🍁 T U J U H B E L A S 🍁

798K 53K 4K
                                    

Bel sudah berbunyi 5 menit yang lalu. Setelah guru keluar dari kelas mereka, Arthur langsung pamit kepada temannya untuk pulang lebih dulu dengan Kinzy. Dan sekarang Arthur sudah berada didepan ruang UKS. Ia membuka sepatunya, lalu masuk ke dalam. Di dalam ruang UKS Arthur menemukan seorang siswa laki-laki yang bertugas sebagai anggota kesehatan.

"Cewek yang tangannya luka tadi kemana, Dek?" Tanya Arthur pada siswa laki laki yang berada satu tingkat dibawahnya.

Siswa itu tampak mengingat, "Yang tangannya luka, ya?" Arthur mengangguk. "Udah pulang dari tadi, Bang."

"Lo tahu dia pulang sama siapa?" 

"Tadi sama temennya yang ngantar." Jawab siswa itu.

"Oh, thanks." Setelah mendapat anggukan dari adik kelasnya itu Arthur berbalik ke arah pintu masuknya tadi dan kembali memakai sepatunya.

Arthur langsung mengeluarkan ponselnya dan menelepon Kinzy.

'Nomor yang anda tuju tidak da--'

"Ck," Arthur berdecak. 

Ia melangkahkan kakinya kearah kelas teman Kinzy. Sambil melangkah, ia terus menghubungi Kinzy dan teman-temannya satu per satu.

Panggilan akhirnya dijawab oleh Moni setelah percobaan untuk kedua kalinya. 

"Kinzy dimana?" Tanya Arthur langsung to the point.

"Gak tahu," jawab Moni malas.

"Mon, please." Ucap Arthur dengan nada memelas.

Tut Tut Tut

Moni sudah memutuskan sambungan telepon secara sepihak.

"THUR!" Arthur menoleh ketika suara bariton memanggil namanya. Itu adalah Tara.

Arthur langsung berlari menghampiri Tara "Telpon si Jinny coba, nih si Moni kaga mau ngasih tahu Kinzy dimana."

"Ck, ketahuan lah bego kalo gue mau bantu elu nyariin Kizny. Dia 'kan hobinya su'udzon mulu ke gue." Jelas Tara tahu diri.

"Ck, lo sih, ngapain juga pacaran sama orang kayak gitu. 'Kan ribet." Celetuk Arthur kesal.

"Emang lu pikir lu nikah sama orang kayak mana peler?!" Balas Tara dan langsung mendapat tabokan dari Arthur.

"Jangan kuat-kuat kampret!"

"Yaudah, ayok ke rumah Jinny. Siapa tahu si Kinzy sembunyi disitu." Tara berjalan lebih dulu.

"Yang lain mana?" Tanya Arthur.

"Gak tahu dah, gue barusan dari kamar mandi tadi." Jawab Tara.

"WOI ARTHUR, NEBENG DONG!" Arthur pura-pura gak lihat. 

"WOI ANTHUR!" Masih didengerin. "ARTHUR!" Teriak Dero tepat di telinga Arthur.

"WOI ANJIR TELINGA GUE. GUE MASIH MUDA!" Balas bentak Arthur ke Dero.

"Ya, habisnya lo dipanggil gak nyahut."

"Lo kira siapa yang mau nyahut lihat orang yang manggil elu itu lagi keringet-keringetan, dekil, item, jorok. Malu kampret." Dero hanya membalasnya sambil cengengesan.

"Nebeng dong."

"Nebeng ndasmu, ini gue lagi kalut nyari si Kinzy!"

"Emang Kinzy kemana?" Tanya Dero polos.

"Kalo gue tahu gue gak bakal sekalut ini, DEODORAAAAN." Geram Arthur. Rasanya ia ingin menjadikan Dero rendang sebagai bingkisan permintaan maaf kepada Kinzy.

Bad Boy Is A Good Papa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang