#7 - My Biggest Fear

2.3K 249 32
                                    

"Ya, Taeyong hyung. Kenapa kau sudah datang? Kau tidak lupa kan hari ini kau dapat shift siang?"

Taeyong nyengir. "Ne, aku tidak lupa. Memangnya kenapa kalau aku datang lebih pagi? Aku kan ingin bertemu denganmu lebih cepat, Sejun ah~~" Taeyong mengaitkan lengannya ke leher Sejun yang langsung menepisnya.

"Ya, hentikan itu." Sejun membereskan kemejanya yang tadi berantakan karena Taeyong.

"Hahaha. Hari ini kan aku ada jadwal menyanyi. Aku ingin mengecek panggung. Yang lain belum datang?" Taeyong celingukan mencari teman-teman se-bandnya.

"Belum ada yang datang satupun. Bahkan Seungwoo hyung pun akan datang telat hari ini. Makanya sekarang aku kerepotan sekali. Hanya ada aku dan Subin." Sejun menoleh pada Taeyong yang ternyata tidak memperhatikan omongan Sejun tadi.

Taeyong sedang terpaku memandang seseorang. Sejun yang kesal karena Taeyong tidak mendengarnya, langsung membawa baki berisi minuman dan menyenggol bahu Taeyong agar dia minggir.

"Ya, hyung minggirlah kalau tidak mau membantu, aku ingin mengantarkan ini ke meja di ujung sana."

Taeyong langsung memandang Sejun. "Apa maksudmu meja yang itu?" Taeyong menunjuk meja yang ternyata adalah meja Woori yang masih termenung setelah kepergian Yeri tadi.

"Ne!" Jawab Sejun ketus. Dia hendak mengantar pesanan Yeri itu sebelum Taeyong merebut baki itu dari tangan Sejun. "Apa yang sedang kau lakukan?"

"Aku akan membantumu, biar aku saja." Taeyong tidak menunggu jawaban Sejun dan langsung menuju meja Woori.

"Ya, apa-apaan hyung itu. Ck, sudahlah."

Sebelum Taeyong sampai di meja Woori, dia meletakkan bakinya di meja terdekatnya dan merapikan kemejanya. Setelah merasa dirinya sudah rapi, barulah dia mendatangi Woori yang memandang ke luar dengan tatapan kosong.

Taeyong berdeham, mencoba menarik perhatian Woori yang bahkan tidak menghiraukan apapun di sekelilingnya. "Nona, ini pesanan anda."

Woori masih tidak berkutik. Taeyong mencondongkan badannya, mengira Woori tidak mendengarnya. "Nona, pesanan anda.."

Barulah Woori mendengar suara Taeyong, dia menoleh tapi tidak melihat wajah Taeyong. Woori hanya mengangguk pada minuman yang dibawa Taeyong. "Taruh saja." Kata Woori datar.

Taeyong meletakkan minumannya dengan canggung. Woori masih belum menyadari kalau itu adalah Taeyong, sehingga Taeyong melakukan taktik lain agar Woori memandangnya. "Ada lagi yang kau butuhkan, nona?"

Woori menggeleng pada minumannya lagi. "Anio."

Taeyong menggigit bibirnya, lalu kembali bertanya. "Benarkah tidak ada? Apa...kau butuh sedotan?" Taeyong menyodorkan sedotan yang memang sengaja tidak dia berikan bersamaan dengan minumannya.

Woori memandang sedotan itu dan merasa aneh dengan si pelayan ini. Akhirnya Woori mendongak dan mendapati Taeyong tersenyum lebar padanya.

"Taeyong ssi?" Woori menunjuk Taeyong. "Apa yang kau lakukan di sini?" Woori memandang baki yang dipegang Taeyong. "Kau.."

"Ne, aku bekerja disini."

"Aaah...jinja yo? Kebetulan sekali." Kata Woori tersenyum.

"Kau terlihat termenung, bahkan kau tidak menyadari keberadaanku. Haha, apa kau sedang menunggu seseorang?"

"Ah, mianhae. Tadi aku memang sedang bertemu temanku. Tapi dia sekarang sudah pergi. Taeyong ssi, duduklah sebentar, apakah boleh?"

Taeyong menengok ke belakang, tepatnya ke arah Sejun yang sedang sibuk mengelap gelas-gelas di balik meja pelayan. "Kelihatannya tidak apa-apa." Taeyong langsung duduk di depan Woori. "Apa kau sudah lama disini?"

Someday [Jaehyun NCT + OC] ✔ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang