[79]

208 19 8
                                    

        

Celaka!

Tertutupnya jalan kembali hanya berarti satu hal. Kamu dan dua pria di belakangmu wajib menemukan jalan lain untuk keluar dari tempat ini, setelah kalian menemukan dokumen vital tentang proyek Nottingham.

Setelah beberapa detik tertegun, beberapa detik berikutnya hanya bisa diam, dan kemudian berjalan dengan tatapan kosong, kalian menyadari bahwa masalah baru pun muncul.

Kalian sudah membunuh Kirkin, orang satu-satunya yang mungkin tahu jalan di tempat ini.

Kalian tak tahu di mana dokumen itu berada. Di sini, tak mungkin ada yang bisa kalian tanyai. Tidak ada pula informasi yang sesekali mencelat dari tembok atau tergambar sendiri, seperti di fasilitas Veritaject. Kalian bergantian menengok kanan dan kiri, tanpa hasil yang bermakna. Sesempatnya, kamu menelisik wajah Archer. Tidak tampak penyesalan sama sekali bahwa ia telah membuang kompas kalian.

Tahu ia diamati olehmu, Archer menyorotkan lampu senter ke arahmu, yang lantas berpura-pura mengamati sebuah tembok kosong, "Heh? Kenapa lihat-lihat aku? Tidak ada Kirkin ya bagus. Tidak perlu piara serigala dalam selimut."

"Setidaknya kamu biarkan dia menunjukkan jalan dulu, baru tusuk dia."

"No way. Nanti malah aku yang dibunuh. Belum tentu juga dia mau menunjukkan jalan yang benar. By the way ya, kalau kamu tidak sebut Galea, mungkin tadi dia masih selamat," sahut Archer. Tanpa komando, kalian bertiga belok ke kiri, ke lorong yang lebih besar dan penerangannya lebih menyilaukan. "Ah, tapi sama saja. Tidak menyebut Galea berarti memelihara monster dalam selimut."

"Setidaknya kita tahu Kirkin berpihak ke mana, sekarang," bela Deev. Sentermu kaumatikan, kausimpan ke dalam ransel. Melihatmu, Archer segera mengikuti. Penyinaran di lorong lebar itu sudah cukup untuk kalian. Dinding lorong yang tadinya berelief kini semakin polos. Hanya tampak beberapa ornamen.

Kabar baik. Beberapa kertas tampak melekat di tembok. Tak perlu kaupanggil, dua rekanmu juga sudah melihatnya. Gambar tanaman yang dibuat serabutan; tanpa renjana dan ekspresi artistik. Kamu sebal melihat gambar-gambar cakar ayam seperti itu. Ada yang bermaksud menggambar pohon efbiai. Ada juga penjelasan struktur pelepah siaie, tetapi tidak kamu ambil (karena tidak informatif). Kamu berkeliling, mencari informasi yang mungkin berguna buatmu.

Ketemu.

Ada sebaris tembok yang memperlihatkan dua salinan spesifikasi formula Veritaject. Yang satu bernomor 3824 dan ditulis dengan tinta merah, yang satu lagi bernomor 1406 dan ditulis dengan tinta hitam. "Cuma ada ini? Beneran tidak ada yang baru?" seloroh Deev kecewa. Entah apa yang mendorongmu, kautarik dua lembar kertas itu, dan dua-duanya kaujejalkan ke saku. Tak peduli apa kata Kirkin tadi, bahwa tidak ada formula yang benar. Firasatmu, sesuatu yang mengerikan akan segera datang. Dari salah satu penjuru yang tak akan kalian sangka-sangka.

"Percuma kauambil itu. Kirkin sudah bilang," ujar Deev lagi. Ia selalu bisa mengintip apa yang kamu lakukan. Kamu curiga ia punya satelit sendiri, atau punya mata ketiga di belakang kepala.

"Kamu masih percaya kata-kata Kirkin? Setelah kamu tahu dia ada di pihak yang mau meringkus kita? Kamu tahu...."

"Jadi? Menurutmu salah satu dari dua formula ini adalah formula asli?"

Kamu mengangkat bahu dan menggeleng, "Masalahnya, aku juga tidak yakin."

"Yang pasti tulisannya harus merah. Ditulis pakai darah, langsung dari selangnya."

"Yep. Formula itu harus berasal dari darah, ditulis dengan darah, untuk darah. Sesimpel itu," timpal Deev lagi. Sepertinya ia sangat kepanasan untuk tidak berkata-kata.

Conundrum AproposTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang