjaan ibu saya adalah guru TPA. Kedua orang tua saya penderita sakit jantung, mereka berdua tinggal di panti Asuhan yang berbeda. Mereka bertemu saat sama-sama menjalani pengobatan di rumah sakit.

Kedua orang tua saya menikah saat mereka sama-sama berusia 19 tahun.1 tahun kemudian saya lahir dari buah cinta mereka berdua. 3 hari setelah saya lahir jantung ibu saya drop dan ibu saya meninggal dunia saat sedang memeluk saya dan sedang tidur dalam pelukan ayah saya.

Pada hari ke 7 setelah saya lahir, ayah saya menyerahkan saya pada panti Asuhan kasih ibu, dengan harapan akan ada pasangan yang akan mengadopsi dan mengobati sakit jantung saya. Saya juga penderita sakit jantung seperti kedua orang tua saya.

Setelah itu ayah saya langsung ke makam ibu saya, memang setiap hari ayah saya selalu datang ke makam ibu saya, waktu azan dzuhur penjaga makam menemukan ayah saya yang baru meninggal karena serangan jantung. Ayah saya meninggal sambil memeluk makam ibu saya.

Semua tamu yang hadir mendengar kisah tersebut terharu, ada juga beberapa orang yang meneteskan air mata.

Saya dan pak Satrio Darmawan sudah menikah 3 bulan yang lalu.
1 minggu setelah saya menikah saya mengalami operasi bypass jantung
dan saat ini alhamdulilah saya sudah sembuh. Kita berdua menikah bukan karena saya hamil duluan, bahkan saat ini dokter belum mengizinkan kita olahraga ranjang.

Tahun ini insya allah saya akan melanjutkan pendidikan saya di bangku kuliah, saya akan mengambil jurusan pendidikan guru. Cita-cita saya ingin menjadi seorang guru TK dan seorang pelukis.

Sebelum menikah dengan pak Satrio saya tidak pernah pacaran dengan pria manapun. Satu-satunya pria yang saya cintai sebagai lawan jenis hanya pak Satrio.

Mungkin kalian bertanya-tanya kenapa resepsi pernikahan ini sekaligus pameran lukisan saya,
karena pameran lukisan ini adalah hadiah pernikahan terindah dari suami saya.

Mungkin kalian juga bertanya-tanya kenapa pameran lukisan saya berjudul Benang Merah dan di setiap lukisan ada Benang Merah yang menari-nari indah di udara, karena Benang Merah lah yang mengikat jodoh dan takdir kita berdua. Lukisan Benang Merah adalah kisah cinta kita berdua dimulai dari pertemuan kita 13 tahun yang lalu waktu pak Satrio mengadakan ulang tahunnya yang ke 17 tahun di panti Asuhan tempat saya tinggal.

Setelah itu acara resepsi pernikahan dan pameran lukisan berlangsung dengan lancar, banyak relasi bisnis Rio dan papinya yang suka dan membeli lukisan Benang Merah, apalagi saat mereka tahu hasil penjualan lukisan itu akan digunakan untuk pengobatan anak-anak panti Asuhan yang sakit parah dan tidak ada yang mengadopsi seperti Mentari dan kedua orang tuanya dulu.

Benang Merah Tata (1-24 End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang