4. Jadian 🌐

710 54 17
                                    

Kamu yang aku butuhkan untuk jadi teman hidupku.

🌿🌿🌿🌿

Baru Dirga menggigit brownis coklat yang Clara buat, tetapi Dirga malah terdiam dan terigat akan seseorang yang sangat dia sayangi yang telah pergi meninggalkannya yaitu neneknya. Rasa brownis yang sama seperti brownis yang buatkan oleh neneknya, tanpa sadar sebuah cairan bening jatuh di mata Dirga.

Dirga tertunduk mengelap matanya yang berair, Clara bingung dengan sikap Dirga.

"Dir lo kenapa? " tanya Clara khawatir akan kelakuan Dirga, Clara menguncang guncangkan tubuh Dirga.

Dirga diam, air matanya malah semakin deras. Dia menghapusnya dengan cepat, Dirga takut di cap sebagai orang cemen oleh Clara karena menangis di hadapannya.

"Dir lo kok nangis? " tanya Clara semakin khawatir dengan Dirga.

Dirga masih menunduk dengan air mata yang terus mengalir, Clara berpikir sebegitu buruknya rasa brownis buatannya sampai Dirga menangis atau Dirga terharu karena brownis buatan Clara sangat lezat.

Bibir Clara tertutup rapat, dia sebernarnya ingin bertanya tetapi ini bukan waktu yang tepat. Dirga masih menangis, Clara akan di marahi jika bertanya terus. Dia mencoba memahami perasaan yang Dirga rasakan, meskipun Clara bingung dia tetap diam dan terus mengusap punggung Dirga.

Clara mengeluarkan sapu tangan berwarna pink yang selalu dia bawa kemana saja, "Dir nih sapu tangan gue buat ngusap air mata lo! " kata Clara dengan kaku.

Dirga mengangkat kepalanya, Dia menatap wajah Clara yang begitu manis. Seketika senyumannya mengambang, mata Dirga menatap sapu tangan pink itu dengan datar karena Dirga tidak menyukai sapu tangan terutama berwarna pinky.

Dirga meraih tangan Clara, tetapi bukan sapu tangan yang Dirga raih melainkan tangan Clara. Dirga menarik Clara kedalam dekapannya yang begitu erat dan hangat, Clara terdiam dia begitu bingung dengan apa yang Dirga lakukan. Pikiran dan hati Clara tidak sejalan, pikirannya ingin dia lepas dari Dirga tapi hati dan tubuhnya tak menginginkan ini.

"Dirga? " cicit Clara mengigit bibir mungilnya.

Anjir jantung gue kenapa harus deg degan segala. -batin Dirga.

Dirga meluk gue? Aishh ini kenapa jantung gue deg degan gimana kalo Dirga denger malu, kyaaa gue jantungan - batin Clara.

Dirga melepaskan pelukannya, dia terdiam saat melihat wajah Clara yang begitu memerah. Dirga menutup matanya, dia bertindak salah.

Tanpa berbicara apapun Dirga meninggalkan Clara, dia berjalan keluar dengan tergesa-gesa. Dirga kembali memegang dadanya yang tengah berdegup kencang, "Jatung gue! "

"Kenapa sih gue harus meluk dia? "

"Shit! "

Dirga berlari menuju rooftop, dia tidak bisa berdiam di sini terlalu lama dia takut bertemu Clara. Dirga belum siap menerima amarah Clara, "ceroboh! "

🌿🌿🌿🌿🌿🌿

Clara berjalan di koridor kelas dengan senyuman yang tak lepas dari bibirnya, alasannya simple karena telah dipeluk oleh Dirga si es batu. Untung saja koridor kelas sudah sepi karena bel sudah berbunyi sedari tadi, jika tidak mungkin banyak yang menganggap Clara gila.

Clara sudah berdiri di depan kelasnya, dia mengerutkan dahinya karena kelasnya begitu ribut tak seperti kelas lain yang senyap.

Ide menjahili teman temannya terlintas di pikiran Clara.

(✔) Save Me Please!! Where stories live. Discover now